4

511 30 1
                                    

Hari demi hari berlalu Aksa menyimpan kertas pemberian Bastian di bawah lipatan baju dalamannya, itu dilakukan agar tidak ada yang mengetahuinya.

Ditengah liburnya menunggu pengumuman apakah dia diterima di sekolah tempatnya mendaftar, liburnya masih panjang rasanya dia sangat bosan kalau hanya didalam rumah saja.

Hari ini rasanya Aksa sangat malas untuk sekedar bergerak, kalau bergerak sedikit saja maka kenyamanan yang telah ia peroleh akan sirna. Saking malasnya Aksa tidak pernah keluar dari kamarnya pagi sampai siang ini.

Tidak tau kah Aksa bahwa dia sangat dikhawatirkan oleh keluarganya?

"Asa? Didalem kah? Mama masuk nih!"

Vale langsung masuk kedalam dan melihat Aksa dalam posisi sama seperti tadi pagi dia masuk.

"Asa? Kamu sakit nak? Kok diem aja.."

"Engga..mama perut asa sakit dikit tadi, makanya gak mau gerak"

"Sakit banget? Kita kedokter aja gimana?"

"Gak mau, mau tidur aja, asa ngantuk banget. Oh iya mam, aku mau makan pop mi gledek itu"

"Gak boleh, katanya lagi sakit perut. Gimana sih!"

"Tapi pengen kayak kak alka~"

Aksa terus merengek kepada Vale namun tetap ditolak. Karena tetap ditolak Aksa berakhir menangis dengan diam, tanpa mengeluarkan suara tangisnya. Hanya airmatanya yang mengalir.

Vale memutuskan untuk keluar dari pada menuruti permintaan aneh anaknya mending keluar.

"Hic...hwaa~..hic.."

Setelah kepergian Vale Aksa menangis kencang, entah kenapa dirinya cukup sensitif jika ditolak begitu. Biasanya juga dia biasa-biasa saja jika keinginannya tidak terpenuhi.

"Uhuk..uhuk"

'serrrt'

Mata Aksa terbelalak saat dia merasakan seperti air kencingnya keluar.

Masa aku ngompol?!

Aksa langsung bangkit dan berlari kekamar mandi mengeceknya.

"AAAAAK MAMAA!!"

Aksa berteriak kencang ketika melihat celana dalamnya basah dengan darah merah segar dan ada juga seperti jelly berwarna maroon.

Brak!

"Astaga kenapa!? Asa dimana!?"

"MAMAA..HWAA..ASA MAU MATI! hic.."

Vale bergegas ke dalam asal suara Aksa berada.

"Mama! Hic...Lihat ada darah! Asa mau mati hic...aaa"

Aksa memperlihatkan celana dalamnya yang penuh oleh darah. Vale loading sebentar dan memperhatikan lagi v*gina Aksa yang terlihat menetes mengeluarkan darah, berpikir sejenak dan baru dia paham apa yang terjadi.

"Hah...cepet basuh pake air bersih! Kamu tunggu disini sebentar mama ambilin softex dulu"

Vale berjalan keluar tanpa mendengar balasan Aksa yang masih saja menangis sembari menuruti perintahnya. Saking sibuknya Aksa menangis, dia tidak terlalu sadar apa yang dikatakan Vale tadi.

Setelah beberapa saat Vale datang dengan membawa celana dalam yang bersih dan sebuah softex kemudian menyerahkannya kepada Aksa.

"Pake itu"

"Ini apa hic.."

"Softex"

"Ya hic...buat apa! Mama kira hic..aku cewek apa!"

"Ya buat kamulah! Kamu kan lagi mens Asa?!"

"Hah?!hic.."

"Cepetan pasang nanti mama jelasin dikamar, tadi dikamar sepreinya ada yang kena?"

"Gak tau..hic"

"Ya udah mama cek dulu"

Buru-buru Aksa memasang celana dalamnya namun bingung bagaimana cara memasang softex itu.

Ini gimana cara masangnya?pikir Aksa sendirian didalam toilet.

"Mama?!"

"Kenapa?" Sahut Vale dari luar yang tengah membuka seprei yang terkena darah.

"Ini pempesnya gimana cara masangnya!? Asa gak ngerti"

"Tinggal tempel di cawet kamu, gitu aja masa gak bisa?!" Vale geram sendiri dengan anaknya.

"Oh oke! Hic.."

"Mama!? Ambilin aku cawet! Cawet aku hic kena darah lagiii!"

"Astagaaa, iya bentar!"

Vale memberikan Aksa 1 buah celana dalam lagi dan melihat celana dalam yang masih bertengger di bawah lutut Aksa.

"Mana sopteknya mama pasangin! Liat mama biar kamu bisa nanti"

Aksa memperhatikan Vale dengan cermat sembari sesegukan.

"Kalo dirasa udah penuh nanti ganti sendiri, masa mau nyuruh mama"

"Uhmm iya, asa kan gak ngerti"

Setelahnya Vale keluar dan menunggu Aksa di atas kasur yang sudah berganti sepreinya.

"Sini duduk samping mama"

Aksa menurut kemudian duduk dengan risih rasanya seperti ada yang mengganjal.

"Asa, tadi itu bukan mau mati sayang. Tapi Asa lagi menstruasi karena asa kan sekarang itu omega, otomatis punya rahim , itu tandanya rahim asa lagi mengalami peluruhan biar tetap subur didalem, paham?"

"Gak paham, tapi paham mens aja"

"Gak apa-apa nanti pas gede paham kok, perutnya masih sakit?"

"Udah engga, tapi mau nasi goreng, mama buatin pake sosis sama telur"

"Oke tapi kalo udah dibuatin habisin ya?"

"Iyaa~"

Vale keluar dan pergi membuatkan Aksa nasi goreng. Aksa menunggu dikamar dengan berbaring dan mengangkang kan kakinya, dia sangat risih dengan benda yang mengganjal itu.

Entah kenapa rasanya lama sekali, membuatnya marah. Padahal baru 4 menit ditinggal. Kemudian Aksa keluar dengan kaki mengangkang sedikit saat berjalan.

Home...(abo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang