ਏਓ⠀࣪𓈒 Duabelas

484 42 0
                                    

Suasana kantin di jam istirahat kedua HIS cukup padat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana kantin di jam istirahat kedua HIS cukup padat. Hampir semua stand foodcurt penuh dengan antrean. Untungnya, Airys bisa lebih dulu mendapat urutan awal, jadi ia bisa menikmati makan siangnya hari ini tanpa harus mengulur sumbu kesabaran seperti yang lain.

Di hadapannya sudah ada sepiring spaghetti supreme, french fries, juga satu botol susu milo. Ia baru akan menyuapkan kentang sebelum kursi di hadapannya berderit dan kini diduduki Ellen. Gerakan Airys terhenti.

"Gue duduk sini, ya!" Ellen memasang wajah ceria.

"Pindah," katanya jutek.

"Yang lain pada penuh, cuma tempat lo yang masih sepi, Airys."

"Gue bilang pindah, ya pindah!" Airys menatap tajam. Ia benar-benar tidak ingin diganggu. Lebih tepatnya, ia tidak terbiasa makan ditemani seseorang. Airys merasa asing dan kurang nyaman.

"Tapi───"

"Lo atau gue yang pindah?"

Ellen menarik napas berat. Ia memilih mengalah daripada harus memperkeruh suasana hati Airys yang menurutnya sedang bad mood. Terlebih beberapa pasang mata mencuri-curi pandang ke arah mereka.

"Oke, gue pindah," putusnya. Ellen mengangkat nampan berisi ramen shoyu dan es teh manis miliknya. Begitu ia bergeser, tubrukan dari belakang tidak terhindar. Membuat Ellen dan nampannya jatuh, ramen serta es teh berceceran.

"Shhh ...." Ellen mengusap telapak tangannya yang terasa sakit.

"Maaf! Ma-maaf aku nggak sengaja!" Isabella terkejut. Gadis itu dengan wajah ketakutan berusaha membantu, tapi bukannya menolong, tangan Isabella justru tanpa sengaja tergores pecahan es gelas tadi. Membuat ia meringis dengan mata berkaca. "Akh!"

"Lo nggak papa?" Ellen membola saat melihat tangan Isabella yang berdarah. Gadis itu bangkit, lalu mengulurkan tangan untuk membantu Isabella berdiri. "Tangan lo berdarah───"

"Jangan sentuh Isabella."

Ellen tersentak. "Kak, gue cuma mau bantuin Isabella───"

"Lo yang bikin Isa jatuh." Mada menggeram seraya menarik Isabella ke sisinya. Matanya menajam melihat luka di tangan gadis itu. "Minta maaf."

"Gue juga mau minta maaf!" Ellen berubah kesal, ia menunjuk Isabella. "Lagian dia juga salah karena jalan nggak lihat-lihat. Di samping gue lebar tapi kenapa dia jalan di pinggir banget?"

Mada mendesis. "Lo nyalahin Isabella?"

"Ellen, ma-maaf. Aku kaget karena kamu tiba-tiba geser," cicit Isabella, gadis itu sudah meluncurkan air mata. "Ma-maaf, Ellen."

Airys menatap makanannya dengan hambar. Seleranya benar-benar lenyap dengan drama yang baru saja dimulai.

"Gue salah dan Isabella juga salah───"

ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang