Bab 1

50 14 28
                                    

Terlihat seorang pria sedang sibuk mengecek kondisi kendaraan nya, wajahnya dipenuhi oleh keringat karena ia berada di pinggir jalan tepat di jam 12 siang, dimana terik matahari sedang panas panasnya. Raut wajahnya sangat terlihat kebingungan dan ada sedikit kekhawatiran karena sang bos besar menunggunya dengan raut yang sudah seperti ingin memuntahkan semua amarahnya.

"Gimana? Udah selesai? Kok lo gak cek dulu sih kondisi ni mobil sebelum lo bawa gue? Lo tau ini udah jam berapa Tio?!" Ucap Kaivan dengan sangat kesal. Pasalnya waktu terus berjalan sementara meeting kali ini benar benar penting. Bakal jadi masalah besar jika ia sampai terlambat.

"Maaf tuan saya salah. Namun, tidak seperti biasanya ini mobil mogok begini. Mohon maaf," balas Tio sambil menunduk. Karena sebelumnya ia sudah cek dan kondisinya baik baik aja. Sebenarnya Tio sangat merasa heran kenapa bisa tiba-tiba mogok. Benar kata orang tanggal sial tidak ada di kalender.

Kaivan menghela nafas, ia sekarang harus berfikir bagaimana caranya agar sampai ke tempat meeting dengan tepat waktu. Karena ini adalah meeting penting bagi perusahaannya.

"Lo, gimana sih! Harusnya mau lagi dalam keadaan baik atau gimanapun harusnya lo tetap cek! Kalo gitu sekarang bantu gue cari ojek aja deh, buruan!" Ucap Kaivan yang sudah sangat kesal. Kaivan tidak mau banyak bicara lagi. Semuanya sudah sangat urgent. Ia benar benar harus segera pergi ke tempat meeting.

"Baik tuan," Tio berlari mencari ojeg yang berharap ada yang sedang menganggur.

Sesuai harapan, pria itu menemukannya dan dengan rasa lega dan semangatnya ia menghampiri tukang ojeg itu.

"Mas, maaf lagi ada orderan?" Tanya Tio sambil mengelap keringatnya yang sudah sangat banjir.

Tukang ojeg yang sedang asik berisirahat dan melamun itu sedikit kaget dengan kedatangan Tio.

"I-iya mas, kenapa ya?" Jawab Tukang ojek itu sambil menatap aneh Tio.

"Mas?! What really?!," batin tukang ojek itu.

"Alhamdulillah, tolong antar bos saya mas. Dia sedang ada meeting penting," ucap Tio dengan cepat dan sedikit dengan nada memaksa.

Tukang ojeg itu mengernyitkan dahinya, Seperti sedang berfikir. Lalu celingak-celinguk mencari seperti mencari seseorang.

"Jadi dia beneran ngomong sama gue?" Tanyanya dalam hati pada diri sendiri masih tidak percaya jika orang itu memanggil dirinya mas.

"Kemana mas?" Tukang ojek itu menatap kesal pada orang di depannya.

Bagaimana tidak kesal, dirinya itu wanita tulen masa iya dibilang mas. Iya sih dirinya memakai masker dan rambut panjangnya ia ikat cepol sehingga tidak terlihat karena memakai helm. Tapi, kan suaranya juga jelas kalo dirinya itu wanita.

"Udah ayok anter aja nanti dibayar berkali kali lipat. Tolong bos saya dulu darurat!" Ucap Tio sambil mendesak agar tukang ojek itu bergerak membawa motornya menuju bosnya.

"Waah beneran nih?!" Ucap tukang ojek itu memastikan.

"Cuan nih!" Batin tukang ojeg itu.

"Iya iya, ayok buruaan keburu makin gak keburu ini,"

"Iyeee sabar dulu ngapa! Ini gue pake sarung tangan dulu elaah!" Jawa tukang ojek itu sambil memasang sarung tangannya dengan cepat.

"Udaahh nanti lagi aja cepat cepat!" Ucap Tio sambil mendorong motor tukang ojek itu menuju bos nya.

"Astaghfirullah masss massss, sabarrrr napaa!"

Kaivan melihat Tio membawa seseorang dengan motor dia bernafas lega, akhirnya ada bantuan juga. Langsung saja ia keluar dari mobilnya dan menghampiri mereka.

my driver is beautiful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang