00

98 10 0
                                    

Peringatan!

Novel fiksi fantasi ini berasal dari pemikiran dan kreatifitas saya selaku penulis. Semua yang tertulis di sini hanyalah fiksi karangan saya. Tidak ada unsur keagamaan atau budaya manapun.

Perhatian!

Kali ini aku datang bawa karya baru. Kisah petualangan orang-orang "ajaib" di negeri dongeng antah berantah. Berbeda dari novel fiksi aku yang lain, di sini ceritanya lebih "fantasi", "aneh", "tidak nyata" dan hanya dalam imajinasi saja. Jadi taruh dulu logikanya di atas meja sebelum mulai baca.

Sekian...

***

Sejak ribuan tahun yang lalu, kedua suku ini tak pernah hidup rukun. Mereka adalah dua suku yang tinggal di dataran tinggi Ventus dan Berus. Dua dataran tinggi yang dipisahkan oleh lembah Mevis.

Secara turun temurun mereka mewariskan hubungan buruk hingga kedua suku tersebut sulit untuk duduk bersama dalam sebuah pertemuan resmi. Jika Ventus hadir, maka Berus tidak hadir. Dan begitupun sebaliknya.

Di tanah makmur kerajaan Atas Awan yang indah bak surga, ada beberapa suku lain yang turut mendiami tanah itu. Di antaranya adalah Suku Api, Gernir.  Suku yang sebagian besar wilayahnya merupakan dataran rendah di kaki gunung Gerus. Selain itu ada Suku Air, Lemhir, dan Suku Cahaya, Garen. Masing-masing pemimpin suku bertanggungjawab kepada Pemimpin Agung yang disebut Sorlis.

Sorlis memiliki wewenang tertinggi di kerajaan Sorelia. Ia juga berhak untuk memilih pemimpin suku sesuai dengan kriteria dan ketentuan Sorelia.

Meski perseteruan kedua suku tersebut kerap ditengahi oleh Pemimpin Agung, namun keduanya bersikeras untuk tidak akan berdamai sebelum masalah ini selesai. Awal mula dari perseteruan itu adalah Suku Angin, Ventus, menuding Berus mencuri artefak mereka berupa bola Angin putih yang merupakan alat komunikasi dengan Dewi Angin, Dewi yang dipuja oleh Suku Ventus.

Namun Berus tetap dengan kesaksiannya bahwa mereka tidak pernah mengambil artefak milik Ventus. Mereka juga menuding Ventus menuduh mereka mencuri artefak untuk menutupi kenyataan bahwa merekalah yang telah mencuri tongkat suci milik suku Awan tersebut.

Hingga kini, belum ada titik terang meski generasi sudah berganti. Masyarakat Suku Ventus tidak diizinkan untuk masuk ke wilayah Suku Berus, begitupun sebaliknya.

Dan semua hal itu membuat seorang gadis dengan rambut merah muda cerah itu menghela napas. Sudah saatnya ia istirahat setelah menerima beberapa pelajaran terkait sejarah hari ini. Ia lelah, ingin tidur siang sekarang.

"LETICIA! MAU KEMANA KAU?!"

Gadis berambut merah muda itu menoleh. Ia menatap seorang gadis seusianya yang tengah berkacak pinggang di belakangnya.

"Apa?"

"Ckck, aku harus mengatakan ini berapa kali?!"

Leticia Ros, gadis dengan wajah oval mungil yang terlihat seperti masyarakat dari Suku Air daripada Suku Angin, menatap bosan ke arah anak itu. Wajahnya sinis, dan perkataannya kasar. Sejak ia masuk ke kuil, gadis bernama Rona Levin ini selalu merundungnya. Ia disuruh membersihkan halaman, kamarnya, dan mencuci semua baju-bajunya serta anak-anak lain. Ia bersyukur karena pengawas kuil mengetahui hal ini sebulan lalu, meski itu terlambat 5 tahun. Dengan begitu, setidaknya Leti bisa istirahat sejenak. Namun apa ini? Baru sebulan berlalu mereka sudah kembali merundungnya?

"Jangan karena seorang pengawas kuil membelamu, kau pikir kau aman?"

Leticia sudah paham jika ujung-ujungnya, tak ada seorang pun di kuil ini yang akan membelanya. Jika dulu ia merasa sangat ketakutan dan tak dapat menolak perintah gadis ini, maka sekarang tidak lagi. Karena, sejak dua minggu lalu, ia bertekad tidak akan menjadi bahan bulian bagi siapapun.

***

"Mendadak aku mengingat kehidupan masa laluku." Leticia melihat ke arah cermin. Di dahinya, ada sebuah tanda berbentuk kelopak bunga lili. Tanda ini muncul secara tiba-tiba ketika ia baru saja bangun dari tidurnya setelah memimpikan banyak hal aneh. Tanda ini akan menghilang, lalu muncul lagi tanpa bisa Leticia kendalikan.

"Sebenarnya, ini tanda apa? Dan mengapa aku bisa memimpikan masa laluku?"

***

Sudah siap berpetualang?

Leticia : Breeze Of The SoreliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang