Absen dulu sini pake emot "💔"
Komen di setiap barisnya yaa
____________________________________________
Jika dua hati telah direstui oleh bumi, mau sebanyak apapun langkahmu pergi, di ujung nanti, pasti bertemu lagi.
💔💔Siulan tanpa nada dilakukan Cakra untuk mengiringi jalannya menuju lokasi pelanggannya berada, harinya semakin membaik setelah tadi dirinya bertemu dengan Aurora, walau hanya beberapa menit, walau gadis itu bersama pria barunya, bagaimanapun bentuk ketidaksengajaannya akan tetap terasa membahagiakan, asal dia Aurora.
“Ra, kalau orang yang sedang lo cintai sekarang bisa ngasih bahagia lebih banyak daripada gue, gue akan melepas lo dengan tenang dan senang,” monolog pria itu saat masih mengendarai motornya.
Tertanam jelas di otaknya bagaimana indahnya senyuman Aurora kepada kekasih barunya, hanya satu yang terlintas dalam pikiran Cakra pada saat melihatnya.
Semoga, semoga, dan semoga.
Semoga tawanya tahan lama, semoga tak tercipta air mata setelahnya, dan semoga tak ada sandiwara dibalik lebar senyumnya. Seluruh doa itu Cakra panjatkan, dengan seluruh ketulusan.
Setelah melalui perjalanan sambil memikirkan banyak hal, tibalah Cakra di persimpangan komplek Sridatum. Dari jauh, Cakra sudah melihat keberadaan mobil pink sesuai konfirmasi dari Erland.
Cakra berjalan mendekat, kemudian mengetuk jendela mobil, mencari pemiliknya.
“Punten, manusianya ada gak?” tanyanya.
“Sebentar, lagi pake baju,” jawab seorang wanita dari dalam mobil.
“Anying! Otak gue banyak debunya.” Suara hati Cakra menanggapi. Lalu, tanpa berpikir lagi, pria itu segera memutar badannya, membelakangi mobil beserta pemiliknya.
“Kamu Cakra, kan?”
“Innalilahi, don’t touch me!” sentak Cakra, terkejut karena perempuan itu secara tiba-tiba menepuk bahunya. “Ketua udah wudhu,” alibinya.
“Saya Caessa,” ucap sang wanita memperkenalkan diri.
Objek pertama yang Cakra tangkap saat melihat perempuan itu adalah baju crop top yang melekat ditubuhnya, ketat sekali hingga memperlihatkan bagian pusar dan dadanya.
Secepat kilat Cakra menundukan kepalanya, tapi bukannya menjadi solusi, malah mengundang masalah lain. Ternyata, bagian kaki perempuan itu pun tak kalah seksi, dibalut dengan stocking hitam transparan sampai pada pahanya.
“Babi! Lonte dari mana ini?” Lagi-lagi Cakra membatin. Diitengah-tengah percakapannya dengan Caessa, Cakra malah mengambil ponselnya, kemudian mengirim pesan kepada grup WhatsApp yang beranggotakan dirinya, Erland, dan Dewangga.
Montir Seleb (Grup)
Cakra : Siapa yang ngasih tau nama gue ke cewek ini?
Dewangga: Bukan gue, si Erland noh
Erland : Gimana, Le? Aduhai gak?
Cakra : HOROR ANYING!
KAMU SEDANG MEMBACA
EX BE MINE
Jugendliteratur"Tidak semua masa lalu yang jadi penjahatnya." Sampai detik ini, masa lalu seringkali dijadikan tokoh antagonis dalam setiap cerita, dia yang selalu disalahkan, kemudian dirindukan. Pada kisah ini, kalian diajak untuk menahami, bahwa masa lalu bukan...