Chapter 13 : Kasih Sayang seorang Ayah

293 64 2
                                    

Levania mulai samar-samar membuka matanya. Hal pertama yang dia lihat, Adalah pemandangan Sebuah Langit-langit kamar yang indah dan mewah, Serta Gradasi Warna emas yang mencolok. Gadis manis tersebut terduduk, Dan dia menyadari kalau dia berada di atas ranjang dengan pakaian sekolahnya dan kepala yang sedikit pusing. Dia mencoba mengingat kembali apa yang terjadi sebelum ini. Tidak lama kemudian, Seorang perempuan mengenakan pakaian pelayan, Memasuki kamar sembari menenteng Nampan yang dia letakan di atas nakas.

"Putri, Anda sudah bangun.." Ucapnya.

"Ada di mana aku, Siapa yang membawaku kesini?" Tanya Levania tajam.

"Jangan khawatir putri, Anda akan aman berada di sini.." Ucap Pelayan tersebut.

"Apa maksudmu?" Tanya Levania Curiga.

Pelayan tersebut menuangkan teh pada Sebuah Cangkir, Lalu memberikannya pada Levania. "Silahkan, Teh Ini akan membuat anda lebih baik. Setelah itu, Saya akan menjawab semua pertanyaan anda." Ucap Sang pelayan.

Levania merasa Curiga, Dia sedikit mengirup aroma Teh tersebut. Tidak ada bau yang aneh. Tampilan teh tersebut nampak Biasa. Saat gadis tersebut Hendak minum, Pelayan tersebut tiba-tiba jatuh pingsan di hadapannya.

"Jangan di minum, Itu teh penghilang ingatan.."

Levania membelalak, Orang yang membuat Pelayan tersebut pingsan adalah Keenan, Yang Levania ketahui sebagai Murid baru sekolahnya. Keenan secara paksa mengambil Cangkir teh di tangan Levania, dan menaruhnya kembali di atas nampan.

"Bagaimana kau ada di sini?" Tanya Levania.

"Nanti ku jelaskan, sekarang aku harus membawamu pergi, Sebelum para dewa itu menyadarinya." Ucap Keenan.

"Dewa?" Levania mengernyit.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan sebelum...." Levania dan Keenan terpaku, Tekanan energi mengunci tubuh mereka. Keduanya merasakan sesuatu tengah mengawasi dari setiap sudut.

"Gawat! Itu mata sakti dewa Erlangga, Kita harus segera pergi." Keenan secara paksa menarik tangan Levania dan membawanya kedalam gendongan. Levania masih terkejut dengan semua yang di alaminya.

"Hei! Lepaskan aku.." Ucap Levania berontak.

"Tenanglah.." Keenan berlari menuju jendela dan melompat dari sana. Levania baru menyadari, Kalau Kamar yang dia tempati, Berada di Sebuah lantai tinggi Pada sebuah gedung. Levania menyembunyikan wajahnya pada dada Bidang Keenan. Dia berharap tidak akan mati di sini.

***

Eye Lost yang mendapatkan perintah dari Feni, Untuk menguntit Freya, Tercekat ketika sosok bayangan Hitam muncul di hadapannya, Bagaikan Sebuah phantom. Frankenstein tersenyum mengerikan, Dengan energi membunuh yang kuat. Eye Lost tau dia tidak akan menang jika melawan sosok yang muncul di hadapannya.

"Tuan-ku, Tidak suka di ganggu. Jadi apa kau bisa pergi dan melupakan semuanya?" Ucap Frankenstein.

"Kau, Siapa Sebenarnya?" Tanya Eye Lost.

"Aku sama sepertimu, Kita berdua adalah seorang pelayan setia, Dari tuan yang berbeda." Ucap Frankenstein. "Aku akan melupakan ketidaksopanan-mu, Karena menguntit tuanku. Asalkan kau tidak ikut campur." Ucap Frankenstein.

"Maaf, Tapi Nona-ku memberi perintah untuk menjaganya.." Ucap Eye Lost.

Frankenstein tertawa ringan, Dia menganggap ucapan Eye Lost, Adalah sebuah lelucon paling lucu yang pernah dia dengar. "Tuanku tidak butuh perlindungan siapapun, Bahkan jika alam semesta menghantam tubuhnya, Yang harus di khawatirkan adalah alam semesta itu sendiri." Ucap Frankenstein.

FRESHAN : Awakening ( BOOK 4 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang