Jangan bosan nunggu kelanjutan ceritanya ya,
Kayaknya chap kedepannya agak panjang heheheHAPPY READING (TT)
🐶🐰
Masih di tempat sama,namun ruangan itu seakan tidak ada kehidupan yang mengisinya,tidak ada suara, hanya keheningan yang berselimut di antara naje dan dua orang laki laki yang begitu ia kenal
Tidak ada yang berniat mengawali percakapan,naje yang diam dengan menunduk menatap perutnya setelah tadi ia mengetahui bahwa ternyata ia memiliki tanggung jawab dalam tubuhnya, ntahlah ia tak tau harus bereaksi seperti apa, sedih iya, takut iya, kecewa iya, bahkan menyesal sekalipun tak akan membuat bayi yang diperutnya itu pergi
"K-kak" Panggil salah satu dari kedua lelaki tadi
Naje mendongak pelan menghapus air matanya yang berlinang sedari tadi
"Maaf" Tunduk keduanya tak berani membalas tatapan naje
Naje hanya diam menatap kedua orang itu secara bergantian tanpa niat menjawab
"Sebenarnya kita kesini mau-
"Jeno kemana?"potong naje
Ya kedua orang itu adalah heji dan eric, kenapa mereka bisa masuk?, ya bisalah kan bukan salah mereka
"Em jeno--
"Kalian nyembunyiin sesuatu?"
Heji dan eric saling saling tatap
"Jeno pergi kak"
Naje mengerutkan keningnya bingung menatap lekat kedua anak itu
"Setelah gw disini?" Tanya naje lagi
Kedua orang itu mengangguk,
Naje menggigit bibir dalamnya,jantungnya seakan ditimpa beton besar yang mengakibatkan rasa sangat sesak bahkan bernafas sekali pun
"K-kalian boleh pergi" Ujar naje menunduk dengan suara bergetar
"Kak" Panggil eric berjalan pelan mendekat
Naje menggeleng "pergi" Ulangnya
Heji menahan lengan eric "kita pergi, kak naje perlu waktu"
Eric terdiam lalu mengangguk "maaf kak, kita pamit pergi"
Naje tak menjawab apa apa bahkan menatap mereka pun tidak, ia hanya diam dengan bahu yang bergetar memeluk kedua kakinya
Eric dan heji yang melihat itu segera pergi meninggalkan naje sendiri di ruangannya, mereka harus berbicara dengan jeno, melihat jeno seperti ini akan membuat naje semakin hancur
"Bundaaa"isak naje memeluk kakinya kuat, ia bahkan tak tahu bahwa ia tengah hamil sekarang, apalagi kandungannya sudah menginjak 2 bulan
Kalau bukan karna dokter datang untuk memeriksanya ia tidak akan tau sama sekali
Ia kecewa sungguh, ia bahkan tidak berpikir bahwa ia bisa hamil karna kejadian itu
"Aje harus apa bundaa" Lirihnya mencengkram perutnya
"A-ayah pasti marah, ajee minta maaf, aje bukan anak baik" Geleng gelengnya dengan air mata yang sudah mengalir deras
"Bundaaa maafin ajee, ajee bukan anak baik hiks"
"A-aje aje BUKAN ANAK BAIK HIKSS!"teriaknya menangis menjambak rambutnya sendiri
"MAAFKAN AJEE TUHANN!!"
"AYO BAWA AJEE, AJEE SUDAH SIAP,AYAH DARI ANAK INI ADALAH LELAKI BRENGSEK YANG HARUSNYA GA PERNAH AJE TEMUIN SELAMA INI"
"AKHHHH" Teriaknya karena cengkraman tangannya yang kuat pada perut datarnya