Part 1

311 28 0
                                    

Haiii~

Welcome to another of my wattpad story. I hope you enjoy reading it.

Mari kita mulai, Let's go!

._.


Tok... Tok... Tok...

"Heeseung Hyung, cepatlah keluar. Kau harus mengisi perutmu yang kosong itu" Teriak Jay sambil terus mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya.

Tidak ada sahutan dari dalam.

Jay menghembuskan nafas dengan berat. Sedari pagi tadi Heeseung sudah mengunci dirinya di kamar sampai sekarang. Waktu sudah semakin malam dan Heeseung tak sedikitpun beranjak dari duduknya. Menerawang jauh melewati jendela kaca dikamarnya.

"Kenapa tidak ada yang mempercayaiku?" Gumamnya.

Tok... Tok... Tok...

Kembali terdengar bunyi ketukan dari pintu kamarnya. Entah sudah berapa kali adiknya melakukan itu.

"Apa Hyung tidak lapar? Aku sudah membawakan makanan untukmu" Ucap Jay yang tengah berdiri di depan pintu kamar.

Pria yang masih duduk termenung itu enggan menjawab. Lebih memilih diam sambil terus memandangi langit yang tampak suram.

"Baiklah. Jika aku percaya padamu, apa kau akan membukakan pintu untukku, Hyung?"

Mendengar itu Heeseung hamper saja beranjak dari tempatnya, namun ia urungkan kembali setelah berpikir bahwa itu hanya sekedar iming-iming dari Jay agar ia keluar dari kamar.

"Heeseung Hyung, tolong buka pintunya. Ku mohon"

Heesung masih belum bergerak sedikit pun. Namun hatinya merasa tidak tega membuat adiknya terus saja memohon-mohon. Akhirnya dengan langkah terseret, pria itu membukakan pintu untuk Jay.

"Aku pikir Hyung sudah mati karena tidak pernah menyahut bahkan membukakan pintu untukku" Ucap Jay seraya menerobos masuk dan meletakkan nampan berisi makanan di atas meja belajar Heeseung.

"Sialan" Kesal Heeseung.

"Akhirnya kau berbicara Hyung" Jay terkekeh kecil.

Jay berjalan mendekati tempat tidur dan duduk di atasnya. Mengambil sebuah foto dengan bingkai penuh warna, yang menampakkan sepasang pemuda sedang bersebelahan dengan tangan salah satu pemuda itu merangkul pemuda yang lebih pendek di sebelahnya.

"Kau benar-benar melihatnya, Hyung?" Ucap Jay tanpa mengalihkan pandangannya dari bingkai foto di tangannya.

"Mataku masih normal Jay. Aku yakin itu dia"

"Tapi kau bahkan tau kenyataannya, Hyung. Shim Jaeyun sudah tidak ada. Dia sudah pergi ke tempat yang lebih indah" Jay menundukkan kepalanya dan meletakkan bingkai foto yang di dalamnnya terdapat foto Heeseung dan Jaeyun.

"Tidak Jay! Jaeyun belum mati"

"Heeseung Hyung. Sampai kapan kau akan menerima kenyataan ini? Mungkin orang yang Hyung lihat waktu itu hanya sekedar mirip saja dengan Jaeyun"

"Sudah ku katakana Jay, mataku masih normal" Heeseung tetap pada pendiriannya.

Jay menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan "Besok tolong ikut denganku, Hyung. Aku ingin kita pergi ke suatu tempat" Ucapnya seraya berdiri dan berjalan keluar kamar Heeseung.


._.

kkeut!

Aku kembali lagi guys!!

Hehe kali ini aku bawain cerita Heejake karena setelah aku pikir-pikir aku baru buat satu book tentang mereka :)

Semoga suka yeoreobun ♡

True Love | HeejakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang