13

213 78 0
                                    

Tibalah sore hari, Leana pun segera mempersiapkan dirinya serta merias wajah nya dengan penuh keindahan. Karalyn yang tengah tidur pun sontak terbangun sejenak dengan menatap sesuatu

"Akhirnya kamu bangun nak.."

"Eh ? Menatap apa kamu ?" Leana pun melihat ke arah benda yang di tatap oleh Karalyn. Entah ia terkejut atau tidak, Karalyn menatap secarik kertas tantangan yang diberikan oleh orang tidak di kenal tersebut

"Secarik kertas ?, Mengapa harus itu ?" Leana mengingat bahwa ia belum menyelesaikan tantangan tersebut.. Waktu kian semakin dekat dan hanya tersisa 2 hari lagi.

Leana tidak peduli dengan akan hal itu, waktu nya untuk tidak memikirkan hal yang tidak berkaitan dengan semua itu. Leana hanya ingin fokus terhadap satu hal saja.

Ia segera mempersiapkan sang putri tercinta sebelum sang suami tiba di rumah lebih awal.

"Huhh, sungguh melelahkan hari ini.. tetapi hari ini adalah hari spesial" Leana dengan menghembuskan nafasnya seketika ia menandakan sangat lelah akan segala hal yang ia alami hari ini

Pintu terlihat berbunyi, terasa seperti ada seseorang di depan pintu. Tetapi hawa menunjukkan bukanlah sang suami, tetapi ia rasa itu adalah orang tak dikenal.

"Siapa yang mengetuk pintu tersebut ?, Mungkin itu Argantara.."

"Aku, suami mu.. kamu kira siapa ?"

Leana pun sontak terkejut, dugaannya pun sangat tidak benar. Leana tak tahu harus berkata apa selain memandang tatapan suami nya

"Sayang ?, maaf ku kira orang lain"

"Tidak perlu meminta maaf, sekedar hal sepele saja" Ujar Argantara hingga menatap Leana dengan kesenyuman yang melimpah

"Okei, lalu bagaimana dengan rencana hari ini ?" Leana seperti tidak sabaran untuk pergi bersama sama

"Jadi, tetapi bersabar lah untuk sementara" Argantara menengok kearah pintu

"Kenapa ?" Pandangan Leana pun seolah olah mengarah kepada pintu

"Tidak apa apa" Tiba tiba Argantara menanyakan perihal yang belum ia selesaikan

"Bagaimana dengan tantangan itu ?, Apakah sudah kamu selesai kan dengan benar ?"

Leana yang menatap pintu pun sekejap mungkin menatap Argantara. Kaluna tak tahu harus mengatakan apa karena waktu kian mendekat dan tantangan tersebut harus diselesaikan sebelum waktu tiba

"Belum, aku sudah sangat pasrah akan ancaman dari orang tak dikenal itu" Leana menunduk kepada Argantara

"Hmm... Sudahlah, bawa saja kertas itu. Nanti bila diluar kita ada waktu, kita kerjakan bareng bareng saja"

"Maksudmu ?, Sebenarnya kita pergi keluar untuk bersenang senang atau bersusah susah ?" Leana menatap Argantara

"Lalu apakah kamu ingin anakmu dibiarkan begitu saja ? Apalagi ini menyangkut nyawa anak kita" Argantara melanjutkan pernyataan Kaluna dengan seksama

"Bukan begitu, tetapi aku hanya ingin terbebas dari masalah untuk sementara waktu. Aku sudah muak dengan itu" Leana benci akan masalah yang datang, entah darimana asalnya

"Tolong mengerti untuk kali ini, tidak ada yang ingin hal ini terjadi. Jangan egois terlebih dahulu" Argantara terlalu formal dan serius menanggapi nya

"Terserah kamu. Aku ikut saja"

Argantara pergi ke kamar untuk membersihkan dirinya. Leana meratapi sejenak hingga memandang Karalyn. Tak menyangka, setelah ia berumah tangga akan terjadi berbagai masalah. Leana hanya bisa mengikuti kata Argantara, tidak ada hal lain yang harus ia lakukan.

"Mama harap, keberkatan yang berada didalam dirimu dapat bekerja hingga nanti, Karalyn" Mungkin takdir yang akan dihadapi Leana sudah ditentukan

"Mama yakin sekali, Karalyn anak pembawa berkat yang ceria dan baik. Mama juga tidak merasa bahwa dirimu sudah hampir berusia 4 tahun"

Leana yang tengah bersenyum bersama Karalyn, mendengar suara Argantara yang memanggil namanya dengan sangat kencang. Seolah olah, Argantara sedang marah besar akan hal yang sensitif. Tetapi, Leana tidak mengetahui nya bahwa hal itu sangat fatal....

continued..

TERLAHIR UNTUK MEMBAWA KEBERKATAN (MYSTERY) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang