My Senior Is My Love 8

87 13 0
                                    

Hari-hari di kampus terasa penuh dengan rutinitas yang monoton setelah kejadian di kafe. Aku berusaha keras untuk tidak membiarkan perasaan cemburuku merusak hubungan dengan Lookkaew. Namun, aku tahu bahwa ada hal lain yang perlu dihadapi—masalah lama yang belum sepenuhnya terselesaikan balap liar.

Kembali ke kehidupan lamaku sebagai biang onar di kalangan balap motor, aku merasa ada yang belum tuntas. Kegiatan balap liar yang dulu sering kuikuti kini terasa seperti bayang-bayang masa lalu yang terus menghantuiku. Aku tahu, untuk sepenuhnya move on dari masa lalu, aku harus menyelesaikan masalah ini.

Pada suatu malam, setelah selesai kuliah, aku memutuskan untuk mengikuti satu balapan terakhir. Aku ingin menuntaskan segala sesuatunya, dan mungkin itu akan memberi kepastian bahwa aku bisa melanjutkan hidup dengan tenang.

Aku tiba di lokasi balapan, sebuah area terbuka di pinggir kota yang biasa digunakan untuk balapan liar. Suasana di sana sudah ramai dengan motor dan penonton. Aku berdiri di tengah kerumunan, mengenali wajah-wajah lama, termasuk beberapa anggota geng balap dari sekolah tetangga yang dulu sering jadi lawan balapku.

"Anda! Kamu datang juga!" teriak salah satu dari mereka, sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku melambaikan tangan balasan, berusaha terlihat santai. "Ya, aku datang untuk mengakhiri semuanya."

Ketika malam semakin larut, perlombaan dimulai. Aku merasakan adrenalinku meningkat saat aku naik ke atas motorku, merasakan getaran mesin yang familiar. Rasa gugup dan antusias bercampur menjadi satu. Aku bertekad untuk menang malam ini dan menyelesaikan masalah dengan cara yang elegan.

Di sisi lain, Lookkkaew, yang mengetahui kebiasaanku di dunia balap, tidak tahu bahwa aku akan pergi ke balapan malam ini. Namun, dia sudah merasa cemas dengan perubahan sikapku akhir-akhir ini. Ketika dia mendapat tahu dari Hana tentang kepergianku, dia langsung berusaha mencariku.

"Anda, di mana kamu?" Lookkaew mengirim pesan, tapi aku tidak membalasnya karena sibuk mempersiapkan motor.

Balapan dimulai dengan keras, dan suara mesin motor yang menderu mengisi udara malam. Aku merasa bebas, seolah semua masalah dan perasaan cemburu yang membebani pikiranku terbang begitu saja. Aku fokus pada trek balapan dan pesaingku, berusaha sebaik mungkin untuk meraih posisi terdepan.

Namun, ketika balapan memasuki lap terakhir, aku mendengar suara motor lain mendekat dengan cepat. Ternyata, itu adalah salah satu anggota geng lawan yang selalu menjadi rivalku. Dalam sekejap, kami bertarung di trek yang sama, saling bersaing untuk merebut posisi pertama.

Di tengah ketegangan balapan, aku melihat sesuatu yang mengejutkan Lokkaew berdiri di pinggir trek, terlihat cemas dan khawatir. Melihatnya di sana membuatku merasa terjaga dari fokus balapan. Aku tidak ingin dia khawatir, tapi juga tidak bisa berhenti sekarang.

Di detik-detik terakhir, aku hampir kalah dari rivalku, namun dengan tekad dan keterampilan, aku berhasil mengalahkannya dan meraih kemenangan. Aku mengangkat tanganku dengan bangga, merasa puas dengan pencapaianku, tapi kebanggaan itu seketika sirna ketika aku melihat ekspresi Lookkaew yang sangat cemas.

Setelah balapan selesai, aku turun dari motor dan mendekati Lookkaew yang menunggu di sisi trek. Wajahnya tampak pucat dan lelah. "Anda, kamu harus berhenti melakukan ini," katanya dengan suara yang penuh kekhawatiran. "Aku tidak bisa terus-menerus melihatmu terlibat dalam bahaya seperti ini."

Aku merasa bersalah dan menunduk. "Lookkaew, aku hanya ingin menyelesaikan semuanya. Ini adalah bagian dari masa laluku yang harus kuhadapi."

Dia menghela napas panjang. "Aku mengerti, tapi aku tidak ingin kehilanganmu. Aku tidak bisa terus-menerus cemas setiap kali kamu pergi balapan."

Aku meraih tangannya dan memegangnya erat. "Aku minta maaf. Aku tidak tahu harus bagaimana. Tapi aku berjanji, ini adalah yang terakhir kalinya."

