Malam itu, ketika bulan purnama menggantung rendah di langit, sesuatu yang tidak terduga terjadi.
Evan dan Stella berkumpul di perpustakaan seperti biasa, namun ada sesuatu yang berbeda. Mereka berdua bisa merasakan getaran yang aneh, seolah-olah buku itu sendiri sedang memanggil mereka.
Aluna, yang merasakan hal yang sama, segera menyelinap masuk ke perpustakaan, bersembunyi di balik bayang-bayang, mengawasi dari kejauhan.
Evan membuka buku itu perlahan, dan seketika, simbol-simbol di dalamnya mulai bersinar samar, mengeluarkan cahaya yang aneh dan menakutkan. Stella mundur selangkah, merasakan energi kuat yang memancar dari halaman-halaman buku itu.
"Apa yang terjadi?" Stella bertanya, suaranya penuh dengan kebingungan dan ketakutan.
Evan, yang tadinya tampak yakin, kini juga terlihat ragu.
"Aku... tidak tahu," jawabnya pelan, meskipun dia mencoba untuk tetap tenang.
Di saat yang sama, Aluna merasakan dorongan kuat untuk menghentikan mereka. Dia tahu bahwa mereka telah melangkah terlalu jauh. Tapi sebelum dia bisa bergerak, sebuah suara terdengar-suara yang tidak berasal dari perpustakaan itu, melainkan dari dalam buku itu sendiri.
"Kalian sudah membangunkanku," suara itu berbisik, terdengar dalam di pikiran mereka bertiga.
"Sekarang, tidak ada jalan kembali."Stella dan Evan menatap satu sama lain, ketakutan di mata mereka jelas. Buku itu bukan hanya sekadar buku. Itu adalah sesuatu yang hidup, sesuatu yang telah menunggu seseorang untuk membuka pintu yang selama ini terkunci.
Aluna maju dari bayang-bayang, akhirnya memutuskan bahwa dia tidak bisa diam lagi.
"Aku sudah mencoba memperingatkan kalian!" katanya tegas.
"Tapi sekarang, kita semua dalam bahaya."Stella menatap Aluna dengan tatapan penuh pertanyaan.
"Apa yang harus kita lakukan?"
Aluna terdiam sejenak, memandang buku yang masih bersinar di meja di depan mereka. Cahaya yang terpancar dari halaman-halaman buku itu semakin kuat, seolah menghirup energi dari ruangan, dari mereka bertiga.
Aluna tahu bahwa mereka berada di ambang sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang bisa mereka bayangkan-sesuatu yang mungkin tidak bisa dikendalikan.
"Kita harus menutup buku ini," kata Aluna tegas, nadanya memancarkan kepastian yang tidak pernah terdengar sebelumnya.
"Jika kita biarkan terbuka lebih lama, maka kekuatan yang terperangkap di dalamnya akan bangkit. Ini bukan kekuatan yang bisa kalian kendalikan. Ini... sesuatu yang tidak seharusnya diakses oleh manusia."
Stella, yang biasanya penuh percaya diri, merasakan getaran di tangannya. Ia selalu percaya bahwa ia berbeda dari yang lain, bahwa dia bisa mengatasi apa pun yang datang padanya. Tapi kali ini, rasa takut mulai menyelusup ke dalam hatinya.
"Tapi bagaimana kita bisa menutupnya? Apa yang terjadi jika kita tidak melakukannya dengan benar?"
Evan, yang masih berdiri di dekat meja, menatap buku itu dengan campuran keinginan dan ketakutan. Di satu sisi, dia tahu bahwa kekuatan yang terkandung di dalamnya bisa memberinya kendali penuh-bukan hanya atas orang lain, tetapi juga atas nasibnya sendiri. Namun, di sisi lain, suara Aluna dan reaksi Stella membuatnya sadar akan satu hal: mungkin kekuatan itu terlalu besar bahkan untuknya.
"Kita tidak punya banyak waktu," kata Aluna sambil melangkah maju, mendekati meja.
"Aku tahu kalian berdua ingin mencari kekuatan, mencari jawaban atas rahasia yang terkandung di dalam buku ini. Tapi aku sudah melihat apa yang terjadi pada mereka yang berani membuka pintu ini terlalu lebar. Tidak ada yang keluar tanpa kehilangan sesuatu yang berharga-entah itu jiwa mereka, kewarasan, atau bahkan... kehidupan mereka."
![](https://img.wattpad.com/cover/377896296-288-k174444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverie
RomanceDi balik dinding megah Sekolah Menengah Kejayaan Lemuria, tersembunyi rahasia kelam yang lebih dalam dari sekadar prestasi akademis. Di sekolah ini, ambisi, kekuasaan, dan manipulasi saling bersilangan, dan hanya sedikit yang bisa merasakan ada sesu...