Benih Cinta

2 1 0
                                    

Tiga bulan sudah Arya menjadi bagian dari SMA DHEIMDO, dan tiga bulan pula ia menjalin kedekatan dengan sosok wanita cantik nan ayu, wanita yang setiap harinya memakai jilbab membuat kecantikkannya kian terpancar.

Linda, gadis itu berhasil membuat pria seperti Arya terpana, tak sedetik pun mata dan pikirannya mengalihkan dari sosok wanita anggun itu.

Sayangnya, Arya dan Linda terpisah oleh kelas yang berbeda karena Arya masuk ke kelas IPS.

Hari-hari ia jalani bersama Linda, hingga benih-benih cinta mulai tumbuh dalam diri mereka.

Seperti sekarang ini, Arya dan Linda tengah duduk di bangku taman sekolah, tepat di depan mereka ada beberapa anak tengah bermain basket dilapangan itu.

Hingga satu saat, Arya bangkit dan mengubah posisi duduknya menjadi berlutut dihadapan Linda.

" Arya? Kamu mau ngapain? " tanya Linda heran, pandangan Linda seketika mengedar melihat sekarang semua mata tertuju pada mereka.

" Arya, bangun! Malu diliatin, disangka apa nantinya. " gerutu Linda masih menatap sekitar.

" Gapapa Lin, biar mereka semua tau momen ini. " Linda mengerutkan keningnya.

" Maksudnya? "

" Lin, tiga bulan sudah aku kenal kamu, jalan sama kamu, kamu selalu hadir untuk aku, tiga bulan sudah kita saling kenal dan aku ngerasa nyaman saat bersama kamu, selalu berdebar hati ini saat bersama kamu, melihat senyum kamu, candu bagi aku. " tutur Arya panjang.

Linda masih belum paham.

" Linda Humaira, aku jatuh cinta padamu sejak pertama kita bertemu. Aku mau ngejaga kamu selalu, dan bersama kamu setiap saatnya. Lin, izinkan aku menjaga hati kamu, mengukir warna indah setiap hari dengan mu. Izinkan aku menjadi sandaran bagimu saat kamu butuh seseorang untuk kamu bersandar. " ucap Arya terjeda sebentar.

" Kamu mau ga jadi pacar aku? Lebih tepatnya calon istri aku. " sambungnya kemudian.

Deg.

Jantung Linda terasa berhenti sejenak mendengar ucapan yang baru saja Arya ungkap.

Arya menembak nya untuk menjadi bukan lagi sebagai pacar, melainkan istri.

Linda sangat bingung saat ini, ia bingung harus jawab apa. Disatu sisi ia memang sudah memiliki perasaan yang sama dengan pria yang kini masih berlutut dihadapannya, Arya.

Tapi disisi lain Linda sendiri masih menyimpan rasa untuk masa lalunya. Terlebih ini bukan main-main, Arya meminta nya menjadi calon istri.

" Tapi Ar.. " Arya menatap Linda, tatapan yang semula penuh semangat kini perlahan memudar saat Linda mengatakan kata ' tapi '

Apa ia ditolak?

" Jujur, aku pun memiliki perasaan yang sama. Tapi untuk permintaan kamu itu, aku perlu waktu untuk memikirkan ini. Terlebih kamu meminta aku jadi calon kamu, bukan lagi sebagai pacar kamu. Berat Ar untuk aku bilang sekarang. " sambung Linda, Arya tersenyum terpaksa.

" Aku siap menunggu kamu siap Lin. Aku juga ga akan minta kamu buru-buru jawab sekarang. Yang penting aku udah mengutarakan perasaan aku yang selama ini aku pendam dan ga ada keberanian diri untuk bilang ke kamu. "

" Makasih Ar kamu udah jujur sama aku, makasih juga mau menunggu aku. "

Mereka tersenyum bahagia.

Dari kejauhan, sosok pria tinggi menyaksikan momen itu dengan tatapan mata kecewa, marah, kesal jadi satu.

Jemari tangan nya mengepal keras, lalu menghantam kuat dinding sekolah hingga menimbulkan bekas merah di jemarinya.

Tak lama pria itu pun pergi dengan perasaan sedih dan kecewa.

Linda : Story of HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang