SELAMAT❗
Anda masuk dalam perangkap dunia komedi putar! Harap siapkan mental maki-maki yang berbobot yaa! Selamat salting brutal 💋
___________________________________________Untuk yang berhasil menemukan kisah ini, semoga bisa terus ada di sini, mengenal lebih jauh, jatuh cinta, lalu menjadi penghuni abadi di dalamnya.
Kepada semua orang yang terlibat, semoga selalu diberi bahagia, banyak dan tak terbatas.
DARI Lebaaaah
YANG SELALU CINTA❤️-Mari memulai kisah dengan bismillah
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
"Bila habis sudah waktu ini, tak lagi berpijak pada dunia, telah aku habiskan, sisa hidupku hanya untukmu."
Merdunya suara berat seorang pria yang namanya masih tercantum dalam room chat WhatsApp Aurora itu mendistraksi heningnya malam.
Diiringi petikan gitar akustik, laki-laki yang berpredikat sebagai mantan sekaligus tetangga Aurora itu dengan merdu melantunkan syair lagu milik Virgoun.
"Dan telah habis sudah cinta ini, tak lagi tersisa untuk dunia, karena telah ku habiskan sisa cintaku hanya untukmu."
Aurora mendengarkan, irama yang berasal dari sebrang rumahnya begitu kuat mengusik gendang telinga. Pada setiap bait demi bait yang dinyanyikan Cakra punya arti dalam, menusuk sampai letak dimana hati Aurora berada.
Merasa semakin terganggu, Aurora beranjak dari kasurnya. Langkahnya cepat menuju jendela kamarnya yang masih terbuka. Lalu, ketika tubuhnya berhenti tepat di depan jendela, saat itu pula ia melihat Cakra sedang menatapnya dari sebrang sana.
Laki-laki yang mengenakan baju tanpa lengan serta celana Cargo pendek itu tengah duduk di kursi lipat, kedua tangannya kokoh memeluk gitar dengan posisi horizontal di atas pangkuannya. Kedua matanya seakan menyambut raga Aurora saat gadis itu muncul dari balik jendela. Dua penghuni bumi itu saling berinteraksi, lewat pancaran binar mata dalam jarak sepuluh meter. Lalu saat itu terjadi, detik seakan berhenti.
"Untukmu ...."
Cakra melanjutkan nyanyiannya, kali ini bersama bibir yang melengkung sempurna.
"Hidup dan matiku ...."
Saat bait itu dilantunkan, hembusan angin malam menyapu helai rambut panjang Aurora, membuat Cakra memandangnya dengan netra menyipit, karena tadi, bola matanya baru saja mengangkap sesuatu yang sangat cantik.
"Bila musim berganti, sampai waktu terhenti. Walau dunia membenci, ku 'kan tetap di sini."
Petikan gitar Cakra tak terdengar lagi, lelaki itu mengakhiri lagu pada bagian yang sangat indah kalimatnya.
"Aur!" panggil Cakra dengan sedikit berteriak agar Aurora bisa mendengarnya.
Indra pengelihatan pria itu benar-benar tak sekalipun berpaling dari Aurora, sosok indah yang sudah bukan lagi miliknya.
"Ingetin kalimat ini seumur hidup lo!"
Aurora tak peduli, ia harus kembali pada tujuan awalnya, yakni menutup rapat jendela dan gorden kamarnya. Apa gunanya meladeni manusia yang menolak sadar bahwa hubungannya telah selesai?
"Selama kita berada di planet yang sama, selama gue nggak jadi astronot dan pindah ke bulan, selama dunia masih punya Cakrawala Samudra. Selama itu pula, bumi akan selalu tersenyum ke arah Aurora!"
Hembusan napas gusar keluar dari mulut Aurora, telinganya menangkap suara itu, otaknya mencerna arti dari kalimat yang Cakra utarakan, namun dirinya memilih untuk tidak bergeming.
BRUGG
Aurora membalikan badan setelah sukses menutup jendela kamarnya dengan sangat keras, sengaja memang, sebagai tanda bahwa dirinya tak akan termakan oleh ucapan masa lalu.
Sebegitu merepotkannya masa lalu. Tak pernah puas melempar rasa sakit terdahulu, kemudian kembali lagi alih-alih menjadi raga yang baru. Untuk apa? Ingin mengulang waktu? Apakah luka kemarin hanya dianggap semu?
Bedanya, Cakra tidak kembali. Pria itu menetap, menunggu, melindungi. Walaupun sebuah kesalahan kecil mengharuskan hubungannya diakhiri, tapi dia tetap di sini.
Dia ada, satu langkah pun tak pernah pergi.
"Kenapa dunia harus punya Cakrawala Samudra?" gumam Aurora, pada detik berikutnya gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Salah! Di dunia yang penuh sesak dan banyak manusianya ini, kenapa gue harus ketemu Cakrawala Samudra?" lanjut Aurora meralat pertanyaannya.
Perempuan itu mengotak-atik ponselnya sedikit kasar, dimana pada layarnya memperlihatkan sebuah kontak dengan nama Cakrawale, lalu bersama seluruh keyakinan, Aurora menekan fitur blokir, sebelum akhirnya nama itu menghilang dari daftar kontak di ponselnya.
"Jangan balik lagi, ya. Karena luka lama yang dibiarkan berdarah terus menerus itu sakit sekali," monolog Aurora, dengan harapan semoga Cakra bisa mendengar suara hatinya.
Aurora merebahkan tubuhnya, menutup netra indahnya seraya memuji dirinya sendiri karena telah mengakhiri hari dengan baik. Hingga dua kali bunyi notif ponselnya memaksa Aurora untuk menunda lelapnya.
"Lagi?" Pertanyaan itu terlontar seusai Aurora membaca dua buble chat dari nomor yang tak bernama, nomornya asing, tapi tidak dengan foto profilnya.
Pesan itu dikirim oleh nomor baru, dari orang lama.
+6281145 (2 pesan)
Jangan lupain obatnya, guenya juga. Selamat menyinggahi kota mimpi, sambut hari esok dan bertemu lagi.
Ini gue, makhluk yang nomornya lo blokir 6 kali.
______________BERSAMBUNG_______________
LANJUT NGGAK NIH?
Menemukan cerita ini dari mana?Udah baca AUnya belum? Kalau belum gas baca di akun Instagram @its.bee_au yaa🤗
Ada yang punya mantan kaya Cakra?
Terima kasih udah berkenan membaca, semoga kalian selalu diselimuti bahagia❤️
Sampai jumpa di next part...
KAMU SEDANG MEMBACA
EX BE MINE
Teen Fiction"Tidak semua masa lalu yang jadi penjahatnya." Sampai detik ini, masa lalu seringkali dijadikan tokoh antagonis dalam setiap cerita, dia yang selalu disalahkan, kemudian dirindukan. Pada kisah ini, kalian diajak untuk menahami, bahwa masa lalu bukan...