labirin🦚bab 14

33 8 1
                                    

"pria munafik memakai topeng Dombanya, Yang tidak berani mengambil keputusan sakral dalam hal mencintai."

-𝐋𝐚𝐛𝐢𝐫𝐢𝐧-

Pagi ini hidup sedang memberikan kebebasan hidup bagi kelas 11 ips1, pasalnya hari ini adalah hari keramat di mana tidak ada pr di mata pelajaran apapun.

"hari ini santai yah! biasanya udah kocar kocir nyari contekan," ucap jorji apa adanya.

"Sok kali. Biasanya pun nyontek sama Luna, Silvia atau Dedek," cibir Rio.

"yang penting kan ada usahanya."

"nyontek mana ada usahanya,"

"heh! botol kecap! nyontek juga ada usahanya lah, yang di contek juga harus berbobot. Kalau nyonteknya sama kau ya sama aja! dapatnya telor ceplok doang." cerca Jorji.

"mending ngerjain sendiri dan dapat telor ceplok, dari pada dapat seratus tapi nyontek, toh juga waktu ujian planga plengo kalau ga dapat contekan!" Balas Rio merasa dirinya di sudutkan.

Dengan sigap Bobby meraih satu satu telinga Jorji dan Rio. Menjewernya kuat-- merasa gemas dengan kedua sahabatnya itu pagi pagi sudah ada saja bahan keributan.

"tumben tumbenan kelen berdua berantam," cicit Bobby.

"Dari pada berantam mending kita nikmati pagi ini dengan damai," kata si Kembar--- Ezi.

Tak ada yang lebih asik selain duduk di depan kelas sambil melihat siswa-siswi yang berlalu lalang di koridor. Jorji, Bobby, Rio dan si Kembar berdiri di depan kelas-- menghalangi jalan yang lainnya yang mau masuk ke kelas. Tidak lupa sembari menggoda siswi siswi lainnya. Sangat jelas hal ini tidak di sia siakan oleh Eza.--- yang pandangan pertamanya telah di curi oleh seorang gadis--- Sari.

"Glowing banget, Cantik! Terus wangi kali, kalau boleh tahu pakai parfum apa?" Eza mulai menjalankan misinya untuk menggoda sang Gadis. Tentu Ezi di buat memelongo oleh kelakuan Abangnya.

Rio menyerngit heran. "Cantik?" tanyanya merasa tidak setuju dengan sebutan itu untuk Sari, sebenarnya Sari itu mempunyai kecantikan rata rata Gadis--- tubuh langsing, kulit kuning langsat serta rambut yang sedikit bergelombang yang selalu terkucir bak buntut kuda. Tetapi karena karakter Sari yang selalu bicara gamblang tanpa Rem membuat kecantikannya tertutup di mata Rio.

"Nama kamu Sari Dwi Cantika kan?" tanya Eza.

"Iya!" jawab Sari singkat. Namun Eza tersenyum simpul.

"Woi! Jangan gila dulu!! Malah senyum senyum sendiri." sari melongos masuk ke dalam kelas.

seketika ulasan senyum di wajah eza menghilang seketika, membuat yang lainnya tidak dapat menyembunyikan gelak tawa mereka.

"Aku sempat kaget waktu kau panggil Sari pakai sebutan Cantik, udah kau tengok kan? Mulutnya kek tong setan, dari mana coba cantiknya," protes Rio.

"Ngakak njir! Bisa bisanya ngegoda si Sari," Lanjut Jorji.

"tengok abang! Belajar sama abang kalau mau ngegoda cewe itu kek gini," ucap Bobby saat matanya sudah melihat sang kekasih berjalan ke arah kelas mereka.

"Yayang Soffi, pagi pagi udah cantik aja yah!" Goda Bagus penuh percaya diri.

"apa sih! Ga jelas!" Jawab Soffi ketus. "Awas napa sih? Ngalangin jalan! Aku mau lewat, minggir!"

"Engga, Ah. cium dulu dong baru aku kasih jalan."

Soffi serta yang lainnya memelotot dengan perkatakan Bagus, walau Soffi adalah pacarnya, sebaiknya hargai teman temannya yang jomblo! Dasar bucin akut ga lihat situasi. Dengan tampang bak tidak berdosa Bagus memajukan pipinya sehingga membuat Soffi mundur.

LABIRIN🦋Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang