_____
__
__
_____02 Agustus 2013
Langit mendung di pagi hari tak menyurutkan semangat Mingyu menyambut mata pelajaran favoritnya; olahraga. Siapa pun yang mengatur jadwal hari Rabu pagi mengenakan seragam olahraga dari rumah adalah orang paling berjasa di dunia. Pasalnya, Mingyu merasa ketampanan menanjak drastis melampaui angka 100 saat mengenakan kaus olahraga alih-alih seragam SMA.
Sebelum berangkat dia menghabiskan waktu cukup lama dengan berkaca. Memuji kegagahan yang menguar gara-gara setelan seragam itu. Rasanya tubuh Mingyu tidak pernah sebagus ini di hari-hari biasanya. Tiba-tiba saja otot hasil work out tipis-tipis di rumah seolah ingin dinotis dunia, sedikit menyembul di bagian dada dan lengannya.
Mungkin karena faktor mendapat seragam yang ukurannya lebih kecil atau pertumbuhan selama tiga tahun terlalu pesat, masa pendidikan di SMA belum selesai tapi tubuh Mingyu jauh lebih bongsor dari remaja seusianya. Yang jelas faktor lain membuat senyum tak mau surut sepanjang berjalan kaki dari rumah ke sekolah adalah jadwal olahraga bersama kelas Wonwoo. Berterima kasih pada gurunya yang memegang beberapa kelas, suatu keajaiban dari kelas IPS hanya kelas Wonwoo yang dijadwalkan bersama dengan kelas Mingyu.
Membuatnya semakin semangat karena bisa melihat laki-laki manis itu. Mungkin akan keren jika dia flexing kemampuannya dalam berbagai cabang olahraga. Voli? Jangan ditanya, posisi Mingyu all rounder tapi dia terkenal dengan serve ace. Begitu pun di sepak bola, Mingyu adalah penyerang paling aktif karena kecerdasannya dalam berstrategi maupun menguasai bola. Lari? Mingyu dijuluki manusia tanpa paru-paru, karena meski badannya bongsor tapi larinya sekejap mata. Basket? Urusan defense dan three point kelebihannya. Apa lagi ya? Pokoknya Mingyu terlalu bersinar dan sering mendapat nilai A di kelas olahraga.
Tak jarang dia sering mewakili perlombaan antar sekolah, terakhir kali menyabet medali emas di cabang renang tingkat provinsi. Tapi Mingyu tidak mendalami karena sibuk belajar. Memilih seimbang antara akademik maupun non akademik mengingat tahun terakhirnya di SMA harus mencetak nilai terbaik agar bisa lolos ke perguruan tinggi bergengsi.
Semakin dipikirkan Mingyu tak sabar memulai hari ini. Semoga dewi fortuna bersamanya, memberikan keberuntungan berupa habiskan jam olahraga bersama Wonwoo. Oh, betapa indahnya dunia. Saking indahnya Mingyu lupa hal apes bisa terjadi kapan saja, seperti kejatuhan benda dari langit, lebih tepatnya kejatuhan tas entah milik siapa dari atas pohon mangga.
Duk.
"Hei? Hati-hati dong—JATI??? Ngapain kamu ada di atas pohon?"
"Oh, River? Sori, sori, gak kelihatan."
Dalam sekejap, rasa antusias berganti panik melihat Wonwoo di ketinggian bergerak ragu. Kakinya mencari pijakan cabang pohon yang kokoh, berniat turun tanpa alat bantu. Tidak pernah terbayang laki-laki berkacamata itu akan bertindak nekat sampai berhasil mengobrak-abrik kecemasan Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
drowning
FanfictionPerang belum usai dalam hidup Wonwoo Rimba Jati. Luka yang dipikul sedalam samudera, tak ada satu orang pun berani menyelami. Bahkan mungkin berakhir tenggelam dan mati--sama seperti dirinya kini. Tapi ada satu kebaikan yang Tuhan sisakan untuknya...