Chapter 12 : Ranbu No Melody

287 63 2
                                    

Sayup-sayup terdengar deruan sebuah Mobil di halaman orang tua Freya. Mereka yang di dalam rumah, Tentu tau siapa yang akan datang. Shu membukakan pintu mobil, Membiarkan kekasihnya keluar.
"Kita masuk.." Ucap Shu.

"Aku malu.." Ucap Marsha.

"Tidak papah, Orang tuaku baik. Meski ayahku sedikit dingin.." Ucap Shu sambil nyengir. Atas keyakinan yang di berikan oleh kekasihnya, Marsha bisa sedikit percaya diri.

"Aku pulang!" Seru Shu sambil menggandeng tangan Marsha, Masuk kedalam rumah.

"Sudah pulang.." Ucap Shani menghampiri sang Putra. Para orang tua tengah berkumpul ria di ruang tamu. Marsha menunduk malu di belakang punggung kekasihnya.

"Mah, Ini Marsha, Pacarku.." Ucap Shu.

"Ha-hallo Tante.." Ucap Marsha malu-malu.

"Hai, Tidak perlu malu seperti itu.." Ucap Shani. "Masuk yuk.." Ajak Shani.

Shu kembali mengajak Kekasihnya untuk berkenalan sekaligus mengakrabkan diri dengan semua keluarga besarnya. "Cucu Nenek sudah pulang.." Ucap Luna. "Gadis Cantik ini pacar kamu ya.." Ucapnya.

"Iya, Ini Marsha.." Ucap Shu. Marsha menyimak satu persatu Semua keluarga yang di perkenalkan oleh sang kekasihnya. Sampai pada Freya yang sejak tadi santai dengan Kopinya. Marsha merasakan Aura menakutkan yang keluar dari Dalam diri Freya.

"Wajahmu mengingatkan Om pada teman lama.." Ucap Freya. "Boleh om Tau nama Orang tuamu?" Tanya Freya. Marsha Sedikit enggan Untuk menjawab, Hal tersebut memancing kecurigaan di mata Freya.

"Tidak masalah jika kamu tidak ingin menjawabnya.." Ucap Freya santai.

Setelah menghela nafas, Marsha akhirnya berucap, "Ibuku Hanya orang biasa, Keluarga kami memiliki toko Bunga di Sudut kota, Sedangkan ayahku..."

"Kenapa dengan ayahmu?" Tanya Freya.

"Aku tidak tau ayahku siapa dan ada di mana?" Ucap Marsha sendu.

"Sayang.." Ucap Shani mengelus tangan Freya. Dia merasa kasihan pada gadis itu.

Secara diam-diam, Freya menyadari ada Suatu energi yang dia kenal, Dari dalam Tubuh Marsha. Kulit seputih Salju, Dengan telinga sedikit runcing, Serta samar-samar, Freya memperhatikan Gingsul Marsha yang nampak sedikit runcing. Freya tersenyum tipis tanpa di sadari siapapun.

"Siapa nama ibumu?" Tanya Freya.

"Kaluna.." Ucap Marsha.

Dia mengganti namanya ya..Batin Freya.

"Maaf jika Om membuatmu tersinggung.." Ucap Freya.

"Ng-gak papah kok Om.." Ucap Marsha Sedikit malu.

Secara tiba-tiba, Freya merasakan sebuah Koneksi Jarak jauh, Yang Di sampaikan Oleh Frankenstein. Kemudian dia bangun dari kursinya.
"Aku ada urusan sebentar, Aku permisi.." Ucap Freya berlalu.

"Hati-hati di jalan.." Ucap Shani.
"Marsha, Anggap saja seperti rumah sendiri ya.." Ucap Shani.

"Iya Tante.."

"Kakak kamu Belum Pulang?" Tanya Kyura.

Shu mengernyit, "Bukankah kakak pulang terlebih dahulu bersama Julian? Mereka belum sampai?" Tanya Shu.

"Kamu tidak Bareng dengan kakak kamu?" Tanya Shani.

"Aku dan Marsha mampir ke mall dulu, Kakak pulang bersama Julian. Harusnya mereka sudah sampai.." Ucap Shu. Tiga orang masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa. Membuat semua penghuni menatap heran.

"Julian, Apa yang terjadi denganmu?" Shu melihat kondisi temannya tersebut nampak kurang baik.

"Leva, Levania di Culik.." Ucap Julian terengah-engah.

FRESHAN : Awakening ( BOOK 4 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang