Chapter 9

583 21 1
                                    

Cherry memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, mengabaikan tatapan Ares yang terus memperhatikannya tidak memakai apapun, langkah Cherry terhenti, wanita itu melihat ke arah Ares dengan tatapan tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cherry memungut pakaiannya yang berserakan di lantai, mengabaikan tatapan Ares yang terus memperhatikannya tidak memakai apapun, langkah Cherry terhenti, wanita itu melihat ke arah Ares dengan tatapan tajam.

"Jika kamu tau posisi, antarkan aku pulang sekarang." Perintah Cherry membuat Ares tertawa kecil, wanitanya cukup lucu saat sedang marah. Ares tidak begitu mengenal Cherry dengan baik, hanya saja dia percaya bahwa Cherry menyimpan banyak masalah di kepalanya dan itu membuat Ares ingin menjadi bagian kebahagiaannya, setidaknya sekali Ares ingin melihat Cherry tersenyum dan tertawa secara tulus tanpa memikirkan apapun.

"Hahahaha iya." Ares beranjak dari ranjang, memakai pakaiannya dengan santai. Pria itu juga mengambil botol minum yang ada di atas meja dan meneguknya.

Sedangkan Cherry sibuk bermain ponsel di sofa, tidak ada yang gadis itu katakan selain fokus pada benda pipih yang ada di tangannya.

Melihat reaksi Cherry yang serius, Ares berjalan menghampiri wanita itu dan melihat layar ponsel Cherry, sebuah foto yang membuat Ares cukup penasaran. Foto Amora dan sebuah keluarga kecil, lebih tepatnya Amora bersama dengan kedua orangtuanya.

Pranggg!!!

Cherry melemparkan ponselnya ke tembok, bahkan membuatnya hancur. Wanita itu nampak sangat marah dengan apa yang terjadi, "Fuck!!!." Cherry melihat kearah Ares, "Aku mau pulang sekarang!." perintah Cherry sambil berdiri dari duduknya memakai jaket dan meninggalkan kamar hotel di ikuti Ares di belakangnya yang ikut buru-buru mengikuti Cherry.

Selama dalam perjalanan, Cherry terus melihat keluar jalanan, tidak ada perbincangan apapun dan Ares tidak bisa memulai perbincangan karena wanita itu terlihat kurang baik untuk merespon pertanyaannya.

Hingga tiba-tiba Cherry melihat kearah Ares, "Jadi apa hubungan kita?." pertanyaan itu membuat Ares menghentikan mobilnya mendadak.

"Apa?."

"Aku tanya apa hubungan kita?."

"Umm itu ayo pacaran, hanya saja aku butuh waktu untuk mempersiapkan yang lebih baik untuk mengajakmu pacaran. Bukan di jalan seperti ini."

"Baiklah mulai hari ini kita pacaran. Kamu bisa melakukan itu lain kali, yang penting sekarang kita pacaran." Cherry kembali melihat ke arah jalanan depan, tidak ada tanggapan apapun dari Ares. Disatu sisi dia senang, namun dia lebih ke arah penasaran dengan alasan Cherry yang sangat tiba-tiba.

Hubungan mereka cukup rumit, Ares sangat tau bahwa Cherry tidak menyukainya, mungkin mereka tidur bersama, namun hanya sebatas itu. Perasaan itu belum muncul, rasa tertarik Ares cukup besar, bahkan berhubungan dengan Cherry adalah salah satu hal yang dia inginkan. Entah apa yang sedang Cherry rencanakan, tidak masalah untuk Ares selama mereka bisa bersama.

Mobil Ares tiba didepan rumah Cherry, pria itu ikut keluar saat Cherry keluar dari mobilnya. Awalnya Ares ingin langsung pulang mengingat rumahnya juga berada di sebelah, namun Cherry menarik tangannya ikut masuk kedalam. Dua mobil yang cukup mahal berada di halaman depan rumah itu, pintu terbuka.

Dengan senyuman yang seakan memang dibuat, Cherry mengajaknya masuk kedalam. Satu hal yang langsung Ares lihat adalah Amora yang duduk di sofa ruang tamu dirumah Cherry, bukan hanya itu saja, ada satu pria dan satu wanita berumur namun terlihat cukup modis dengan penampilan serba mewah.

"Dari Mana kamu?." Pertanyaan tegas keluar dari bibir Jayden yang tengah meneguk wine nya dengan santai.

