Happy Reading.
•••
Alarick menarik nafasnya pelan dan menatap lurus ke depan dengan tatapan datarnya, dia menaikkan satu kakinya di atas paha dengan tangannya yang memegang segelas wine. Alarick terkekeh pelan dengan gelengan pelan.
"Sial!"umpat Alarick.
Alarick berdiri dari duduk dan berjalan keluar dari pavilionnya dengan tangannya yang membuang gelas kosong. Dia menarik nafasnya kasar dengan tatapan datarnya yang menatap ke depan.
Alarick menaiki motor sportnya dan menjalankannya keluar dari area pavilionnya dengan wajah datarnya yang tertutupi helm full face hitam. Alarick melajukan motor sportnya itu dengan pandangan datar. Dia semakin melajukan motor sportnya di jalanan dengan helahan nafas kasar yang keluar dari mulutnya.
"Lo tau, La, gue bisa lakuin banyak hal buat dapetin lo. Kaya bikin lo benci ke Regza,"gumam Alarick terkekeh pelan. "Tapi yang gue takutin cuma 1, lo juga benci gue nantinya."
Alarick menggeleng pelan sambil menatap ke depan dengan tatapan datar, dia menarik nafasnya pelan dan tersenyum sinis saat menatap ke depan.
"Tapi kebalikannya, gue yang bikin Regza benci lo, La. Gue nggak peduli sama larangan Jhovan,"kata Alarick.
Alarick terkekeh pelan, dia menatap jalanan sepi sambil menggeleng pelan. Cowok itu semakin melajukan motor sportnya di jalanan dengan pandangan datarnya yang menatap ke depan. Alarick menarik nafasnya pelan sambil menggeleng singkat.
"Cowok lo nggak mungkin bisa nunggu lo selama itu, Sayang. Mungkin dia akan berpaling dari lo,"sambung Alarick.
Alarick memutar stir motor sportnya dengan kecepatan motor sportnya yang semakin melaju kencang. Dia menarik nafasnya dengan kasar sambil terkekeh sinis.
Motor sport Alarick berhenti di depan markas Grivlions, dia segera turun dari motor sportnya dan berjalan masuk ke dalam markas dengan pandangan datarnya yang menatap ke depan. Alarick mendudukkan tubuhnya di samping Regza dengan tangannya yang menepuk pelan bahu Regza.
"Kenapa lo? Ngamuk lagi?"tanya Alarick malas.
Alarick memutar bola matanya malas menatap Regza yang ada di sampingnya, cowok itu melirik sekilas Jhovan dengan pandangan datar.
"Kenapa dia?"tanya Alarick.
"Biasa. Regza emosi waktu balapan,"balas Jhovan.
"Kebiasaan dia, jangan kaget,"ucap Alarick terkekeh pelan.
Jhovan menggeleng pelan mendengarkan itu, dia melirik Regza sekilas dengan tangannya yang memberikan rokok Marlboro di depan Regza.
"Terlalu temprament,"cibir Alarick.
"Bacot anjing!"bentak Regza.
"Sheila nyesel nanti kalau dia punya cowok emosian kaya lo,"sinis Alarick.
"Jangan bikin Regza makin emosi, Al!"tegur Jhovan malas.
"Bacot! Dia emang emosian,"sinis Alarick.
"Jangan memperkeruh, Al,"ujar Jhovan malas.
Alarick mengangkat bahunya acuh tidak peduli dengan ucapan Jhovan. Cowok itu berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari markas dengan pandangan datarnya yang menatap ke depan.
Alarick menaiki motor sportnya dan menjalankan motor sportnya pergi meninggalkan markas Grivlions dengan wajah datarnya yang tertutupi helm full face hitam. Alarick melajukan motor sportnya dengan kecepatan tinggi tanpa memperdulikan hawa dingin menembus kulitnya.
Alarick memutar stir motor sportnya dan semakin melajukan motor sportnya di jalanan, dia menyipitkan matanya menatap ke depan. Alarick menarik nafasnya kasar dan menghentikan motor sportnya di pinggir jalan.

YOU ARE READING
KETERTARIKAN ALARICK
Teen FictionAlarick Gheezave Elxeriz, si kejam dan si kasar di Grivlions. Cowok yang memiliki kertertarikan sendiri pada kekasih sahabatnya. Cowok yang sedikit emosi, kala Sheila pergi keluar negeri tanpa memberitahukan mereka berempat. Tapi, sedikit ketertarik...