"Huaaaa hiks..... Hiks..... Ndak mau ndak mau!!! Hiks.. Cakuya ndak mau makan bubul cakuya mau kak icung huaaaaa!!! "
"Sakuya—
" ndak! Pokoknya cakuya ndak akan hiks... Makan cebelum kak icung datang!!"
Ketiga lelaki manis yang tengah membujuk balita 4 tahun itu bingung lelah, daritadi mereka membujuk untuk makan tapi balita itu tidak mau makan sebelum baby sitter nya datang yang tak lain jisung.
"Sakuya dengar kan kak Guanlin, jisung lagi istirahat dia lagi ga ada di sin—
" ndak peduli!! Pokoknya hiks... Sakuya ndak akan makan kalau ndak ada kak icung hiks hughkss"tolak sakuya menendang nendang angin menolak untuk makan
Suhu tubuh nya sangat panas dan sulit untuk sembuh jika tidak makan, bahkan ketiga lelaki manis itu sudah beberapa kali membujuk dengan cara lain tapi masih aja ga mempan.
"Lin mending lo istirahat aja biar gue sama Jeno yang urus, lo paling lama daritadi ngejagain sakuya yang bandel gini" suruh mark ia tahu Guanlin lelah
Guanlin menggeleng dan tersenyum. "Gapapa gue ga capek kok, lagian gue udah biasa ngurus bocil "
Ketiga lelaki manis itu menatap ke sakuya yang masih sesegukan, matanya berair pipi gembil itu juga basah akibat air mata tapi mereka gemas melihat nya. Lihat bahkan hidung nya ikut memerah serta bibir nya melengkung ke bawah sangat mirip dengan jisung.
"Astaga mirip banget ini sama jisung" gumam Jeno memandang balita itu
"Benar, gue bahkan jadi teringat saat kita masih kelas 2 SMA saat itu si sungchan ga sengaja numpahin kopinya berakhir nangis tapi untung nya di bujuk pake cemilan banyak" sahut Guanlin
"Ihh lucuk... " gemas mark menoel hidung merah sakuya
"Hikss.. Hiks.. "
"Udah nangis nya belum? " tanya mark
"Belum.. Hiks.. "
Mereka tertawa mendengar nya, sungguh sangat menggemaskan.
"Adek.. " keempat kepala itu menoleh bersamaan
Ada si sulung yejun datang dengan wajah datarnya dan menghampiri mereka.
"Sakuya udah makan? " tanya yejun kepada mereka
Mereka menggeleng bersamaan, dahi yejun mengkerut lalu menatap adeknya tangannya mengusap punggung adeknya.
"Adek kenapa belum makan? " sakuya tak menjawab ia memeluk sang kakak erat dan kembali menangis
"Huaaaa hiks.... Hiks... Kak ejun~"
"Sssttt kenapa hem? Adek lapar " tanya yejun membalas pelukan sang adek erat mengusap punggung nya
"Panas~hiks....kakak"rengek sakuya suhu tubuh nya benar benar sangat panas yejun bisa merasakan suhu tubuh nya
" panas yaa"sakuya mengangguk
Ketiga orang dewasa itu hanya diam melihat interaksi adek kakak itu, Guanlin diam diam memotret mereka dan mengirimkan nya ke jisung.
"Makan dulu ya setelah nya minum obat lalu tidur abang temani.. " ucap yejun lembut
"Tapi cakuya hiks... Mau kak icung kak ejun~" sahut sakuya, ia benar benar ga bisa menahan rindu kepada baby sitter kesayangannya ia ingin di peluk dan di cium olehnya
"Sakuya dengar kakak sini" sakuya melepaskan pelukannya dan menatap sang kakak
Yejun tersenyum tangannya mengusap kepala adeknya. "Sakuya adeknya kak yejun dengerin kak yejun ya, kak jisung lagi ga ada di sini dia lagi istirahat dan pulang kemungkinan kak jisung nya juga butuh istirahat butuh waktu untuk memikirkan masa depannya setelah dia selesai bekerja disini begitu juga papa lagi mikirin keadaan kita—