"Apa aku perlu ijin juga jika aku pergi dengan PACARKU? Lagipula selama aku disini, daddy tidak akan kesusahan dengan rumor tentangku juga."

"CHERRY!." bentak Jayden

"APA?!." Cherry tidak kalah tegasnya dengan pria itu.

Jayden menghembuskan nafas beratnya, memperhatikan Ares dari atas hingga bawah "Kamu anak rumah sebelah?."

"Benar."

"Namanya Ares, dia pacarku dan jangan mengganggu kesenanganku lagi." Jawab Cherry menghentikan Ares yang sebenarnya ingin memperkenalkan dirinya sendiri.

"Kamu bisa pulang, ini masalah keluarga." Ucap Jayden pada Ares, namun pada akhirnya Cherry mengizinkan Ares untuk pulang. Lagipula keinginannya sudah cukup untuk hari ini.

Ruang tamu yang menjadi dingin saat mereka semua duduk di tempatnya masing-masing, Cherry berhadapan dengan Amora sedangkan Jayden duduk santai di sofa yang jelas bisa melihat ketiga wanita yang berada disana.

"Mulai hari ini Amy dan Amora akan tinggal denganmu disini."

"Apa? wah..." Cherry melihat dua wanita itu dengan tatapan tidak percaya, "Setelah jadi selingkuhan daddy, dengan tidak tau malu juga mau tinggal dirumah ini? wahh... aku pikir ini cukup berani."

"Jika memang tidak di ijinkan, kami tidak perlu tinggal disini. Aku akan mengatakan pada Robert soal itu." Ucap Amy dengan suara lembutnya.

"Cherry, yang memutuskan semuanya disini bukan kamu, melainkan aku sebagai walimu. Jangan membuatnya menjadi lebih rumit." Jelas Jayden sambil menatap Cherry seakan memohon untuk tidak banyak membuat masalah lagi.

"Terserah, tapi jangan harap rumah ini menjadi surga untuk kalian berdua selama aku masih ada disini." Tegas Cherry yang kemudian berdiri dan meninggalkan ruang tamu, naik ke lantai dua menuju ke kamarnya.

Kehidupannya benar-benar berubah saat Cherry mengetahui fakta bahwa keluarganya tidak lagi sama seperti dulu, ayahnya memang punya banyak kuasa dan ibunya adalah tipe wanita yang cukup terpandang dan datang dari keluarga yang cukup memiliki kuasa juga. Cherry tau bahwa pernikahan kedua orang tuanya hanyalah pernikahan bisnis, namun sejak kedatangan wanita itu ke dalam keluarganya, semuanya menjadi berubah. Perselingkuhan itu tidak lagi menjadi bagian rahasia, karena Robert benar-benar mengenalkan Amy kepada Yasmine.

Cherry menghisap rokoknya dengan santai, namun dibalik wajahnya yang dingin itu perasaannya sangat sakit. Hidup dari keluarga yang berkecukupan bahkan kaya raya bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Dia hanya ingin tertawa di makan malam, atau menceritakan kegiatannya selama seharian di sekolah. Kenyataannya, meja makan yang selalu dia duduki tidak pernah ada orang lain disana kecuali pelayan yang berdiri di dekat pintu.

Cherry tersenyum dengan wajah cukup kesal, gadis itu mematikan rokoknya dan keluar kamar. bersamaan dengan Amora yang juga keluar dari kamar yang berada tepat di sebelah kamar Cherry.

"Kamu pacaran dengan Ares?."

"Tentu saja, rebut keluargaku. Tapi jangan harap kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan di Ares."

"Lepaskan dia jika kamu hanya ingin membuatku kesal."

"Seharusnya aku yang mengatakan, bahwa kamu membuatku sangat kesal." Cherry mendorong tubuh Amora hingga terbentur dinding cukup keras, "Seperti yang aku katakan, disini adalah neraka untukmu!."

Amora menunjukkan smirknya, "Kalau begitu Sekolah akan menjadi neraka untukmu seperti yang kamu lakukan padaku."

"Hahahaha... Apa yang kamu punya, bahkan tempat tinggal saja menumpang di sini." Cherry menarik rambut panjang Amora, "kita lihat siapa yang akan bertahan hingga akhir, aku tidak akan membiarkanmu bahagia, sedikit saja tidak akan."

Maaf ya agak telat malam ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya agak telat malam ini

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang