Episode 11- Takdir

560 34 7
                                    

Di Hastinapura terlihat banyak para pelayanan yang tengah sibuk dengan pekerjaan mereka, disisi lain tepatnya di aula kerajaan. Terlihat pangeran Duryudana tengah berbicara di aula istana sambil menatap ayahnya.

"Ayah" panggil Duryudana.

"Ada apa putraku? " tanya Dretarastra.

"Ayah, kirimkan surat untuk Dwaraka. Karena aku ingin melamar tuan putri charulekha" ucap Duryudana dengan tersenyum sombong.

Semua yang mendengarnya menjadi kaget terutama pandawa, mereka menatap tak suka pada Duryudana karena dia dengan seenaknya ingin melamar kekasih mereka terutama bima yang menatap benci pada Duryudana.

"Apa maksudmu Duryudana! Kau ingin melamar charu? " tanya bima sambil menatap Duryudana, Duryudana hanya tersenyum.

"Tentu saja bima, aku ingin charu menjadi istriku dan menjadi ratu Hastinapura kelak. Charu bagaikan bunga yang indah bagiku" ucap Duryudana sambil membayangkan charu.

Pandawa semakin geram dengan Duryudana, bagaimana tidak? Duryudana dengan seenaknya ingin mempersunting charu mereka dan menjadikannya ratu Hastinapura.

"Tidak bisa pangeran Duryudana! Seorang tuan putri harus didapatkan dengan sayembara untuk menjaga kehormatan seorang tuan putri! Bukan dengan secarik surat lamaran saja" ucap Bisma, mau bagaimanapun Bisma sudah menganggap charu adalah cucunya.

"Tapi aku menginginkan charu sebagai istriku, dia sempurna untukku, hanya dia yang aku inginkan" ucap Duryudana masih kokoh dengan keputusannya.

"Memangnya kenapa kalian seperti tidak menyetujuinya? Kalian seperti memiliki hubungan dengan charu terutama kalian Pandawa! " ucap Duryudana, Pandawa tersentak kaget.

"Apa benar yang dikatakan oleh pangeran Duryudana? " tanya Ambalika selalu nenek dari para Pandawa.

"Hubungan kami hanya sebatas sepupu saja, charu adalah keponakan dari ibu kami. Ibu kami adalah adik dari ayah charu, jadi kami menganggap jika charu adalah adik bagi kami" ucap Arjuna.

Mereka cukup yakin jika yang dikatan oleh Pandawa itu benar, sementara Sangkuni sudah mencurigai Pandawa. Karena dari cara mereka yang menentang keputusan Duryudana untuk mempersunting charu, sepertinya dia harus selalu memperhatikan gerak-gerik Pandawa kali ini.

"Ayah aku mohon, tidaklah ayah melihat jika aku sangat mencintai charu. Aku mohon izinkan aku untuk melamar tuan putri charu" ucap Duryudana memohon pada ayahnya, Dretarastra terdiam.

"Yang mulia, anda pernah berkata jika keputusan Duryudana akan ada Terima jadi izinkan dia untuk melamar tuan putri charulekha" ucap Sangkuni memprovokasi Dretarastra.

"Baiklah, ayah mengizinkannya. Kau boleh mengirimkan surat lamaran untuk tuan putri charulekha" ucap Dretarastra, Duryudana menjadi senang dan tersenyum angkuh.

Sementara Pandawa terdiam, mereka tidak bisa berkata apa-apa lagi. Setelah perbincangan itu usai, mereka telah kembali ke kamar mereka masing-masing tapi tidak dengan Pandawa yang masih terdiam karena sebentar lagi Duryudana akan mengirimkan surat lamaran.

"Bagaimana ini kak? Aku takut jika charu menerima lamaran itu" kata arjuna.

"Itu tidak akan pernah terjadi, charu tidak mungkin menerimanya. Kita juga harus berusaha agar Duryudana tidak menikahi charu" ucap Nakula.

"Kakak, kau adalah pangeran mahkota maka berbuatlah sesuatu" pintar bima sambil menatap Yudistira.

"Kakak, bukannya kita sudah berjanji untuk menikahi Charu setelah menyerang Pancala? Ayo kak, sekarang sudah saatnya kita melangkah lebih jauh, kita tidak boleh kalah dengan Duryudana. Jika dia bisa melamar Duryudana maka kita akan melamar charu duluan sebelum Duryudana mengirimkan surat lamaran" ucap arjuna, Yudistira mengangguk.

Ikatan DharmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang