Rabu ini menjadi hari yang melelahkan untuk Jay karena manuver lawan sepertinya telah diluncurkan. Banyak video bayaran yang muncul di sosial media, menuduh bahwa project CHR yang dipimpin oleh Jay mendukung diskriminasi suatu kaum. Mereka mengaitkan hal-hal kecil untuk merujuk pada dukungan Jay pada penjajah demi uang.
Video yang naik turun di beranda Jay juga sebuah hal yang menyedihkan karena mereka semua membakar merk pakaian yang dia jual. Jay mendesis saat melihat seseorang menggunting merknya, padahal seseorang harus membayar jutaan rupiah hanya untuk sepotong kain dari CHR.
"Apa ini perbuatan kompetitor, ya, Pak?" tanya Joe menganalisis kembali apa yang sebenarnya terjadi sampai berita miring seperti ini tersebar luas dan merusak reputasi.
"Sepertinya bukan, design Luna bocor ke masyarakat sebelum waktunya. Itu artinya dari dalam, 'kan?"
Jay memijit pelipisnya, sungguh menguras tenaga untuk berdebat dengan ladang uangnya. Jay tidak mau dijatuhkan hanya dengan strategi murahan, pria muda tersebut bangkit dan meninggalkan ruangan. Rahangnya yang tegas seakan menunjukkan betapa marahnya seorang tuan muda Jayandra.
Saham turun, penjualan turun, entah bagaimana dia akan menjelaskannya pasal ini kepada penguasa utama CHR. Ia ingin pulang ke rumah cepat karena merasakan tubuhnya yang tidak enak, ia tidak pernah peduli tentang sinyal tubuhnya sebenarnya hanya saja kondisinya yang saat ini membuat Jay harus waspada. Bisa jadi setelah beberapa saat memaksakan diri dia akan jatuh pingsan seperti beberapa saat lalu, cara aman adalah menuruti apa kata tubuhnya.
"Pak Jayandra mau kemana?" Jay tidak bermaksud mengabaikan pertanyaan pemegang saham—-Pak Adipati. Dia hanya ingin segera baik-baik saja.
***
Jay menghempaskan tubuh di sofa segera, mengendurkan dasi yang sedikit menghalangi jalan napasnya yang terasa sulit ditarik. Pemuda tampan itu memandang langit-langit rumahnya dengan mulut yang terbuka, mencari sumber udara untuk mempertahankan kesadaran Jayandra. Dadanya terasa terjepit, bagian dalamnya juga terasa terhimpit benda berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sundie
Teen Fiction"Seandainya netra itu terbuka, pasti akan menjadi sorot elang yang siap melumpuhkan mangsa. Sebatas andai karena sepasang yang indah itu tertutup sempurna. Akan indah jika warna bibir itu ranum lalu tersenyum, sangat buruk karena nyatanya dia membir...