TTN 6

53 18 10
                                    

Hari ini Aisha mulai kembali bekerja. Dengan begitu setidaknya sedikit menghibur hatinya karena kesibukan membuat dirinya lupa akan kesedihannya.

Orang-orang di kantornya pun berusaha menciptakan suasana yang nyaman bagi Aisha. Maklum mereka memang sayang dan peduli pada istri Raditya itu, berhubung pembawaan Aisha yang positive vibes selama ini.

"Aish, kalau bosen di rumah sendirian nginep aja di tempat aku." Ujar Widi yang cemas Aisha merasa kesepian.

"Aku nggak sendirian. Sekarang ada Bi Sumi."

"Bi Sumi?" Ulang Widi dengan kerutan di kening.

"Iya, yang bantu-bantu sekaligus nemenin aku di rumah." Terang Aisha.

"Syukurlah kalau gitu." Ujar Widi dengan senyum mengembang.

Widi mendadak merasa lega. Setidaknya Aisha memiliki teman di rumah. Meski Widi juga merasa khawatir dengan keuangan Aisha. Maklum karena satu pekerjaan, ia tahu betul berapa gaji Aisha dan berapa rata-rata gaji ART yang otomatis harus Aisha sisihkan tiap bulan.

Punya pemasukan lain mungkin. Semoga aja gitu. Harap Widi dalam hati. Ehh gimana soal perjodohannya ya? Tanya Widi masih dalam hati karena untuk bertanya langsung ia segan. Masa lagi masa berkabung malah bahas perjodohan. Mana perjodohan itu bertepatan dengan kepergian papanya. Apa jangan-jangan ada hubungannya ya? Ahh nggak tau ahh, semoga aja Aish baik-baik aja. Kasian, dia anak baik.

***

"Dit, Sabtu besok pulang ke Sukabumi nggak?" Tanya Riki melalui sambungan telepon.

"Pulang. Kenapa?"

"Bisa ketemuan nggak? Sama yang lain juga."

"Boleh. Kabarin aja di mana dan jam berapa nya." Ujar Raditya.

"Nggak ngapel kan? Takut ganggu eung." Riki berbasa-basi.

"Udah nggak diapelin lagi." Jawab Raditya asal.

"Ohh iya atuh." Sahut Riki lega setidaknya ia bebas menggunakan waktu malam Minggu Raditya membahas soal reuni yang sebentar lagi akan digelar itu.

***

Gio tengah sibuk memilih pakaian di online shop. Itu karena ia ingin tampil rapi saat acara reuni nanti. Terlebih ini pertemuan pertama setelah kelulusan beberapa tahun yang lalu.

Sedang Rendra ia tengah sibuk merajut kenangan. Dibuka kotak yang selalu ia simpan di dalam laci lemari pakaiannya. Kotak yang mana berisi foto-foto dirinya dengan yang lain termasuk Aisha. Selain itu ada beberapa tiket masuk bioskop, gelang persahabatan dan masih banyak perintilan yang penuh dengan aura Aisha.

"Aish, gimana hari ini?" Tanya Raditya yang setelah selesai menerima telepon dari Riki, langsung menghubungi istrinya itu.

"Gitu aja, ehh iya tau nggak tadi ada nasabah yang...." Aisha dengan antusiasnya bercerita pada Raditya pengalaman ia kembali bekerja setelah beberapa hari cuti karena orangtuanya meninggal. Raditya menyimak seksama sesekali ia terkekeh mendengar cerita Aisha yang memang lucu dan penuh kejutan itu.

Lama mereka bertukar cerita melalui sambungan video call sampai akhirnya mereka mengakhiri percakapan dan beranjak tidur.

***

Hari berganti hari dan tidak terasa hari ini sudah memasuki hari Jum'at. Aisha segera meninggalkan kantor karena Raditya berjanji pulang ke Sukabumi setelah jam kantornya selesai.

Dan benar saja. Tepat jam sembilan lewat lima belas menit, suami Aisha itu muncul.

"Macet?" Tanya Aisha sembari menutup kembali pintu rumah sesaat setelah Raditya masuk.

Tiba-Tiba NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang