di vote yaa
__
Jam menunjukkan pukul 12 malam. Zepya mengambil resiko agar tetap bisa menepati janji untuk menonton Arsen balapan. Untungnya semua tidak sia-sia, Arsen memenangkan kembali balapan melawan musuhnya kali ini.
Langkah Zepya terhenti. Memijak rerumputan dihalaman rumahnya kala tatapan nyalang didepan sana sedang berdiri menunggu kepulangannya. "Ayah."
Lelaki yang Zepya panggil ayah itu mulai mengesap sisa rokok di tangannya kemudian membuang ke sembarang tempat. Melepas ikat pinggangnya menyuruh dua ajudan kepercayaan menyeret gadis itu masuk.
Kali ini Zepya berdoa kembali di dalam hati. Menahan ketakutan serta menyembunyikan rasa cemas yang memacu jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
***
Arsen melepas jaketnya, menggantungnya di kaitan lemari pakaian. Dia mengecek handphonenya lagi. Tak terhitung sudah berapa kali dia membuka room chat bersama Zepya menunggu balasan dari pesannya.
Kakinya melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dari rasa lengket.
Sementara itu, dirumah Zepya, gadis itu berendam di bathtub dengan air dingin. Bibirnya sudah memucat, tapi dibanding rasa menggigilnya, rasa perih dari luka-luka dan lebam yang ia terima justru lebih tak tertahan.
"Kenapa di pukul ayah sakitnya tiga kali lipat lebih terasa dari pada luka karena tamparan orang, ya?" Gumamnya pelan. Dia mendesah menyandarkan kepalanya. Menatap langit kamar mandi membiarkan air dalam bathtub itu meluap dan terbuang.
Air yang jernih sudah berubah menjadi merah dan berbau amis.
"Besok masih bisa hidup enggak, ya?"
Dia memejamkan mata mengeluarkan suara kekehan kering. "Andai ibu gak meninggal karena ngelahirin aku.."lirihnya. "Ayah pasti menyayangi aku, kan, tuhan?"
Suara dering telepon membuat Zepya menyudahi aktivitas mandinya. Dia bangkit mengenakan handuknya. Menerima panggilan telepon dari Arsen yang sepertinya mencemaskan gadis itu.
"Iya, Arsennio? Kenapa?" Jawabnya lembut. "Kangen ya?"
Diseberang sana terdengar suara decakan kesal dari Arsen. Bisa-bisanya Zepya bersikap seakan-akan tidak terjadi apapun padahal tubuhnya sedang butuh di obati.
"Lo gakpapa?"
Awalnya, pertanyaan sederhana dari cowok itu terdengar biasa aja. Tetapi, setelah beberapa detik berikutnya Zepya merasa sesak atas pertanyaan itu.
"I'm fine dong!" Seru Zepya. "Emangnya kenapa? Aku baru udah mandi"
"Gak nanya."
"Idih?"
"Yaudah. Kalau lo gakpapa. Gue tutup. Bye!"
"Lah?" Zepya mengucapkan 'hallo' secara berulang-ulang. Namun ternyata teleponnya sudah Arsen matikan secara sepihak. Bagian paling mengesalkannya adalah, Arsen centang satu, alias gak aktif lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGEIROXA✓
Teen FictionAgeiroxa itu apa? Sebuah rumah yang dibuat oleh empat manusia tampan bersama satu cewek cantik bernama Zeannesa Putri Kamya. Arsennio pernah berkata, "Kalau rumah lo gak terasa hangat, ingat, Ageiroxa adalah rumah yang selalu terbuka buat lo, Ze...