Chapter 6

968 26 1
                                    

Suara ketukan pintu membuat Cherry mendorong tubuh Ares hingga ciuman mereka terlepas, Cherry tidak mengatakan apapun selain merapikan rambut panjangnya dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara ketukan pintu membuat Cherry mendorong tubuh Ares hingga ciuman mereka terlepas, Cherry tidak mengatakan apapun selain merapikan rambut panjangnya dan berjalan ke arah pintu untuk membukanya. Cherry membuka pintu sedikit dan melihat Marlyn berada di depan pintunya sambil membawa nampan berisi minuman dan makanan ringan.

Belum sempat menerima nampan tersebut, pintu kembali dibuka lebih lebar dari dalam dan terlihat Ares disana sambil tersenyum. Seakan menunjukkan bahwa didalam mereka sedang belajar, Cherry melihat ke arah belakang tubuhnya, di meja terdapat banyak buku yang disusun cukup berantakan.

"Thanks makanannya, tapi kita sedang fokus sekarang." Ares mengambil nampan tersebut dari tangan Marlyn dan kembali masuk sambil menutup paksa pintu.

Sekarang di dalam kamar Cherry hanya ada mereka berdua, Ares meletakkan makanan itu diatas meja dan duduk dengan nyaman di sofa. Sedangkan Cherry masih tidak habis pikir dengan pria itu, setelah apa yang terjadi juga dia nampak sangat santai, padahal Cherry kesal setengah mati.

"Aku penasaran alasanmu pindah kesini." Ucapan Ares membuat Cherry melihat kearah pria itu, tatapannya berubah.

"Rumor bodoh yang dipercaya semua orang." Cherry mendudukkan pantatnya dengan malas di sebelah Ares. Gadis itu mengeluarkan sebatang rokok dari dalam bungkusnya kemudian membakar sisi ujung untuk di hisap.

Ares melihat sekeliling kamar Cherry yang lumayan mewah, semua barangnya terlihat barang-barang mahal, "dengan semua hal yang kamu punya, rumor bukanlah hal yang sulit diselesaikan."

"Benar." Cherry menoleh ke arah Ares, mata mereka bertemu namun Cherry langsung mengalihkan pandangannya, "karena dimanfaatkan juga oleh keluargaku untuk mengirim ku jauh dari New York, tidak akan ada anak yang buat masalah disana lagi." Cherry kembali menoleh ke arah Ares, "Kenapa aku harus cerita ke orang asing sepertimu."

"Setelah apa yang kita lakukan, kamu menganggap kita masih orang asing?."

"Jangan seperti keluar dari goa, hal seperti ini bukan lagi sesuatu yang serius, semua orang bisa berciuman dengan orang asing dimana saja."

"Benarkah?." Ares mendekat kearah Cherry, "Kalau begitu aku juga bisa melakukannya dengan santai kapanpun dan dimanapun denganmu?."

Cherry mengikis jarak diantara mereka berdua, menyeburkan asap rokoknya tepat di wajah Ares dengan santai, "tentu saja." tangan kiri Cherry bergerak masuk kedalam kaos hitam yang Ares pakai, jari-jari lentiknya menyentuh perut keras pria itu, Cherry bisa merasakan bahwa perut Ares terbentuk sempurna.

"Jika kamu tidak berhenti sekarang maka jangan harap aku akan melepaskanmu."

Pergerakan tangan Cherry semakin naik ke atas tubuh Ares hingga kaosnya tersibak keatas, terlihat jelas bentuk perut Ares yang sempurna.

"Sial." umpat Ares yang kemudian menghentikan tangan Cherry, pria itu menatap kearah Cherry seakan menahan sesuatu. Tangan kirinya mengambil rokok yang ada di tangan kanan Cherry dan mematikannya dengan santai.

RUMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang