Tok... tok... tok...
"Mia... ayo bangun sayang..."
Mama membuka pintu kamar anak gadisnya, melihat Mia yang tertidur pulas namun dengam dahi yang mengerut.
"Hei sayang... ayo bangun kamu mau sekolah atau izin hari ini? Tanya Mama sambil memijat pelan perut putrinya.
Mama rasa nyeri di perut anaknya itu kali ini sangat sakit karena sedang tidur pun wajah sang anak anak mengerut tidak nyaman.
Eunghhh...
Merasakan pijatan lembut diperutku, aku melenguh keenakan sambil mengerjabkan mata dan melihat Mama yang duduk di sampingku.
"Morning, Ma... Morning adik kicikk..." Mia mengelus perut Mama yang sudah sedikit membuncit.
Dengan perlahan, Mia bangkit dan menyenderkan tubuhnya ke kepala ranjang.
Melihat anak gadisnya yang lemas, Mama dengan sayang mengucap, "Kamu mau izin nggak sekolah?"
Aku menggeleng lemah, "Nggak usah Ma aku hari ini ada presentasi kelompok. Nggak enak sama temen ku yang lain.
Mama mengangguk, "Yaudah kamu sekarang mandi terus turun ke bawah ya buat sarapan.
Dengan mata sayu, aku mengangguk pada Mama.
"Kamu mau sendiri atau mau Mama mandiin?" Tanya Mama tiba-tiba.
Aku mengernyitkan dahi, tumben sekali Mama menawari ku tentang ini.
Karena biasanya hanya ketika manja ku sedang akut saja aku minta tolong Mama untuk memandikan ku. Hehe...
Aku melihat Mama yang sedang berdiri tepat di pintu kamar, "Aku kan lagi mens Ma, nanti Mama jijik liat darah ku."
Mama terkekeh pelan, "Ngapain juga jijik, kamu kan anak Mama sayang... lagian kan kamu bisa cuci bersih pembalut mu di closet, Mama nanti tungggu di bath up."
Shhhh....
Aku meringis merasakan perutku seperti digiling-giling, lalu menatap Mama yang menatapku penuh arti.
Menganut prinsip rezeki tidak boleh di tolak, aku mengangguk saja pada Mama. Lumayan aku tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga.
"Kamu ke closet terus cuci bersih dulu aja bekas menstruasi mu, Mama nunggu di bath up sambil ngisi air panas ya..."
Aku mengangguk saja, lalu mulai membuka pakaian ku satu persatu tanpa malu di depan Mama.
Mama yang melihat anak gadisnya sudah telanjang walau masih menggunakan celana dalam menyeringai penuh makna.
Anak gadisnya benar-benar luar biasa.
Bagaimana bisa ada remaja 18 tahun dengan tubuh montok seperti anaknya?
Perpaduan antara dirinya dengan sang suami benar-benar menghasilkan ciptaan Tuhan yang mempesona sekaligus menggoda.
"Ahhh... Mahh... jangan dicubit..." Aku mendesah lirih saat Mama memainkan puting payudara ku.
Karena sedang datang bulan, seluruh tubuhku termasuk puting dada ku jadi lebih sensitif sehingga dipegang sedikit ia bisa menegang hebat.
Kini aku sedang menyandar di bath up kamar mandi dengan Mama yang duduk di samping ku menggunakan kursi kecil.
"Mia... payudara mu kayanya makin gede ya sayang?" Tanya Mama saat tanggannya menangkup dan memijat kedua payudara ku bergantian.
Aku memejamkam mata, menikmati pijatan tangan Mama di kedua payudara dan juga perutku. Ditambah dengan sensasi air panas dengan wewangian mawar kesukaan ku sukses membuat tubuh ku sangat rileks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mia Family
القصة القصيرة⚠️ EXTREME MATURE CONTENT ⚠️ Mia dan keluarganya yang gila 🔥🔥🔥🔥🔥