𝐁𝐚𝐛 𝟏𝟔. 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐦

27 4 0
                                    


"Lu pernah ngerasain dit? " ulang zaki

"Kagak lah ya kali! " ucap Adit ngegas

"Trus tadi lu bilang pernah, pernah apa? " sudut yazil

"....

Fadil terus memperhatikan Adit dan sedikit tersenyum melihat Adit yang gelagapan menjawab pertanyaan dari yang lain nya.

" mungkin maksud nya ketusuk jarum... " Fadil angkat bicara

"Iya,....itu ketusuk jarum sakit anjir lu pada nggak pernah rasain apa? " sambung Adit lansung

"Lah tadi pas kita tanya ulang lu bilang kagak, " tambah yazil

"Alah... Lupain a capek gw ngomong " Adit memilih mengakhiri perdebatan itu

"Elah nggak asik " gerutu yang lain nya.

Fadil kembali melihat Adit yang menatap nya kesal, Fadil menaikan alis nya seolah bertanya 'ada apa? ' dengan wajah polos nya, tapi Adit kembali mengalihkan pandangan nya.

Kesal, kalau bukan gara gara wajah Fadil yang seolah mengejek nya dia tak akan keceplosan.

Malam berlalu dengan tenang, waktu sekarang menunjukkan jam 01.22 sekarang sudah sunyi,hanya suara dari beberapa remaja yang masih setia duduk di tempat tertentu yang penuh canda dan tawa tanpa memikirkan masalah mereka.

"Haahhh.... Ngantuk gw, weh balik yok " ajak Adit pada teman temannya

"Bentar lah masih belum ini " ucap yazil

" udah jam berapa ini besok sekolah " ucap Adit

" yaudah berang gw aja gw juga mau cabut " Fadil berdiri

" nggak asik lu ber dua " komentar rafif

"Ssyyyuuuut wewe gombel nggak di ajak " balas Adit dan ikut berdiri

Fadil berlalu duluan di ikuti oleh Adit di belakang, perasaan nya kurang enak dengan semua ini

"Dit " panggil Fadil lalu berhenti dan melihat ke arah Adit

Adit menatap fadil yang ada di depan nya

"Besok pulang bareng yok " ajak Fadil

"Hm? " Adit menatap Fadil binggung

"Kenapa tiba tiba? " tanya Adit "lagian gw bisa pulang sendiri "

"Pokok nya besok pagi gw jemput dan lu harus pulang bareng gw " Fadil bicara dengan nada dingin

"Dih maksa " sewot Adit

"Nurut atau gw cium lo disini "

"Heh! Jan macem macem lu " gluk Adit menelan ludah nya

Fadil mendekat ke Adit

"Oke oke iya iya gw nurut " Adit memilih untuk menurut sebelum Fadil benar-benar mencium nya masih ada yg lain di sana lagipula Fadil kan orang nya nekat.

Fadil tersenyum, seharusnya Adit menolak agar ia bisa menikmati bibir manis itu lagi.

Adit mengalihkan pandangan nya, kenapa wajah nya selalu memanas saat melihat Fadil tersenyum?

"Dah yok pulang " Fadil menarik tangan Adit lembut untuk berjalan ke motor nya

"Kunci motor lu di? " tanya Fadil

"Sama eko... Astaga " kenapa ia bisa lupa?

"Udah biarin biar gw anter ke kos " Fadil menghalangi Adit untuk kembali ke tempat yang lain .

Fadil naik ke motor dan melihat Adit "ayok, lama lama ntar di luar udah jam segini hantu sering gentayangan loh "

"Nggak takut nggak peduli juga " jawab Adit

ᴋᴇʟᴜᴀʀɢᴀ ᴋᴇᴄɪʟ ᴅɪ ᴋᴏsᴀɴ (bl) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang