Di sore harinya [Name] kembali pulang ke apartemennya setelah menjalani hari yang panjang mengajari murid-muridnya di kelas. Ia akhirnya bisa istirahat setelah lelah di tanyai banyak hal soal hubungan palsunya dengan si putra konglomerat pewaris tunggal perusahaan keluarga Ushijima.
Di tengah waktunya yang sedang menonton drama shojo romantis, ada satu adegan yang sama dengan apa yang terjadi padanya saat di kantin kampus tadi. Seorang aktor pria mengusap bibir dari aktris utama yang terkena sedikit noda saus tomat.
Wajah [Name] panas sendiri melihatnya lalu tangannya kembali menyentuh bibirnya. "Romantis sekali, tapi sayang kalau aku hanya hubungan kontrak. Beruntung sekali gadis itu." Ia lalu menghela nafasnya berat.
● ● ●
Sementara itu. Ushijima pulang lebih awal ke apartemen mewahnya, tidak seperti biasanya dia masih di sibukan dengan berbagai rapat atau pertemuan dengan kliennya di jam segini. Hari ini dia berhasil pulang lebih awal ke apartemennya setelah mati-matian menyelesaikan semuanya.
Ushijima langsung mandi begitu menyimpan sepatunya di rak dan melepas pakaiannya yang kemudian di masukan ke mesin cuci. Saat berendam di bathtub besar yang di penuhi air hangat benaknya mulai terbayang dengan bibir wanita tadi. Teksturnya yang halus dan kenyal masih terasa di jempolnya yang kasar.
Tak hanya itu tatapan polos yang di perlihatkan [Name] juga rona tipis yang terlihat di pipi wanita itu menambah kesan menggemaskan di matanya yang bulat. Wajah Ushijima perlahan terasa panas, tangannya yang sejak tadi ia pandang sembari membayangkan [Name] ia sentak ke air bathtub hingga menyiprat kemana-mana.
Ushijima lalu mengusap wajahnya yang basah dengan kasar. "Apa yang telah kulakukan ?. Baru pertama kalinya aku menyentuh bibir perempuan, aku juga tidak pernah melakukan itu pada Kimiko."
Setelah beberapa menit ia berendam Ushijima akhirnya keluar dari kamar mandi lalu memakai pakaiannya, pria bertubuh kekar itu hanya memakai kaos putih tanpa lengan juga celana traini pendek.
Ushijima kemudian pergi ke dapur untuk mengambil sebotol air putih di dalam kulkas. Saat meminumnya suara bel apartemennya berbunyi, botol berbahan plastik itu di letakan sementara atas meja makan lalu ia menghampiri pintunya.
Pria itu membuka pintu dan melihat Ibunya yang datang dengan memakai baju sweater warna hitam dengan kain yang menutupi bahu dan punggungnya. "Haha! Ada perlu apa kemari ?." Tanya Ushijima.
"Aku datang ke sini karena ingin menemuimu sekaligus ingin membicarakan sesuatu denganmu." Ucap Nyonya Ushijima.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Mereka kini berada duduk di ruang tamu, Ushijima duduk di kursi single sementara Ibunya duduk di sofa sembari meminum teh yang di seduh putranya sendiri. "Apa yang ingi Haha bicarakan denganku ?."
Ibunya meletakan kembali gelas itu di atas piring kecil yang menjadi alas untuk gelas teh yang memiliki design mahal itu. "Begini. Kau kan tinggal sendirian di apartemen, jadi menurut Haha mungkin sebaiknya kau mengajak [Name] untuk tinggal disini."
Ushijima terkejut bagaimana bisa Ibunya berpikiran seperti itu, padahal ia sudah memiliki kekasih kalau kekasihnya tahu bisa gawat nanti akan jadi salah paham.
"Mana mungkin aku melakukan itu! Aku kan sudah bilang berkali-kali kalau aku sudah punya kekasih. Bagaimana jika Kimiko datang ke sini saat Shinazukawa-san sudah berada di sini ?."
"Untuk apa kau memikirkan perempuan itu Wakatoshi ? Aku sudah bilang berkali-kali padamu bahwa si Kimiko itu bukan perempuan baik-baik, dia wanita ular!."
Saat Ushijima ingin mengeluarkan protesnya lagi Ibunya sudah kembali berbicara. "Haha tidak mau tahu, pokoknya kau harus ajak Shinazukawa-san datang kemari untuk tinggal bersamamu sambil membantumu di sini. Jika tidak, aku akan memaksa perempuan itu untuk putus denganmu."
Wanita paruh baya itu kembali memakai tasnya lalu ia menjauhkan bokongnya dari sofa, dan berjalan ke arah pintu. "Maaf saja bila Haha harus mengurusi masalah percintaanmu sampai sejauh ini. Tapi ini demi kebaikanmu Wakatoshi, untuk sekarang kau akan mengelak tentang semua yang kukatakan soal kekasihmu itu tapi suatu saat kau akan melihat buktinya sendiri."
Ibunya kemudian keluar dari apartemen setelah selesai memakai sepatunya tak lupa ia menutup kembali pintu itu dengan keras. Ushijima menundukan pandangannya lalu mengusak surai hijau olive nya hingga kembali kusut.
"Apa boleh buat ini demi Kimiko."
● ● ●
Keesokan paginya di Universitas Shiratorizawa.
[Name] yang sedang berjalan menyusuri lorong menuju kelas, tanpa sengaja melihat Ushijima yang berjalan ke arahnya dengan tatapan yang... Seram ?.
"U-Ushijima san ? Oha— Yo!"
Wanita itu memekik saat Ushijima tiba-tiba mengangkatnya seperti karung lalu membawanya menuju tempat parkiran, untungnya di sepanjang wilayah kampus sedang sepi jadi tidak ada yang melihat. Pria itu memasukan wanita itu ke mobil mengabaikan suaranya yang terus memintanya untuk di keluarkan.
Saat Ushijima sudah masuk mobil dan duduk di samping [Name], wanita itu langsung menampar pipi kanan pria itu. "Apa-apaan kamu hah! Kamu mau menculikku ya ?."
Pria itu mengusap pipinya yang merah cerah lalu melihat ke arah [Name]. "Tidak—"
"Lalu apa hah!."
"Aku ingin mengajakmu untuk tinggal bersamaku!."
Dalam mobil yang di isi dua orang itu langsung hening sejenak, [Name] cengok saat mendengar ajakan itu. Hah ? Apa ? Tinggal bersama ? Dia sudah hilang akal kah ? Pikir [Name].
"Kemarin sore Ibuku datang dan ingin kau tinggal bersamaku untuk menemaniku." Ushijima menghembuskan nafasnya berat lalu kembali berbicara, "Aku juga sebenarnya tidak mau. Namun ini demi hubunganku dengan Kimiko, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Maka dari itu aku ingin kau—"
"Ogah! Untuk apa aku harus tinggal denganmu, pasti nanti ujungnya di jadikan pembantu. Aku ini dosen dan aku selalu di sibukkan dengan pekerjaanku, belum lagi aku harus mengawasi beberapa mahasiswa yang akan sidang skripsi."
Saat [Name] akan keluar tangan Ushijima langasung meraih lengannya kemudian menariknya sampai wanita itu jatuh ke atas tubuhnya.
"Apa-apaan—"
"Aku akan meminta salah satu pelayan yang ada si rumah Ibuku untuk menyngurus apartemen. Tapi sebelum itu kau harus setuju dulu untuk pindah ke tempatku."
Pada akhirnya [Name] setuju untuk tinggal bersama di apartemen Ushijima meski agak terpaksa, tapi itu lebih baik dari pada harus menolak tapi di seret secara kasar oleh Ushijima.
.
.
.
.
.
.
.Siangnya pada pukul 2 siang [Name] kembali ke apartemennya dulu untuk sementara mengambil barangnya untuk di bawa ke sana. Ushijima juga ikut ke apartemennya karena ngotot, ketika masuk ke dalam apartemen milik tunangan kontraknya mata melihat betapa rapi dan bersihnya apartemen itu.
"Kau tunggu saja di ruang televisi sementara aku mengambil barang-barangku."
Ketika [Name] sudah pergi ke kamarnya pria itu melihat sebuah figur foto di atas meja yang tak jauh dari tempat duduknya. Ushijima mengambil benda itu dan melihat [Name] yang kelihatannya maaih berumur 1 atau 2 tahun. Di foto juga ada seorang wanita yang begitu mirip dengan wanita itu— sedang menggendongnya sembari tersenyum cerah.
"Apa ini Ibunya? Tapi bukankah Ibunya memiliki rambut berwana cokelat tortila ?."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Contract
FanfictionShinazukawa [Name], seorang dosen kampus di jurusan hukum yang sekaligus juga seorang putri bungsu dari seorang pemilik perusahaan ternama. Namun suatu ketika, Ayahnya memintanya untuk melakukan pertunangan kontrak dengan pria dari keluarga konglome...