Hilya menggigit bibir bawahnya sampai merah. Tentu saja kegiatan ini membuat Isha geram sendiri, tetapi begitulah Hilya kalau sedang gugup setengah mati. Tidak ada yang lebih mendebarkan daripada sebuah info pengumuman.
"Belum ada infonya juga?" tanya Mayang membawa sepiring buah mangga segar, baru dipotong.
Hilya melenguh panjang.
"Belum, Bu," jawab Isha mencomot mangga di atas meja ruang tengah.
Malam ini, mereka tengah menyaksikan siaran acara komedi keluarga kesayangan mereka. Ayah ada perkumpulan RT, untuk pergantian RT sebentar lagi. Ada kemungkinan nama Firman tercantum sebagai calon tahun ini. Kemudian ada Hilya yang begitu gugup untuk menerima pengumuman dari casting yang dia ikuti beberapa waktu lalu.
Film animasi yang diangkat dari komik webtoon karya ternama penulis Indonesia. Nantinya film animasi ini menjadi film animasi pertama di Indonesia yang menggabungkan antara animasi dengan aktor nyata. Hilya sungguh mengikuti webtoonya sejak awal diterbitkan, keuntungan besar kalau dia bisa terpilih menjadi pengisi suara salah satu karakternya.
Tetapi bukan cuma itu yang menjadi pilihan Hilya dalam memilih film ini sebagai salah satu debut dirinya sebagai dubber di skala lebih besar. Itu karena Kamal yang menjadi sutradaranya.
"Aaaaaaa!"
Isha dan Mayang berjengit mendengar teriakan frustasi dari Hilya. Itulah kekurangan perempuan ini, kalau gugup atau stres, pelariannya adalah berteriak.
"Bu, kok belum ada info ya?"
"Belum rezekinya, Nak." Mayang mengucapkan itu dengan tulus sepenuh hati, tetapi di telinga Hilya terasa tidak ikhlas sama sekali.
Wajahnya langsung murung.
Isha memahami, dia merangkul bahu Hilya dengan lembut. "Tenang, Ya, gue yakin websitenya lagi eror atau lo secara pribadi yang akan ditelepon sama tim produksinya. Kita semua tahu kualitas lo kayak apa, sepak terjang lo jadi dubber juga bukan setahun dua tahun. Dari SMA lo udah jadi narator banyak kegiatan. Bahkan lo terpilih jadi pengisi suara di acara wisuda. Lo pasti lolos, percaya sama gue."
Hilya dapat sedikit menarik napas lega. Dia mengangguk pada Isha yang terus mengusap bahunya. Mayang memperhatikan itu sejak tadi, tersenyum senang. Meski mereka berdua tidak dilahirkan dari rahim yang sama, tetapi dua saudara memang tidak akan bisa dipisahkan.
"Lo nggak mau mangga?"
"Nggak deh. Gue mau yoghurt aja. Masih ada'kan, Bu?"
"Masih di kulkas. Sisain satu buat Ayah."
Hilya bangun dari duduknya, membuka kulkas dan mencari di mana yoghurt yang disimpan Ibu. Rasa blueberry, kesukaanya. Ada satu, sebotol kecil. Hilya membuka dengan mulut selagi tangannya asyik membuka aplikasi percakapan. Memilah chat mana yang harus dia balas ketika satu buah pesan masuk tiba-tiba.
Hilya menjatuhkan botol yoghurtnya.
"IBU!! ISHA!! AKU LOLOS CASTING!!"
■■■
Di antara semua nama besar, bahkan ada artis ternama di sana, Hilya serasa kecil sendiri. Sudah mana dia bertubuh mungil, hanya 164 cm, rekan kerjanya sekarang besar semua. Hilya bisa lihat beberapa orang senior yang sudah begitu ahli di dunia animasi ini. Dada Hilya berdebar tak karuan.
Hari ini pertemuan pertama bagi seluruh pengisi suara dengan tim produksi, sutradara, hingga penulis webtoon aslinya. Hilya tidak sabar, dia bertemu banyak idolanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaleidoskop
Fanfiction[Romance, AU 15+] 《UPDATE SETIAP KAMIS》 Hilya yang kehidupannya sudah berwarna tetap menginginkan ada kekasih di hari-harinya. Hilya bertekad dia akan segera menikah walau tahun ini dia baru genap 25 tahun. Kemudian, Ayah memberitahu kalau rumah kos...