Chapter 3

1.1K 22 1
                                    

Tirai jendela kamar terbuka membuat cahaya matahari benar-benar masuk menerpa wajah cantik Cherry yang enggan terbangun, wanita itu masih sangat lelap hingga merasakan ketidaknyamanan dan membuatnya mengerjap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tirai jendela kamar terbuka membuat cahaya matahari benar-benar masuk menerpa wajah cantik Cherry yang enggan terbangun, wanita itu masih sangat lelap hingga merasakan ketidaknyamanan dan membuatnya mengerjap. Pandangan pertama yang Cherry lihat adalah seragam sekolah barunya yang digantung rapi tepat didepan mata bersama dengan peralatan lain yang seakan memang sudah disiapkan. Cherry malas untuk datang ke sekolah, dia tau mungkin hukumannya akan semakin parah jika dia tidak mengikuti kelas pertamanya di sekolah baru.

"Selamat Pagi Nona Cherry, pakaian nona sudah disiapkan, sopir akan mengantar Nona 30 menit lagi. Siap atau tidak siap, Nona harus berangkat." Tegas Marlyn yang cukup membuat Cherry kesal, bukannya Cherry takut dengan pelayan, hanya saja semalam dia habis terkena masalah hanya karena tidak menurut pada Marlyn.

"Ya!." Cherry langsung bangun dan berjalan malas ke kamar mandi, seakan Marlyn memang sudah disiapkan untuk mendisiplinkannya sejak awal.

Setelah cukup bersiap dengan seragam baru dan peralatan sekolahnya yang baru, Cherry keluar dari kamar. Terlihat Marlyn yang sudah siap dengan sarapan di meja makan, hanya saja sepertinya waktu tidak cukup untuk sarapan sehingga Marlyn menyiapkan kotak bekal untuk Cherry bawa ke sekolah, minimal Cherry bisa memakannya saat dalam perjalanan.

Gedung Goldacre School terpampang di depan mata, banyak siswa mengenakan seragam yang sama seperti yang Cherry kenakan masuk ke dalam bangunan tersebut. Tidak ada yang menarik selain sama seperti sekolah pada umumnya, Cherry mendengar bahwa sekolah itu cukup populer disini mengingat beberapa orang penting banyak melakukan investasi. Bahkan lulusan dari Goldacre School semua memiliki karir yang sangat bagus, di bidang kesehatan, politik, bahkan juga entertainment. Tapi bagi Cherry itu sama sekali tidak menarik, dia hanya ingin kembali ke sekolah lamanya, tidak peduli bagaimana citranya disana, yang pasti Cherry tidak bisa berpisah dengan sahabat-sahabatnya.

"Hey!." Suara dari seberang telepon membuat Cherry sedikit tersenyum, dua orang wanita terpampang di layar ponselnya.

"Wow! Seragam yang bagus."

"Yeah It's bad for me." Jawab Cherry sedikit tidak suka dengan seragam yang dia pakai, masih dengan telepon digenggamannya, Cherry keluar dari mobil sambil merapikan jaket dan tasnya.

"Sorry Cher, kita lanjut lagi nanti. Bye..." Telepon itu mati, padahal Cherry masih ingin mengatakan banyak hal.

Saat malam hari, mereka tidak bisa berbincang, tentu saja kedua sahabatnya lebih suka menghabiskan waktu di club ketimbang berbincang dengannya melalui telepon. Pandangan Cherry tertuju ke depan, langkahnya membawa wanita itu berjalan beriringan dengan murid lainnya masuk kedalam gedung sekolah baru.

Gedung yang cukup luas dengan lapangan utama yang besar, beberapa anak bermain baseball disana. Cherry terus melangkahkan kaki hingga dia berhenti di depan pintu kelas yang akan menjadi tempatnya menghabiskan waktu dalam beberapa waktu kedepan, syukur jika hanya 6 bulan saja.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang