____
__
__
____
SENYUM terkembang di wajah Mingyu ketika rasa yang diinginkan berhasil di beberapa menu masakan. Pagi-pagi buta, berbekalkan membuka resep dari Google, dosen muda itu sibuk di dapur. Saking niatnya sampai mencari inspirasi foto dari Pinterest dengan keyword; bento lucu.Apalagi kalau bukan untuk diberikan pada Wonwoo. Beruntung dia memiliki teman seorang ahli gizi di Amerika sana, sehingga banyak yang dikonsultasikan. Sebisa mungkin menghindari bahan makanan yang memicu alergi Wonwoo. Mingyu menaruh hidup matinya dalam program bekal penuh cinta. Berharap Wonwoo suka, namun yang paling utama Mingyu ingin laki-laki itu naik berat badan karena terakhir kali bertemu, hatinya sakit mengingat sekurus apa tubuh yang rapuh itu.
Bisa Mingyu bayangkan neraka jenis apa yang dilalui laki-laki manis itu selama sepuluh tahun. Kali ini biar menjadi gilirannya menebus waktu yang terlewati tanpa peran Mingyu di dalamnya. Meski jauh dari kata sempurna dan masih terlalu awal untuk dikatakan berhasil, Mingyu berharap dari hal kecil ini bisa memperbaiki hubungan mereka yang tidak baik-baik saja.
Semoga saja, karena entah dengan cara apalagi dia meminta ampunan dan diberi kesempatan memperbaiki kesalahan masa lalu. Jika belum ada kata maaf, setidaknya usaha Mingyu bisa menyembuhkan hati laki-laki itu. Biar secara perlahan dan tanpa paksaan tangan Wonwoo terbuka untuk menyambutnya.
Sial, belum apa-apa Mingyu tak bisa berhenti tersenyum. Belum pernah dia sesemangat dan semenikmati ini melakukan sesuatu untuk seseorang. Membayangkan wajah manis Wonwoo lahap kala menyantap makanan, pipi putih yang kenyal itu berubah menjadi mochi, bersama bibir merah muda yang kesusahan berbicara karena sibuk mengunyah. Sial, sial, sial, Wonwoo terlalu cantik dalam imajinasi liarnya.
Betapa bodoh Mingyu baru menyadari sosok laki-laki berkacamata sepenting itu untuk hidupnya. Memang yang namanya hidup, penyesalan akan datang jika kita menyia-nyiakan kesempatan. Mingyu paham karma yang kini menyerangnya, semua itu buah dari kebodohannya.
“Nak? Tumben banget pagi-pagi udah masak. Mau buat bekal ya? Atau sengaja mau ngasih Jennie?”
“Nggak, Ma. River bikin buat temen. Mama mau bawa yang dihias juga bekalnya?”
“Boleh kalau masih ada sisa. Mama kira kamu sengaja bikin buat Jennie. Pasti dia seneng banget dibuatin bekal spesial sama calon suami.”
“Ma, kayaknya River mau batalin pernikahan.”
“Loh, kenapa sayang? Kok tiba-tiba? Bukannya kalian udah siapin semuanya?”
Mingyu menggeleng, tak berani menatap kedua bola mata sang Mama yang menatap dengan keterkejutan.
“Sejak awal perjodohan dicetuskan, pendapat River gak pernah didengar kalau River belum siap menikah, Ma. Oke jika ini permintaan Papa, tapi River cuma mau menikah dengan orang yang River cinta, bukan karena paksaan dan kesepakatan keluarga. Lagi pula Bang Rowoon belum menikah, kenapa River harus melangkahi Abang?”
KAMU SEDANG MEMBACA
drowning
FanfictionPerang belum usai dalam hidup Wonwoo Rimba Jati. Luka yang dipikul sedalam samudera, tak ada satu orang pun berani menyelami. Bahkan mungkin berakhir tenggelam dan mati--sama seperti dirinya kini. Tapi ada satu kebaikan yang Tuhan sisakan untuknya...