"- Shanna dan Keajaiban -
"Shan."
"Shan."
"Shan!"
Valdan terus mengekori Shanna yang sibuk menyiapkan pesanan yang akan ia antar hari ini, tak mempedulikan Valdan yang berperilaku seperti anak itik kepada induknya. Valdan tetap merusuhi Shanna seakan tak membiarkan gadis itu bekerja dengan tenang.
"Shan, please ... selangkah lagi Mythic ini."
Shanna menghela nafas berat, wajahnya kesal dan muak terhadap ocehan Valdan yang tak ada hentinya. "Lo enggak liat gue lagi ngapain? Gue lagi kerja, Valdan!"
"Buset galak amat Neng, selow aja napa." Valdan mengerucutkan bibirnya dengan langkah masih mengikuti gerak-gerik Shanna. Ia masih menatap game-nya yang ter-pause dengan tatapan merana, batinnya tidak kalah menderita karena setelah membangun strategi untuk mengalahkan lawan, tiba-tiba Shanna yang menjadi timnya malah menghentikan permainan.
"Bentaran doang, nanggung banget ini."
Shanna fokus dengan kerjaannya yakni merangkai bunga mawar merah dan mencoba tak memercayai rayuan Valdan yang akan membelikkannya sebuah Mie Gacoan atau Labubu, jika Shanna berhasil menggendong tim untuk menjatuhkan lawan.
"Gue beliin lo apapun yang lo mau, dah. Lo--"
"Halo."
Bibir Valdan mengatup dengan mata mengamati gerakan jari Shanna yang di letakkan depan bibir. Seolah menurut, Valdan menelan ocehanannya dan memilih hening dengan keadaan.
"Iyaa, nanti kalau udah ada uangnya Shanna transfer."
Valdan mematikan ponsel dan mengantongi benda pipih itu ke dalam saku hoodie hitamnya. Laki-laki jangkung itu memilih untuk menyimak dengan badan menyamping yang bersandar di dinding.
"Iyaa, Shanna belum ada. Kalau ada langsung di top up dulu saldonya."
Shanna mengambil nafas berat sesaat sebelum dimatikannya telepon tersebut. Shanna kembali merangkai bunga, kali ini tak lagi semangat karena wajahnya tak berseri. Gadis itu berkali-kali menghela nafas gusar dan sesekali mengecek ponsel dan mengetikkan sesuatu. Terdengar beberapa notif masuk pertanda pesan masuk bersamaan dengan ekspresinya yang semakin keruh.
Valdan memperhatikan itu semua. Cowok itu langsung mengangkat badannya dan berjalan menuju meja Shanna. Valdan yakin jika orang yang menelepon Shanna beberapa menit yang lalu itu adalah Mamanya, orang yang selama ini membebani Shanna berkaitan segala sesuatu yang berhubungan uang dan utang.
"Berapa?" Valdan membuka suara setelah ia diam untuk beberapa saat.
"Sepuluh juta," respon Shanna. Suaranya bergetar. "Tagihan dari Bu Margareth bulan ini, jatuh tempo di akhir bulan."
Valdan memasang wajah simpati. Ia berfikir dan sepersekian detik ia berucap, "Gue ada kerjaan. Itupun kalau lo mau dan sanggup."
Shanna memicing. "Gue enggak mau disuruh pesugihan, ngepet atau jadi begal motor, ya. OGAH!"
"Bukan."
"Nyulik orang?"
"No!"
"Joget pargoy di live biar dikasih gift Paus?"
"Emang lo bisa pargoy?" Valdan senyum meremehkan.
"Ya udah terus apaan?!"
"Bantuin naikin rank Mobile Legend gue sampe mythical glory." Valdan memainkan alisnya yang hitam lebat, tersenyum lebar diikuti mata yang melengkung membuat sebuah pahatan menawan dari wajah yang tampan.

KAMU SEDANG MEMBACA
my driver is beautiful
Ficção GeralKaivan Malik adalah seorang CEO yang merasa dirinya mempunyai gangguan pada urusan sexsualnya. karena ia menyukai seorang driver ojek online yang awal bertemu dengan secara tidak sengaja. lalu ia nyaman dan menjadikan sebagai driver pribadinya. Kisa...