Lookkaew menatapku dengan mata penuh harapan. "Aku percaya padamu, Anda. Tapi kita harus mulai berpikir tentang masa depan. Tentang kita."

Aku tersenyum lembut dan mengangguk. "Ya, Lookkaew. Kita akan menghadapi semuanya bersama. Aku akan berusaha untuk berubah dan memikirkan masa depan kita."

Setelah balapan malam itu, aku kembali ke apartemen dengan perasaan campur aduk. Kemenangan di trek balapan terasa pahit karena dampaknya terhadap hubunganku dengan Lookkaew. Suara mesin motor dan teriakan penonton yang riuh masih terngiang di telingaku, namun yang paling kuingat adalah ekspresi cemas di wajah Lookkaew.

Sesampainya di apartemen, aku mendapat pesan dari Lookkaew yang sudah menunggu dengan sabar. "Aku di luar. Aku ingin bicara."

Aku membuka pintu dan menemukan Lookkaew berdiri di sana, menatapku dengan mata yang penuh emosi. "Anda, kenapa kamu terus melakukan ini? Aku tahu ini bagian dari dirimu, tapi aku tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketidakpastian."

Aku merasa hatiku terbakar oleh kata-katanya. "Lookkaew, aku tahu kamu khawatir. Tapi balapan ini... adalah cara aku untuk menyelesaikan bagian dari hidupku yang belum tuntas. Aku ingin mengakhirinya dengan baik."

Lookkaew melangkah masuk dan menutup pintu di belakangnya. "Aku mengerti, tapi bagaimana dengan kita? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu? Aku tidak bisa terus-menerus hidup dalam ketakutan."

Aku mendekatinya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Lookkkaew, aku minta maaf jika membuatmu cemas. Aku tidak pernah berniat untuk menyakiti perasaanmu. Tapi aku juga harus menghadapi masa lalu ku dan memastikan aku bisa bergerak maju.

Dia menatapku dengan lembut, lalu menghela napas. "Kita harus mencari jalan tengah. Aku tidak ingin melarangmu melakukan apa yang kamu cintai, tapi kita harus menemukan cara agar aku juga tidak merasa tertekan setiap kali kamu pergi balapan."

Aku mengangguk, merasa terharu dengan pengertian dan dukungannya. "Aku akan berusaha untuk lebih berhati-hati. Kita bisa membicarakan cara terbaik agar aku bisa mengejar hobi ini tanpa membuatmu khawatir."

Setelah percakapan itu, kami duduk bersama dan membicarakan batasan-batasan yang bisa diterima dalam hubungan kami. Kami sepakat untuk mencari cara agar Lookkaew merasa lebih nyaman, sementara aku tetap bisa menghadapi tantangan dari masa lalu ku.

Beberapa hari kemudian, aku mulai merasa ada perubahan positif. Aku mengurangi keterlibatanku dalam balapan liar dan mulai fokus pada kegiatan yang lebih positif. Lookkaew dan aku mulai lebih sering menghabiskan waktu bersama, melakukan aktivitas yang kami berdua nikmati, seperti pergi ke konser atau sekadar berkumpul di kafe.

Namun, ada satu hal yang belum sepenuhnya hilang tawaran balapan yang menggiurkan masih sering datang kepadaku. Meskipun aku berusaha untuk tidak terlibat, rasa penasaran dan dorongan untuk kembali ke dunia itu sering menghampiri.

Suatu malam, saat aku sedang duduk bersama Lookkaew di kafe favorit kami, dia memegang tanganku dengan lembut. "Anda, aku tahu kamu merasa tertekan dengan semua ini. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku di sini untuk mendukungmu."

Aku tersenyum dan mencium tangannya. "Aku tahu, Lookkaew. Dan aku menghargai semua dukunganmu. Aku berjanji akan berusaha sebaik mungkin untuk menyeimbangkan antara masa lalu dan masa depan kita."

Kami menghabiskan malam itu dengan berbicara tentang rencana-rencana masa depan dan impian-impian yang ingin kami capai bersama. Aku merasa lebih yakin tentang keputusan yang telah kuambil, meskipun godaan dari dunia balapan liar masih ada.

Ketika kami pulang ke apartemen, Lookkaew memelukku erat. "Kita akan melalui semua ini bersama, Anda. Apa pun yang terjadi, aku ingin kita terus saling mendukung dan memahami satu sama lain."

Aku membalas pelukannya dengan penuh rasa syukur. "Terima kasih, Lookkaew. Aku tahu kita bisa melewati segala sesuatu selama kita tetap bersama."

Saat aku menutup mata malam itu, aku merasa ada harapan baru di depan mata. Meskipun masa lalu masih menyisakan jejak, aku tahu bahwa dengan dukungan Lookkaew, aku bisa menghadapi segala tantangan dan terus maju menuju masa depan yang lebih baik bersama orang yang kucintai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Senior Is My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang