Linda masih terdiam memikirkan terima atau tidak tawaran pulang bareng dengan Ditya.
Satu sisi ia ingin merasakan masa-masa seperti dulu waktu mereka masih berstatus pacaran. Tapi di sisi lain ia juga gengsi untuk menerima tawaran Ditya, karena ia juga tak ingin hal lalu terulang dan membuka luka lama.
" Lin? "
Ketika Ditya menyadarkan Linda dari lamunannya, dari arah yang sama muncul pula sebuah motor ninja keluaran terbaru saat itu.
Sosok pria yang tak asing lagi bagi nya menghentikan laju motornya sejajar lebih dikit dari motor Ditya.
Sontak pandangan mereka tertuju pada pria itu. " Kamu? " tegur Linda ramah.
Ditya yang melihat tingkah dan mendengar nada bicara Linda pada pria anak baru itu yang terdengar lembut sangat iri dibuatnya. Kenapa Linda selalu bersikap acuh dan seakan tak menganggap ia ada?
Ditya menatap nanar Linda saat dirinya berbicara lekat dengan murid baru itu.
" Pulang bareng aku mau ga? " ujar Pria itu ramah menawarkan tumpangan.
Anita yang masih setia disisi Linda terus menggoyangkan tubuh Linda pelan seraya memberi isyarat untuk menerima ajakan murid baru itu.
" Yaudah Lin lu balik bareng dia aja " Linda menatap tak percaya Anita, ia membulatkan matanya hebat.
" Apaansi Nit, terus lu gimana? " ujar Linda kemudian
" Gua ada urusan Lin, gua harus ke toko buku. " kata Anita asal, padahal ia sengaja agar Linda bisa pulang bareng dengan murid baru itu, upaya mendekatkan sahabat nya itu agar bisa move on dari Ditya.
" Sejak kapan lu suka baca buku? "
" Barusan, kenapa? "
" Nit, tapi.. " Anita langsung memotong ucapan Linda.
" Udah lu ikut dia aja, inget bikin Ditya jauh dari lu, dia udah bikin lu sakit hati dua tahun lalu, " imbuh Anita seraya berbisik agar tak didengar kedua pria itu.
Linda mengangguk paham. " Tapi ini aman? "
" Aman, lu balik sama manusia bukan komodo. "
" Garing! "
" Yaudah, lu anterin temen gua ya "
" Terus lu ke toko buku sendiri? " tanya Linda, Anita hanya mesem-mesen sendiri seraya melirik jahil cowo yang sedari tadi diam, siapa lagi kalo bukan Ditya.
Ditya menatap Anita penuh tanya.
" Yuk. " ujar Anita tanpa basa-basi langsung naik membonceng di jok belakang motor Ditya.
" Dih, mau ngapain lu? Datang naik aja, emang gua mau? " ucap Ditya menatap Anita yang masih setia duduk di belakangnya.
" Udah ga usah banyak bacot, jalan "
Tanpa mau banyak omong lagi, Ditya pun menancapkan gas tapi sebelum benar-benar pergi, ia sempat melirik Linda sekilas hal itupun dilakukan pula oleh Linda, namun saat menyadari pandangan mereka bertemu, Linda langsung membuang pandangan nya.
Ditya pun lantas pergi.
Linda menatap kepergian Ditya de javu, memori akan perginya Ditya dua tahun lalu kembali teringat. Memang kala itu Ditya pamit tanpa bertemu, hanya secarik surat saja namun mampu mematahkan hati, membobol bendungan air matanya.
Linda terus menatap kepergian Ditya hingga punggung kokoh itu hilang dari pandangan.
" Hey? " ujar pria yang masih bersamanya itu seraya melambaikan tangan tepat dihadapan mata Linda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Linda : Story of Her
Romance" Ngga abis pikir, lu setega itu sama gue! " ujarnya penuh emosi sembari berderai air mata. Linda tidak menyangka semua itu terjadi di kehidupan nya. Orang yang sangat ia sayangi harus menjadi rasa sakit nya dalam dunia nya.