06

27 7 0
                                    

Heros berdiri di ambang pintu kamar Leticia ketika gadis itu sedang membereskan pakaiannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heros berdiri di ambang pintu kamar Leticia ketika gadis itu sedang membereskan pakaiannya. Leticia menoleh dan segera berdiri. Ia memberikan hormat dan menatap Heros dengan tatapan penasaran. Oh, mungkin saja pria ini hendak menginformasikan sesuatu. Atau ini berkaitan dengan Leticia yang masuk ke kamarnya tanpa izin.

"Apa Anda sudah memaafkan saya karena saya telah berhasil?"

Heros tak menjawab. Ia malah menanyakan hal lain, "Dimana buku-bukunya? Aku harus mengembalikannya."

Leticia menelengkan kepalanya.

Ah, jadi buku-buku itu Heros yang membawanya.

"Itu karena Anda? Kalau begitu saya akan berterima kasih dengan sopan."

Leticia mengambil 3 buah buku yang ia temukan saat itu. Lalu menyerahkannya pada Heros.

"Jangan buang waktu lagi dan segera bersiap. Kita akan berangkat sore ini." ucap Heros sebelum meninggalkan Leticia di ambang pintu.

Leticia menghela napas lega. Ini terasa seperti mimpi walau ia sudah melewatinya dengan penuh kesakitan. Sekarang, ia seperti ingin menangis. Heros benar, semakin cepat ia pergi, maka ayahnya juga tak akan bisa berbuat apa-apa. Ia harus segera masuk ke pasukan Edmonia dan berlindung di balik Heros dari tatapan ayahnya.

Tentu saja kabar bahwa Leticia adalah titisan Dewi Angin terdengar di telinga ayahnya. Pria paruh baya itu nampak sangat senang dan tak henti-hentinya menyombongkan sang putri di depan semua orang. Meski orang-orang merasa kesal, tapi mereka lega bahwa Dewi tidak meninggalkan mereka.

Namun, ketika ayah dan ibu Leticia mengunjungi kuil untuk menemui putri mereka, Leticia sudah tidak lagi tinggal di kuil. Gadis itu juga tak berpesan apapun pada pihak kuil untuk disampaikan pada mereka berdua. Dan seperti itulah komunikasi sepihak antara orang tua Leticia dan Leticia berakhir.

***

2 tahun kemudian.

"Mana mungkin aku menyuruh-nyuruh titisan Dewi Angin?"

Leticia merengut kesal. Wajah ia palingkan ke arah lain. Itu terdengar seperti olokan di telinga Leticia selama ini. Tapi kenapa anggota pasukan yang lain tidak marah ya?

"Saya kan di sini untuk menjalankan misi seperti biasanya."

"Ya sudah cabuti rumput di depan kastil utama saja."

Leticia terdiam, lalu berkata, "Bukankah itu tugas tukang kebun?"

Heros terlihat menyebalkan. Akhir-akhir ini menolak untuk memberikan misi padanya. Padahal ia kan juga anggota pasukan pembasmian yang tidak kalah hebat dengan senior yang lain. Ia hanya butuh banyak pengalaman.

"Leticia, kau turuti saja perintah komandan ya." Dan di sini, Loki menengahi. Mana mungkin dia tidak tahu gelagat Heros. Ia bahkan mungkin rela menggantikan setiap misi bagian Leticia. Dasar, kenapa tidak terus terang saja sih? Kan Leticia mungkin akan salah paham.

Leticia : Breeze Of The SoreliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang