Chapter 15

27 5 0
                                    


Mark membawa  Chenle untuk berjalan jalan santai disebut kebun Bungan yang cukup terjaga keasliannya.

Banyak hamparan bunga sepanjang jalan dan juga banyak sekali jenisnya.

Meskipun terdengar sederhana namun dapat menenangkan hati nya yang sedang kacau oleh semua orang.

Beberapa hari ini Mark sudah hampir membunuh sekitar 23 orang dalam 7 hari karena satu hal kepergian istrinya yang entah kemana itu.

" Kamu menyukai nya le ..?"tanya Mark pada anaknya.

" Terimakasih Daddy sudah mengajak lele jalan jalan ." Balasnya.

Mark merasa bahagia anaknya bisa menyukai apapun yang ia berikan tanpa ada keluhan sama sekali.

Terkadang Mark merasa ia tidak cukup baik untuk tumbuh kembang anak nya selama ini . Karena ia belum menemukan rasa trauma sebuah kehilangan.

Dan berdampak pada anaknya satu satunya yang tidak memberikan perhatian dan kasih sayang pada banyak orang tua lainnya.

" Daddy memikirkan apa ..? " Chenle membuyarkan lamunan nya membuat ia tersenyum teduh pada anaknya.

" Ah tidak sayang Daddy hanya memikirkan tentang dirimu yang sebentar lagi akan lulus sekolah, oh iya kamu mau menjatuhkan tetap di negara ini apa kamu mau keluar negeri." Tanyanya.

Chenle menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju' akan melanjutkan pendidikannya keluar negeri karena ia ingin bersama ayahnya.

Meskipun Chenle tau kalo ayah nya adalah manusia berjiwa Ibis namun bagi Chenle ayahnya Mark Jung adalah sosok malaikat baginya.

Yang telah menyayangi dan mencintai selama tumbuh kembangnya dan memberikan arahan agar trauma yang membuat nya gila sudah sembuh.

Setelah setengah harian berada di taman bunga dan juga sedikit bermain di sungai Mark dan Chenle akhirnya harus pergi dari sana untuk menikmati makan siangnya.

Cuaca hari ini cukup terik membuat suasana menjadi begitu cerahnya tanpa ada gangguan dari awan mendung.

Setelah menikmati makanannya Mark baru sadar bahwa anaknya harus ia urus dan ia jaga.

Kini ia berfikir bahwa kehilangan istri yang entah kemana itu membuat dampak yang cukup membuat ia sadar bahwa selama ini ia jarang sekali memperhatikan anaknya dan jarang berinteraksi.

Meskipun dalam hal apapun ia berikan untuk nya namun ia sadar kini prioritas utama nya adalah anak dan sembari menunggu anak buah nya menemukan istri ia akan lebih memperhatikan anaknya mulai sekarang.

Chenle berada di kediaman Jisung karena ayahnya Memiliki sebuah pekerjaan yang tertunda karena mengajaknya jalan-jalan tadi dan sekarang adalah waktunya ayahnya bekerja.

Chenle tentu saja tidak terlalu mempermasalahkan itu karena tadinya sudah rela meluangkan waktunya untuk dirinya karena ia tahu bahwa ayah iitu sangat gila kerja dan pekerjaan sangat banyak dan dia adalah pewaris satu satunya milik kakek nya yang sangat kaya itu.

Ia tersenyum melihat seorang pria cantik sedang berkutik dengan banyaknya alat dapur dan bahan sayuran di sana .

Meskipun dia adalah seorang dokter namun ia tidak pernah melupakan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga.

" Selamat malam buna Nana ." Sambut nya.

" Chenle kamu sudah datang sayang."

" Hmm.. wah buna masak banyak sekali." jawabannya.

" Tentu karena kamu datang mangkanya buna masak banyak."

" Ah baiklah dan sekarang Chenle akan membantu buna agar cepat selesai karena Chenle sudah tidak sabar memakan makanan buna." Ucapnya.

Chenle tetap lah Chenle sekeras apapun sikapnya jika hal makanan akan nomor satu  ah dia ingat pada seorang tentunya Seo Haechan.

Si beruang gedut itu , bayi pudu itu sangat gemar dengan makanan dan itu menurunkan pada anaknya si bayi dolphin.

Terkadang Jaemin bingung bagaimana bisa bayi beruang itu melahirkan seorang bayi menyerupai dolphin dan suaminya seorang singa yang kejam .

Ah itu hanya sebuah julukan saja namun itu cukup membingungkan, Mark yang kejam melakukan sesuka hati dan memiliki pasangan yang sangat cerewet penuh perhatian dan kedua manusia itu memiliki anak yang berjiwa random dan sangat keras kepala seperti ayahnya.

" Nah makanan kita sudah selesai juga dan tugas Chenle sekarang tolong bangun kan Jisung ,buna ingin memanggil Daddy Jeno dulu."

Chenle memangangukan kepala biar mereka memanggil tukang tidur yang tidur seperti orang mati itu.

Chenle memasuki ruangan yang bernuansa dark  white itu  terlihat menyeramkan berbanding terbalik dengan kamarnya bernuansa blue sea itu .

Mungkin karena Jisung yang menyukai nuansa angkasa sejak kecil itu akan mempengaruhi diri nya dan tidak lupa dengan sebuah figur berbentuk astronot dengan bendera ya ia pengang .

Sedang kan Chenle ia sangat menyukai nuansa bawah laut karena ia juga sangat menyukai binatang bernama lumba lumba.

Chenle menatap sinis pada seorang pemuda yang sedang bergelut Manja pada selimut tebalnya itu.

Dengan pikiran jahilnya Chenle berencana akan membangun nya dengan cara sadisnya.

Bruk...

" Aakh... Ya Jung Chenle." Jisung terbangun dengan terkejut saat tubuh nya tertimpa sebuah benda besar membuat mimpi nya indahnya terganggu.

" Hai tukang tidur bangun." Ucap Chenle dengan tanpa bersalah nya seperti anak polos .

Tidak tau saja Jisung seperti ingin mengikat tubuh kecil nya itu agar tidak mengagu mimpi indahnya.

Ya Jisung sedang bermimpi menjadi seorang astronot yang telah membawa banyak alien dan menjadikan alien itu sebagai bawahan nya dan membuat Chenle tunduk padanya.

Namun saat Chenle memberikan sebuah kata selamat pada karena telah membawa alien malah mendapat sebuah benda jatuh dan itu sebuah tubuh Chenle.

" Aish.. Jung Chenle sialan ." Ucap Jisung dengan kesal .

Chenle yang tidak terima dengan umpatan Jisung pun memberikan sebuah jambakan pada rambutnya.

" Apa kau bilang hah.._

Aak... Sakit .. Chenle ahkk.. lepaskan yaa ...”

Kamar bernuansa darkwithe itu penuhi oleh suara teriak kesakitan dan tawa yang sangat kencang nya dan oknum itu bernama Jung Chenle dan Lee Jisung.

To be continued....

Part ini sempat ilang  untung bisa balik lagi 🥹
Kak Wísh update lagi tapi ini lgi jarang update maaf kalo cerita ini jarang update ya lagi mode nyolong hotspot punya ayukku😁


Daddy' My Family (MarkhyuckLe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang