...Sakit...

36 2 0
                                    

Berjalan dengan perasaan hampa, tak ada yang dipikirkan tapi rasanya jenuh. Semua hal yang selama ini dikerjakan rasanya membosankan, seakan tak ada tempat dimana aku bisa sedikit mengekspresikan diriku dengan baik.

Rasanya sunyi, padahal banyak ribuan manusia yang berlaku lalang tanpa jeda, tapi seakan tak bisa menikmati keramaian itu.

Duduk di sebuah bangku menatap ke arah jalan raya yang penuh dengan kebisingan mobil yang berlalu lalang, dan terlihat juga orang-orang berjalan di atas trotoar tanpa henti.

Aku hanya bisa memejamkan mataku ketika perasaan sakit mendera kepalaku, selalu seperti ini jika aku berada di keramaian lebih dari 30 menit.

Tiba-tiba saat memejamkan mata dengan nyaman, seseorang dengan sengaja menaruh minuman kaleng dingin di kedua pipiku membuatku pada akhirnya membuka mata dengan memberikan lirikan tajam pada orang yang dengan seenaknya duduk di sampingku tanpa rasa berdosa.

"Sudah berapa lama disini?" Ucapnya sambil membuka minuman kaleng itu dan meminumnya, matanya menatap kearah jalan yang padat oleh mobil yang berlalu lalang.

"Mungkin hampir 30 menit, karena kepalaku mulai sakit"

"Kenapa ga masuk kedalem sih. Kan kalo kamu di dalem jadi bisa istirahat juga, lagipula aku udah bilang kan, kamu bisa dateng kapan aja sesuka kamu keruang kerja aku" Ucap pria disampingku.

"Aku malu, karena aku bukan karyawan disana, lagian tatapan mereka bikin aku risih. Lagipula gppa ko aku nunggu disini, sekalian melatih diriku juga untuk menghadapi sesuatu yang selalu aku hindari" Aku menatap kearah pria disampingku, setelahnya kembali menatap lurus kedepan, kemudian bangun dari duduk ku.

"Ayo pulang, aku lapar" Ucapku sambil tersenyum manis menatap kearah nya.

Pria itu bangun dari duduknya dan membalas senyumanku sambil beranjak dari bangku yang dia duduki.

Aku dan pria itu berjalan bersama menuju kearah mobil yang terparkir di samping Trotoar. Pria itu dengan romantis nya memasukkan tanganku kedalam saku blazer yang dikenakan Pria itu.

Althaf Basharaat, seorang pria hebat yang baik, dan tampan. Pria yang terlahir dari keluarga Basharaat, yang terkenal sebagai keluarga yang berpengaruh dibidang bisnis. Mereka adalah keluarga yang tidak pernah gagal melahirkan penerus hebat dalam setiap keturunannya. Saat ini althaf sedang menjalankan secara penuh 5 cabang perusahaan ayahnya yang sekarang sudah menjadi atas namanya.

Sedangkan aku bernama Shazia Maira Amara, perempuan misterius yang tidak diketahui asal-usulnya. Kehidupan nya penuh dengan kehampaan dan kesunyian. Aku adalah perempuan biasa saja, yang bahkan kehidupan nya terlihat membosankan. Aku bekerja sebagai pelayan cafe, di sebuah cafe kecil yang cukup menarik. Walau cafe itu kecil, tapi selalu banyak pelanggan yang datang setiap harinya.

Hanya saja, di dalam kehidupanku, seperti ada sesuatu yang sengaja dilupakan, seperti ada ingatan yang terpotong tetapi tak menemukan jawabannya.

Dan ada beberapa yang begitu menjadi pertanyaan, seperti ada beberapa trauma yang sepertinya pernah aku alami tapi aku tidak ingat dan bahkan seperti tidak pernah ada ingatan itu.

Tetapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri dan orang lain bahwa aku ga baik-baik aja, banyak hal janggal yang aku ga punya jawabannya terkait diriku sendiri.

Aku hanya memiliki althaf sebagai temanku, tapi terkadang perlakuannya padaku tidak seperti sekedar teman.

Tetapi jika aku memikirkan itu terlalu jauh, aku takut bahwa diriku tidak mampu disandingkan dengannya. Althaf begitu tinggi sedangkan aku dibawahnya, aku tidak bisa menjadi setara dengannya, tapi aku bisa menjadi teman yang tak menganggap kesetaraan.

Oneshoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang