||00|| Prolog dan Catatan.

207 24 0
                                    

[Charoite]
[Prolog dan Catatan]
[Nisrinalien]

[Charoite][Prolog dan Catatan][Nisrinalien]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa yang terjadi?

Tempat apa ini?

Apa aku benar-benar sudah mati?

Aku tidak menginginkan sebuah kematian.

"Siapa juga yang menginginkan sebuah kematian, orang konyol?" Suara mengejek terdengar dari seorang gadis yang duduk di atas sebuah kursi yang terbuat dari kayu, gadis dengan pakaian berwarna putih dan wajah yang mirip dengan wajah pria dihadapannya.

Ruangan berwarna putih yang seolah hanya berfokus pada kedua orang di sana.

"Siapa, siapa kau?" Ucap pria itu dengan waspada, pria itu juga mulai berjalan mundur secara perlahan untuk menjaga jarak dari gadis itu.

Apa dia adalah tuhan?

"Tuhan tidak akan mau bertemu dengan makhluk seperti kita, orang konyol." Gadis itu menguap bosan sembari melihat wajah bingung milik pria dihadapannya. Gadis itu terlihat menikmati, bagaimana sang pria terlihat panik saat pikiran miliknya terbaca.

"Apa yang kau maksud? Siapa kau? Kau bisa membaca pikiranku?" Pria itu terlihat bingung namun, juga meningkatkan kewaspadaannya. Dirinya juga semakin bergerak mundur.

"Pertama, apa yang ku maksud adalah, kita makhluk hina yang tidak pantas bertemu tuhan yang agung dengan kehinaan dan dosa yang kita miliki masih menumpuk. Ke-dua, aku adalah penjaga arwah yang dikhususkan untuk memantau arwah milikmu, kau bisa memanggilku El. Ke-tiga, tentu saja aku bisa membaca pikiranmu. Aku adalah penjaga arwah milikmu, itu normal apabila aku bisa membaca pikiranmu. Kau tau, membaca pikiran seseorang yang bodoh itu menyenakan, bukan?" Gad— penjaga arwah itu tertawa mengejek. Kaki dari penjaga arwah itu bergerak ke depan dan belakang secara bergantian.

Penjaga arwah..?

"Mengapa aku di sini, penjaga arwah?" Meski pria itu bertanya dengan tenang namun, percayalah bahwa tingkat kewaspadaannya masih tetap sama, masih benar-benar waspada.

"Santai saja, kau itu sudah mati. Kau tidak perlu terlalu waspada terhadap penjaga arwah yang baik dan lemah lembut ini. Aku juga hanya ingin memberimu misi kecil..? Mungkin, hehe," penjaga arwah itu tertawa kembali.

"Misi..? Misi apa yang kau maksud?" Pria itu bertanya kembali.

"Kau banyak bertanya, tapi itu adalah sesuatu yang bagus apabila orang konyol sepertimu selalu waspada. Aku tahu, kau sudah melihat sebuah karya yang aku takdirkan untuk kau lihat. Aku membencinya, dan aku membuatmu terbunuh agar kau bisa memperbaikinya. Meski sedikit egois, tapi kau juga akan menikmati ini," penjaga arwah itu tersenyum lebar dengan tangan yang memegang dagu.

"Misi ini sangat mudah. Kau hanya perlu untuk tidak membiarkan ibumu, di dunia itu untuk tidak mati. Jika ibumu tidak mati, kau bisa hidup dengan nyaman. Kau juga tidak boleh diketahui, bahwa kau adalah seseorang yang aku reinkarnasi atau kau akan menerima sebuah hukuman yang menyakitkan. Hanya itu," lanjutnya. Penjaga arwah itu berdiri dan mengeluarkan sebuah tongkat kayu yang kuno dan terlihat aneh.

"Tunggu, mengapa aku harus melakukan ini? Kau juga tidak boleh mengaturku seenaknya! Aku berhak memilih, dan aku tidak menginginkan hal ini!" Pria itu berteriak tidak setuju sembari menunjuk-nunjuk wajah sang penjaga arwah dihadapannya.

"Kau tidak berhak memilih. Hah.. sudah kubilang, aku adalah penjaga arwahmu, aku lah yang menentukan takdir yang kau tempuh. Bagian dari arwahmu adalah diriku. Aku dan kau adalah sebuah keterbalikan, selain hidup dan mati. Seperti, umm.." penjaga arwah itu memasang wajah berpikir.

"Kau menghormati gadis bernama Ai Hoshino namun, aku membencinya. Seperti itu, mungkin..? Ehehe," penjaga arwah itu mengarahkan tongkatnya dan mulai mengucapkan mantra aneh sebelum berbicara kembali.

Ai Hoshino..?

"Sampai jumpa, Charo-chan." Dalam pengelihatan pria itu, sang penjaga arwah terlihat melambaikan tangannya dengan senyum mengejek, sebelum akhirnya pandangannya berganti menjadi gelap.

Charo..?

Siapa itu Charo..?

***

Suara tangisan bayi terdengar begitu keras dari sebuah ruangan yang berisikan seorang ibu yang tengah menggendong ketiga anaknya, serta beberapa perawat disampingnya.

Sang ibu berbisik kepada anak-anak yang berada di dalam pelukannya dengan lembut; "selamat datang, bintang-bintang kecilku."

***

[821]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[821]

[Note]

Halo, namaku Lien.

Ini adalah buku pertama dan tumbal dari tulisan burukku juga namun, bukan berarti aku tidak berusaha. Aku sangat berusaha untuk menulis ini, apalagi ini adalah fiksi penggemar. Aku akan merasa bersalah jika ini terlihat buruk diantara penggemar lainnya, jadi aku berusaha semaksimal mungkin <⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Sejujurnya, aku berniat untuk tidak membuat prolog :p tapi aku paksakan dan ini akan menjadi prolog teraneh yang pernah kalian baca.

Prolog ini, terinspirasi dari game yang adikku sedang mainkan. Aku nggak pernah tahu :)))

Omong-omong, aku terinspirasi dari banyak buku!! Jadi kalo ada yang sama, bisa jadi aku emang terinspirasi dari sana :v

Ohh, yaa!! Ada informasi yang penting.

[Aku belum membaca manga Oshi no Ko secara lengkap hingga ke Chapter lanjutan dan hanya melihat anime yang dibuat]

Yup! Jadi mohon maklumin kalau ada beberapa hal yang salah! Aku adalah penggemar baru yang GAMAU KENA SPOILER ehehe.. biarkan aku membaca dan tau sendiri :PP

Aku juga ga bisa memastikan apakah buku ini akan tetap lanjut sampai tamat ato ga, jadi yang berharap aja tapi jangan terlalu berharap!!

Berikan saran dan kritik di setiap chapter, akan membantuku di masa depan!! Mohon bantuannya, ya!!

Itu aja, deh untuk prolog!! muach ♡⁠(⁠>⁠ ⁠ਊ⁠ ⁠<⁠)⁠♡

Charoite. [Oshi no Ko]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang