Kuliah di luar negeri

6 1 0
                                    

{HAPPY READING}

Saat ini, semua keluarga sudah berkumpul di kediaman orang tua Zayyan, lebih tepat nya Oma dan Eyang dari Maera. Mereka ingin merayakan kelulusan Zayyan dan sekaligus membahas untuk pendidikan anak itu kedepannya. 

"Mae mau kuliah di luar negeri!" ucap Mae to the point

Semua orang sontak menatap ke arah gadis itu yang kini dengan santai melahap makananya. 

"Kamu yakin?" kali ini Akshan yang membuka suara, pasalnya Maera memilih untuk gap year dari kuliah nya tahun lalu namun kali ini anak itu memiliki ide untuk kuliah di luar negeri. 

Sebenernya untuk mereka itu bukan hal yang berat untuk mengabulkan keinginan Maera untuk berkuliah di luar negeri, namun tetap saja rasa khawatir mereka sebagai orang tua dan keluarga akan tetap ada. 

"Om ikut gue ya?" tanya Maera pada Zayyan yang dari tadi hanya diam menyantap makanan tanpa rasa ingin ikut campur dengan pembahasan mereka. 

"Gue mau kuliah di Indo aja!" sahut Zayyan santai walaupun sebenarnya dirinya sempat terkejut dengan pertanyaan mendadak dari Maera. 

Zayyan ingin berkuliah di Indonesia, ia ingin menjaga Mama nya yang sudah tak muda lagi. Walaupun dirinya punya abang, namun Akshan sudah memiliki keluarganya sendiri dan memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar saat ini. Zayyan tak ingin egois, jadi kali ini dirinya memutuskan untuk lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tua nya. 

"Ayok dong om, lo bakal ambil jurusan ekonomi kan?" Maera memaksa tanpa tahu bahwa Zayyan tengah menahan emosi didalam dirinya. 

'Ekonomi?'

Pertanyaan itu sejak awal mengahantui pikiran Zayyan, sejak kapan ia setuju dengan jurusan itu? Dari mana Maera mendengar bahwa dirinya ingin mengambil jurusan bisnis? Bahkan ia sendiri pun tak memiliki minat dalam bidang tersebut walaupun Papa nya sudah menyerahkan 50% saham perusahaan kepadanya juga. 

"Gue nggak pernah bilang kalo gue mau masuk ekonomi?" dengan raut wajah kebingungan, akhirnya Zayyan pun membuka suara setelah sekian lama hanya diam. 

"Bukannya Eyang udah ngasih setengah saham perusahaan buat lo? Otomatis lo yang bakal nerusin dong." 

Maera menatap bingung semua anggota keluarga nya. Bukankah om nya itu sudah mendapatkan sebagian dari perusahaan Eyang, lantas kenapa dia seperti acuh tak acuh untuk meneruskan perusahaan tersebut?

"Gue belom bilang kalo gue setuju buat ngelanjutin perusahaan itu sekarang!" 

"Terus kapan lo mau nerusin perusahaan itu Jay?" kini Akshan yang bertanya. 

"Bang gue masih baru lulus SMA dan kalian malah mau ngebebanin gue sama urusan kantor yang bahkan tanpa persetujuan gue? " 

Kalau di tanya, apakah Zayyan ingin meneruskan perusahaan orang tua nya itu? Jawabannya pun Zayyan masih bingung, karena jujur Zayyan memiliki impian lain. Namun mengingat bahwa dirinya penerus terakhir dari Papa nya, membuat Zayyan mau tak mau akan mengambil tanggung jawab itu cepat atau lambat. 

"Papa kasih waktu kamu sampe lulus kuliah!"

"Om Jay bakal ikut Mae kan, Eyang?" 

"Gue bakal tetap kuliah disini dengan jurusan yang gue mau." ucap Zayyan seolah tak terbantahkan. 

Bahkan makan malam pun belum usai, namun Zayyan sudah lebih dulu meninggalkan ruang makan menuju ke kamarnya. 

"Pa, maaf kalau Nonnie ikut campur tapi Zayyan itu masih kecil dan masih labil jadi nya mau gimana pun kita ngomong pasti Jay bakal tetap kekeuh sama pendirian yang dia buat." 

"Tapi kalau bukan sekarang, mau kapan dia belajar buat bisa nerusin perusahaan Papa? Papa cuma punya Akshan dan Zayyan, jadi papa mau hidup anak papa terjamin sampai mereka tua nanti dan generasi mereka selanjutnya seperti Maera." n

Eyang benar, Maera hidup dengan amat sangat berkecukupan sejak kecil. Bahkan sekolah, tempat les dan hobby nya yang terbilang mahal pun tetap di turuti oleh Papa nya. Namun kenapa Zayyan menolak? Bukankah seharusnya dia berpikir seperti yang Eyang nya pikirkan. 

tbc
MCOK
Jangan lupa untuk vote dan komen!







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misi Cinta Om KecilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang