"Why never learn, we've been here before. Why are we always stuck and running from the bullets." 🎵Harry Styles - Sign of the Times
***
2013
Graduation Day
Aku lulus dengan nem yang cukup bagus. Harapanku supaya aku keterima di kuliah negeri semakin besar.
Aku melihat diriku di cermin, terlihat anggun dengan make up rias dan kebaya. Dresscode event graduation di sekolahku adalah kebaya.
Aku memakai kebaya modern berwarna soft pink, dengan manik-manik bunga. Rambutku dibiarkan tergerai, tapi aku jepit samping rambutku untuk memberi kesan clean look.
Gedung tempat wisuda hari itu sangat penuh dengan murid dan orangtua murid dan kerabat atau keluarga yang datang. Aku menelusuri ruangan besar itu, hanya untuk bertukar pandangan dengan pria tampan dalam balutan tuxedo abu-abu.
Pria itu tersenyum dan melambaikan tangannya. Disebelahnya, ada perempuan berusia 50 tahun memakai kebaya dan ikut tersenyum kepadaku.
Revanda sangat terlihat dewasa dengan jas abu-abu dan kemeja putih. Pertama kalinya aku melihat Revanda dengan pakaian formal.
Setelah menyapa Revanda dan mamanya, aku segera duduk di kursi dan mengikuti seremoni sampai selesai.
Hari itu adalah hari terakhir aku bersama Revanda di SMA. Setelah ini, kehidupan kita gak akan sama lagi. Tiba-tiba hatiku merasa hampa, kesedihan menghampiriku. Kenyataan bahwa setelah sekolah, aku dan Revanda akan mempunyai jalan masing-masing, dan gak akan bisa ketemu setiap hari seperti ini, seperti tamparan untukku.
"Diera, you look stunning." Puji Revanda setelah kita berdua duduk menunggu giliran foto.
"You are not too bad yourself, Revanda." Pujiku dengan tulus.
Aku dan Revanda menyempatkan untuk foto berdua, aku merasakan tangannya mencoba merangkulku dari belakang, tapi dengan cepat Revanda mengurungkan niatnya. Alhasil, Revanda menaruh tangannya di pundakku.
"Oke, sekarang foto lebih ceria ya! Kan ini wisuda, selebrasi, jangan sedih gitu dong mukanya. Yuk bisa ceria ya sekarang! 1,2...3!" Ucap fotografer.
Aku dan Revanda berpose. Berpura-pura untuk tertawa, dan dengan tidak sengaja pandangan kami bertemu. Aku bisa melihat Revanda tersenyum pilu, matanya berkaca-kaca, so does mine.
Aku berusaha tersenyum lebar dan menghibur diriku sendiri.
If this is a goodbye. At least, we had today.
***
"Kita tidak bisa lari dari perpisahan. Perpisahan itu akan datang cepat atau lambat. Setidaknya kita punya hari ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush(ing) Hard
RomansaSinopsis: Berlatar belakang Jakarta di tahun 2008 dimana Diera, gadis dengan berperawakan mungil dan pemalu, bertemu dengan Revanda, laki-laki yang popular dan tampan saat umur mereka 15 tahun. Sejak saat itu Revanda mengisi hidup Diera dengan senyu...