7

450 23 1
                                    

"Adi! Akhirnya aku ada temen" Ujar aksa kesenangan melihat ada teman smpnya yang masuk kesekolah ini.

"Mama bilang kamu juga disini ambil jurusan Bahasa" Adi merangkul Aksara akrab kemudian berjalan bersama menelusuri koridor .

"Mmm iya, Adi juga gabung Bahasa kan:(?" Aksa bertanya dengan ragu ragu dan cemberut, tidakkah dia tau kalau dirinya sudah menjadi tontonan sejak memasuki sekolah ini.

"Enggak, aku ambil IPA soalnya aku kepengen jadi dokter nantinya" Kata Adi tenang dan santai tanpa melepas rangkulannya kepada Aksa, Adi terlihat puas melihat ekspresi orang-orang yang mereka lewati seperti iri dan dengki melihatnya merangkul Aksa dengan akrab.

"Kalau Aksa, kenapa ambil bahasa?" Tanya Adi heran.

"Um, aku mau pergi keliling dunia makanya ambil bahasa biar bisa banyak bahasa!" Ujar Aksa antusias membuat Adi gemas kemudian dia menggigit pipi Aksa keras sampai merah .

Aksa berteriak kencang membuat sekelilingnya memandanginya dengan heran.

Aksa yang ditatap oleh berbagai pasang mata hanya menahan malunya kemudian menundukkan kepalanya sembari memegang pipinya yang telah digigiti oleh Adi, Adi sangat panik karena kelewatan.

"Duhhh Sa! Maaf aku gak sengaja! Suerrrr! Maapinnn" Adi panik melihat Aksa terus saja menunduk dan mendiaminya.

"Sana jauh-jauh! Jangan pegang!" Bentak Aksa kepada Adi ketika dia mencoba menyentuh lengannya.

"Sensian amat sih gitu doang marah!😒"

"Abisnya sakit tau! Gak lihat nih! Pasti merah banget! Aku aduin tante risa nanti pokoknya! "

"Ehh jangan dong, maaffff nanti ku emmm apa ya? Kamu mau apa nanti kuturutin"

Aksa tersenyum puas kemudian dia memiliki ide cerdiknya.

"Ya udah yuk nanti aku minta utang kamu" Kata Aksa santai kemudian menarik Adi ke lapangan tempat mereka akan berkumpul bersama murid-murid baru lainnya. Sedangkan Adi hanya menghela nafas lelah dan mengikutinya.

◦•●◉✿Home... ✿◉●•◦

"Kakak ketosnya ganteng ya? Udah gitu auranya bikin adem bangett!" Ujar Aksa ditengah-tengah kegiatan mereka.

Saat ini mereka sedang makan siang di taman yang cukup sepi dan hanya ada beberapa siswa baru yang bergabung bersamanya.

"Iya! Bener banget! Rasanya pengen dijadiin pacar!" Kata Grace seorang omega perempuan menanggapi dengan antusias mendukung Aksa.

"Eh Sa kamu ada nomer WA gak? Minta dong" Sahut mita yang seorang alpha perempuan, dia menyodorkan handphone nya yang bermerek apple kepada Aksa.

Mereka berdua sama-sama mengambil jurusan bahasa seperti Aksa.

" Aku belum punya handphone" Aksa berkata dengan sangat polosnya kemudian mengambil handphone mita lalu mengetikkan dengan agak susah nomor mamanya.

"Ini simpan aja nomer mamaku soalnya kalau ada apa-apa nanti mama nginfoin ke aku"

"Kamu Serius!? Gak punya HP?!" Kaget Grace melongo saat mendengar Aksa yang tidak punya handphone. Sedangkan yang ditanya hanya mengganggukkan kepalanya sembari melanjutkan acara makan siangnya yang tertunda.

"Dia gak dikasi main hp sebelum umur 18 tahun" Sahut Adi yang berada di sebelah Aksa ketika bekalnya sudah habis.

"Anjir ada orang tua jaman sekarang kayak gitu!?" Ungkap Grace tak habis pikir.

"Emang kenapa si? Kok lebay banget kamu ger" Tanya Aksa heran melihat respon Grace yang terlalu lebay menurutnya.

"No! no! Ini bukan lebay! Masa kamu gak punya HP!? Kamu Adi! Ada gak?" Tanya Mita penasaran karena dari tadi dia tidak melihat Adi bermain ponsel.

"Ada kok dirumah" Katanya santai.

"Loh kamu punya Di? Kapan belinya!" Ujar Aksa tidak santai.

"Itu dikasi bekas papa dulu pas kelas delapan, udah lama"

"Berarti cuman aku dong yang gak punya hp! Pokoknya nanti mau minta ke ayah" Aksa berkata dengan ekspresi sungguh-sungguh.

"Ekhm kalian sudah selesai makan? Kalau udah kalian ke aula yang ada di sebelah selatan ya, gabung sama semua rombel" Ujar salah satu anggota OSIS yang bertugas sebagai panitia, sepertinya seorang alpha?

"Eh iya kak udah selesai kok nanti kita nyusul" Sahut Mita dengan tenang, memang seorang alpha selalu memiliki jiwa yang tenang sehingga sangat cocok dijadikan pemimpin.

"Ya udah kalau gitu kakak tunggu kalian yah! Dahh"

"Ganteng banget gak sih ger!?" Aksa berujar seperti itu setelah kepergiannya.
"Iya! Aduuhhh jadi pengen dijadiin pacar ke dua setelah kak Evan" Evan adalah nama dari ketua OSIS yang dari tadi mereka perbincangkan.
"Emang bisa pacaran sama dua orang?" Tanya Aksa polos. Memang yang polos polos begini sangat mudah di salahgunakan.

"Bisa dong! Yang penting gak pilih kasih! Gitu aja solusinya"

"Ooo begitu😯"

"Bwahahahahaha....... " Adi, Mita, dan Grace ngakak terpingkal pingkal karena Aksa sangat mudah dihasut. Kalau begini Adi tidak tega meninggalkan teman polosnya sendirian di tengah-tengah manusia yang penuh dengan kesesatan.

Sedangkan Aksa yang hanya heran sekaligus kesal hanya bisa diam cemberut.

"Yuk ah cepetan! Kita ke aula! Nanti telat, terus dimarahin kan bisa mampus" Aksa lebih dulu berjalan meninggalkan ketiganya yang masih saja tertawa seperti mengejeknya pikir Aksa didalam kepala udangnya.

 

Home...(abo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang