The Second Getaway

20 3 0
                                    

"As much as it seems like you own my heart. It's astronomy, we're two worlds apart" Conan Gray - Astronomy

 It's astronomy, we're two worlds apart" ♫Conan Gray - Astronomy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vibes Revanda dan Diera dewasa.

*

Jakarta 2018.

Akhirnya masa perkuliahanku selesai. 2 tahun belakangan ini semuanya terjadi dengan cepat. Prioritasku adalah lulus sarjana dan melanjutkan internship di Australia.

Mengingatkanku tentang rahasia yang masih aku pendam dari Revanda. Revanda masih belum tahu kalau aku akan pindah ke luar negeri. Persahabatan aku dan Revanda kembali normal dan aku gak mau merusaknya.

Revanda sudah diterima jadi pegawai tetap di Times Corp. Hari-harinya dipenuhi dengan kesibukan bekerja. Untuk umur 23 tahun, Revanda cukup gigih untuk bekerja. Di saat banyak orang seumuran kita yang masih gak tahu mau jadi apa kedepannya. Termasuk aku.

Aku selalu tahu ingin mengikuti jejak almarhum papa, mempunya bisnis sendiri. Dari kecil, aku gak pernah bermimpi mempunyai cita-cita lain selain menjalani perusahaanku sendiri. Entah aku akan membangun perusahaan dari 0 atau mengikuti keinginan orangtuaku untuk mengambil alih perusahaan keluarga. 

Hari itu Revanda mengajakku main ke kantornya di daerah Jakarta Selatan. Aku merasa ini waktu yang tepat untuk memberi tahu Revanda tentang rencanaku kuliah di luar negeri. Karena bulan depan aku harus sudah pergi. 

*

Revanda terlihat sumringah dan sedikit gugup saat aku sampai di kantornya. Dia memakai celana khaki hitam dan kemeja biru muda. 

"Hai." Revanda membukakan pintu kantornya dengan salah satu tangannya, dan tangan satunya lagi merapihkan rambutnya. Revanda selalu melakukan itu kalau dia sedang gugup.

"Tunggu disini ya Dier. Lo mau minum apa?" Revanda menyuruhku untuk duduk di salah satu ruang tunggu.

"I'm good, thanks." Aku tersenyum melihat Revanda terlihat senang di tempat ini. Lalu mengamati seluruh ruangan kantor itu. Kantor ini sangat bergengsi untuk di daerah Jakarta Selatan. Ruang tunggunya luas dan semua berwarna putih dan beige. Ada tangga besar melingkar di tengah ruangan. 

Aku melihat Revanda berjalan kembali ke ruang tunggu. Seketika aku merasa kembali ke masa sekolah, gak terasa aku udah bersama Revanda selama 10 tahun lamanya. Aku bisa melihat bayangan Revanda pertama kali aku bertemu sampai sekarang kami sudah menjadi dewasa. Ada rasa bangga dan hangat dihatiku melihat Revanda menjadi sosok dewasa yang masih tampan dan charming.

"Yuk, ada yang mau gue tunjukin." Sahut Revanda mengajakku pergi dari kantornya. 

"Boleh makan dulu nggak? Gue laper belum makan dari pagi." Rengekku dari tempat dudukku, menatap ke arah mata Revanda yang berdiri di depanku.

Revanda tertawa lepas, mata coklatnya ikut tersenyum. Revanda mengusap rambutku lembut dan menjawab.

"Okay, tapi gue cuma punya waktu kurang dari 1 jam, habis ini ada meeting." Jawab Revanda santai. Aku rasa dengan orangtua Revanda yang partner dengan perusahaan ini, dia menjadi lebih santai dengan kerjanya. Karena gak ada yang berani "nyentuh" Revanda.

Crush(ing) HardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang