13. Bersemi kembali?

1K 51 4
                                    

"Apakah namamu yang selalu ku langitkan di dalam doaku tidak bisa merebutmu dari laki-laki yang sudah menjadi masalalumu?"

Muhammad Zaki Athaillah Ar-rayyan—

"Maaf, mungkin caramu merayu takdirku tidak sebanding dengan doa yang ku langitkan untuk orang lain, sehingga doamu untuk meluluhkanku telah kalah."

Khaleysia Fara Mahfuzah—

Sedari tadi Zaki mondar-mandir menunggu kedatangan teman-temannya yang sudah dia suruh untuk ke rumah sekarang, guna meminta tolong menjaga Fara saat besok dia pergi bertugas.

Perasannya tak karuan dan rasanya tak ingin meninggalkan istrinya sendirian mengingat masalalu Fara telah kembali, namun bagaimanapun dia harus tetap bersifat profesional.

"Assalamualaikum." Terdengar sebuah teriakan dari luar, yang dia yakini itu pasti mereka sudah datang.

Segera Zaki membuka pintu dan keluar. "Waalaikumsalam. Akhirnya kalian datang juga, lama banget sih," cibirnya.

Anak Al Ghozi mulai turun dari motor sport mereka lalu berjalan masuk rumah. "Telat sejam doang, Zak. Itu tadi ada drama Fikri bujuk emaknya karena dia ngabasin LPG buat bikin konten masak," jawab Raka melirik ke arah Fikri.

"Sialan lo, bisa jaga martabat gue ga!" Dia terlihat kesal.

Ucapan itu pun mengundang gelak tawa mereka semua, lalu Zaki mempersilahkan masuk ke dalam. Satu persatu dari mereka duduk di sofa ruang tamu yang cukup luas.

"Ada apa lo nyuruh kita kesini? Udah kayak mau rapat preseden aja." tanya Irfan bingung.

"Gue mau minta tolong sama kalian."

"Tolong jagain istri gue selama delapan hari, ya, besok gue harus ngisi seminar terus lusa langsung terbang ke Surabaya sama Hafidz, ada tugas dari Abah."

"Bentar, maksud lo jagain yang model gimana nih?" tanya Arav yang masih belum paham.

"Ya jagain doang lah, Rav. Tolong antar jemput Fara dan pastikan dia sampai rumah dan kampus dengan selamat, kalo ada orang asing deketin dia kabarin gue, soalnya mantan pacarnya dateng lagi, yang terakhir mata-matain Fara kemanapun Fara pergi."

Tentu saja penuturan Zaki itu membuat yang lain menganga, itu sudah melebihi tugas kerajaan.

"Lo mau kita jadi panglima buat tuan putri lo?" Ervin tak habis pilkir.

"Kalo gue udah pulang gue isiin dompet kalian sampe penuh." Tawar Zaki yang pasti sangat menggiurkan.

"Nahh, kenapa nggak dari tadi aja sih." Kini wajah Ervin berubah.

"Minta tolongnya?"

"Isi dompetnya."

Sontak Zaki menghembuskan napas gusar, tapi juga merasa lega sekarang dia bisa menjalankan tugas dengan tenang, walau pasti tidak akan bisa setenang itu.

"Sekarang kalian jagain rumah jangan kemana-mana, gue mau jemput ya habibati dulu," ujar Zaki yang sengaja memanasi mereka semua.

"Halah si paling ya habibati, dulu aja di tolak Fara nangis sampe Tante Dira babby blus," cibir Raka yang merasa jengah.

"Ki mincintiimi tik sumpirnikin ibidihki..."

"Ki inigrih tirindih dirinyii..."

Sebelum Zaki pergi mereka semua menyanyikan lagu kebanggaannya bersama Fara dengan vokal I secara kompak.

TAKDIR RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang