Pada hari minggunya. [Name] hanya berada di apartemen menyuci baju, membereskan kamar, menyeterika baju, membuat sarapan dan lain-lain. Semua perkerjaan rumah hampir ia kerjakan semuanya sendiri, lalu dimana pembantu yang di sewa oleh Ushijima ? Pembantu itu hanya di sewa dari senin sampai sabtu. Pria itu sengaja melakukannya agar ia bisa menyuruh tunangan kontraknya itu untuk bekerja sebagai pembantu, karena wanita itu setiap harinya seperti memakan gaji buta saat ada pembantu.
Awalnya [Name] menolak, tapi karena Ushijima mengancam akan membatalkan semua kerjasama dan bantuan yang akan ia berikan kepada keluarganya. Alhasil ia terpaksa melakukannya, dan sekarang [Name] tengah sibuk mencuci semua pakaian milik Ushijima juga miliknya sendiri.
"Oi, ini ada lima pakaian lagi tolong kau cuci juga." Ushijima kemudian melepatkan pakaian itu ke wajah [Name] lalu pergi begitu saja.
"Sialan! Dasar tuan muda manja! Aku sumpahkan perusahaanmu bangktut!."
"Berisik! Aku harus bersiap-bersiap pergi ke kantor sekarang."
Setelah semua pakaian di cuci dan di keringkan, suara bel apartemen terdengar [Name] yang tengah menjemur pakaian di balkon belakang lansung menghampiri pintu. Saat di buka pintunya ia melihat Ibu tirinya yang tengah berdiri di hadapannya.
"Oh Okasan! Mari masuk ke dalam, kenapa tidak bilang padaku kalau akan datang kemari." [Name] membiarkan Ibunya itu masuk ke dalam sementara ia menutup kembali pintunya.
Wanita berkepala empat itu duduk di kursi single sementara [Name] duduk di sofa. "Bagaimana keadaan hubungan palsu kalian ?." Tanyanya dengan kata yang agak sedikit menusuk di akhir.
"Tentu saja rumit dan menyebalkan. Dia bilang saat aku tinggal di sini aku tidak perlu melakukan pekerjaan rumah, tapi nyatanya aku harus melakukannya setiap hari minggu."
Ushijima akhirnya keluar dari kamar dengan keadaan yang sudah bersetelan rapi dengan mantel hangat yang ia bawa di tangannya. "Ah Ushijima-san !."
Pria itu berhenti melangkah saat di panggil oleh Ibu tirinya [Name]. "Ya ?."
"Jika kau tidak keberatan... Maukah kau membawa putriku ini bersamamu ?."
[Name] dan Ushijima terkejut mendengarnya. "Okasan!."
"Maaf tapi hari ini aku ingin menemui seseorang di restoran untuk urusan bisnis. Aku takutnya Shinazukawa-san akan bosam, di tambah tidak akan ada yang—"
"Tenang saja tidak akan. Untuk apartemenmu biar aku saja yang menjaganya."
Ushijima menghela nafasnya lalu berpindah menatap ke arah [Name]. "Kau, cepat ganti bajumu." Ucapnya dengan nada bicara yang mengancam.
"Se-Sekarang ?."
"Pas kiamat. Ya sekaranglah."
[Name] mencibir lalu pergi ke kamarnya untuk ganti baju. Selesai berganti pakaian mereka berdua akhirnya pergi ke gedung perusahaan menggunakan mobil. Sepanjang perjalanan mereka berdua tidak saling berbicara sedikit pun, Ushijima terlalu fokus pada jalan yang ada di depan sementara [Name] sejak tadi hanya melihat jalanan di samping kaca mobil.
Mobil pada akhirnya telah sampai di tempat parkiran yang ada di depan halaman tempat restoran. Mereka berdua keluar dari mobil secara bersamaan, kemudian Kumiko berlari menghampiri Ushijima.
"Waka-kun!." Teriaknya.
Dua orang itu langsung melihat ke arah wanita itu yang berlari menghampiri Ushijima. "Mou! Aku sudah menunggumu lho dari tadi, kenapa kau lama ?." Tanya Kumiko begitu memeluk pria itu.
"Maaf ya, tadi aku harus..." Ushijima kemudian menatap ke arah [Name] yang hanya diam menatapnya. "Menunggu si siput ini." Kumiko ikut melihat ke arah [Name] lalu kembai menatap Ushijima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Contract
FanfictionShinazukawa [Name], seorang dosen kampus di jurusan hukum yang sekaligus juga seorang putri bungsu dari seorang pemilik perusahaan ternama. Namun suatu ketika, Ayahnya memintanya untuk melakukan pertunangan kontrak dengan pria dari keluarga konglome...