Chapter 1 ✅

213 17 30
                                    

Hari itu, Wu Xie duduk di ruang makan besar keluarga Wu, tangannya menggenggam cangkir teh yang terasa terlalu besar untuk ukuran tubuh kecilnya. Ia mendengarkan dengan penuh rasa ingin tahu saat Paman Ketiganya, Wu Sanxing, berbincang serius dengan anggota timnya.

Suara mereka pelan, hanya terdengar sedikit bisikan, namun cukup untuk memancing keingintahuannya. Wu Xie merasa ada sesuatu yang penting dibahas di meja itu.

"San-shu, kalian membicarakan apa?" tanya Wu Xie dengan nada polos namun penuh harapan.

Wu Sanxing menoleh sekilas, lalu menggeleng pelan. "Ini bukan urusanmu, Xiao Xie. Ini untuk orang dewasa."

Wu Xie mengerutkan kening. "Tapi aku sudah sepuluh tahun, San-shu. Aku bisa mengerti! Lagipula, aku pewaris keluarga Wu. Harusnya aku tahu apa yang kalian rencanakan."

Salah satu anggota tim tersenyum mendengar keberanian Wu Xie. "Anak ini memang pewaris sejati," ujarnya setengah bercanda.

"Lihat, bahkan dari kecil sudah mau ikut campur dalam urusan penting."

Mereka tertawa sambil memperhatikan Wu Xie yang melotot pada Wu Sanxing.

Wu Sanxing tersenyum tipis, tapi ia kembali serius. "Xiao Xie, ini bukan soal umur. Kau belum siap untuk dunia yang sedang kami hadapi."

"Tapi aku bisa belajar, San-shu!" Wu Xie tidak mau menyerah.

"Aku sudah membaca banyak buku di perpustakaan. Aku tahu tentang ekspedisi dan sejarah keluarga kita!"

Wu Sanxing menatap keponakannya sejenak, menilai keteguhan hati di balik mata muda itu. "Buku tidak akan menyiapkanmu untuk apa yang ada di luar sana. Apa yang kami bicarakan melibatkan bahaya nyata, bukan sekadar teori atau cerita di kertas."

Wu Xie menggigit bibir, merasa frustasi. "Kenapa kalian selalu menganggapku anak kecil? Aku bisa membantu! Aku ingin tahu apa yang kalian sembunyikan."

Paman Ketiga meletakkan cangkir tehnya dengan pelan, menatap Wu Xie dengan serius. "Kami tidak menyembunyikan apa-apa darimu, Xiao Xie. Kami hanya mencoba melindungimu. Kau terlalu muda untuk terlibat."

"Berapa umurku harus untuk dianggap siap?" Wu Xie mendesak.

"Kalau aku terus dibiarkan seperti ini, kapan aku bisa belajar?" Lanjutnya sebakl dengan pipi menggembung lucu.

Wu Sanxing mendesah panjang. "Saat kau sudah siap bukan hanya secara fisik, tapi juga mental. Dunia di luar sana tidak bisa dipelajari dari sini. Itu sesuatu yang harus kau hadapi dengan pengalaman, bukan hanya pengetahuan."

Wu Xie tidak puas dengan jawaban itu. "Tapi kapan itu? Kapan kalian akan mengizinkanku ikut?"

Salah satu anggota tim, seorang pria dengan wajah penuh garis keras, menyela dengan suara berat. "Wu Xie, kau masih muda. Nikmati masa kecilmu selagi bisa. Dunia yang kami hadapi tidak semenyenangkan yang kau kira."

"Tapi aku tidak mau hanya menunggu!" Wu Xie memotong cepat.

"Aku ingin berbuat sesuatu, aku ingin membuktikan bahwa aku bisa."

Wu Sanxing menatapnya dalam-dalam, lalu tersenyum tipis.

"Keberanianmu itu bagus, Xiao Xie. Tapi jangan terburu-buru. Suatu hari kau akan mengerti kenapa kami menahanmu sekarang."

Wu Xie mengepalkan tangannya. Dia tahu tidak ada gunanya berdebat lebih lama.

"Baiklah," katanya akhirnya, dengan suara yang lebih datar.

"Tapi aku akan membuktikan kalau aku bisa melakukan ini, San-shu. Suatu hari nanti."

Wu Sanxing hanya mengangguk pelan. "Kami tunggu hari itu datang, Xiao Xie. Tapi untuk sekarang, nikmati masa kecilmu. Sana pergilah main tapi jangan terlalu lama"

Di Bawah Kutukan MakamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang