Selamat membaca semua! ♡
Toko buku yang didatangi Faisal dan Sahla terasa seperti pelukan hangat di sore hari, dengan rak-rak kayu tua yang berderit setiap kali seseorang berjalan melewatinya.
Sejenak lupa pada tujuan awal untuk sekedar mencari kamus bahasa Jepang sebagai bahan ajar pelatihan. Suasana hening toko buku berhasil membuat kedua manusia itu nyaman berjalan tanpa tuju kesana kemari.
Faisal menyusuri lorong sempit toko buku, membaca setiap judul yang tampak menarik dimatanya, sementara Sahla berjalan didepannya sambil memotret setiap sudut dengan semangat.
"Faisal fotoin gue dong! " Ucap Sahla yang sudah siap berpose dua jari menempel ke pipi bagian kiri.
Dengan kebingungan Faisal mengambil Handphone dari saku bajunya.
"Dari sini? " Tanyanya memastikan.
Sahla menangguk lalu bertanya juga,
"Iya, bagus gak? "
"Bagus. Gua itung ya, satu... dua... tiga... " Faisal mulai menekan tombol setelah kamera mengarah pada Sahla.
"Coba lagi lagi. " Ujar Sahla dengan tak sabaran.
Faisal menunjukan handphone miliknya,
"Gak mau liat dulu hasilnya? "
"Nanti aja sekalian. "
Faisal menuruti apa mau gadis itu, dia kembali mengarahkan kamera pada Sahla. Pemotretan itu berlangsung selama beberapa menit, orang yang lewat pasti akan mengira mereka adalah fotografer handal dan Sahla modelnya.
Sahla yang sudah merasa puas menghampiri Faisal untuk melihat hasilnya.
"Udah banyak ya? Coba mau liat hasilnya. "
Faisal memberikan handphonenya agar Sahla bisa melihat sendiri.
"Ih bagus-bagus! Mau kamera hpnya boleh gak? " Ucapnya memuji handphone Faisal yang memang keluaran terbaru.
"Beli beli. " Balas Faisal bergurau.
Sahla mencebik lalu berucap lirih,
"Mahal! Eh tapi yang ini guenya jelek, lo asal pencet ya!" Tuduhnya pada Faisal yang sudah tersenyum jahil.
"Malah ini paling bagus La, estetik. " Ujarnya dan langsung menerima pukulan kecil dari Sahla.
"Estetik dari mana, hapus hapus. "
"Lucu tau kaya anak kecil, udah jangan dihapus. "
"Gak gak!. " Sahla pun menghapus foto itu. Dan mengembalikan Handphone Faisal.
"Nanti jangan lupa dikirimin. " Ucapnya lagi, Faisal mengangguk patuh.
"Satu foto dua ribu ya. "
"Gratis juga, ayo Sal kita mulai cari buku yang mau lo beli buat belajar." Ajak Sahla menarik tangan Faisal.
Faisal yang baru ingat bahwa dia kesini untuk mencari buku,ikut melangkahkan kaki dibelakang Sahla.
••••
Alasan Faisal mengajak Sahla ke toko buku adalah untuk mencari buku yang sama dengan milik kakak laki-laki Sahla yang sudah pergi ke Jepang sejak 3 tahun lalu.
Pelatihan yang diikuti Faisal di sekolah merupakan seleksi Siswa Teknik Pengelasan yang ingin pergi bekerja di Jepang setelah lulus. Sekolah Merdeka Jua telah bekerja sama dengan sebuah perusahaan terkenal di Indonesia yang ikut berkontribusi di salah satu perusahaan otomotif Jepang.
"Ini buku yang kaya kakak gue, cuma saran gue lo cari yang versi terbarunya biar lebih bagus. "
Faisal mengikuti apa kata Sahla, dia mencari lagi dibagian lagi. Buku yang sama dengan versi yang berbeda.
"Sama kaya yang ini ya? Ini keluaran terbaru. " Ucap Faisal saat matanya menemukan buku yang ia cari, Sahla langsung menghampiri.
"Nah iya itu sama! " Balasnya dengan semangat.
Faisal tersenyum lega, "Akhirnya ketemu! Yaudah beli yang ini aja. Lo udah dapet buku yang lo mau La? "
Kini Faisal yang bertanya. Sahla mengangguk sambil menunjukkan buku ditangannya.
"Ini udah ketemu, buku yang gue incer dari bulan lalu!"
"Oh ya, Buku apa itu? " Tanya Faisal penasaran, Sahla memperlihatkan buku itu.
"Buku yang isinya pacar gue." Ucapnya dengan bangga. Faisal menahan tawanya lalu berbicara dengan nada mengejek,
"Halah pacarnya fiksi,Suka ko sama karakter yang gak nyata La. "
Sahla berdecak, "Biarin yang penting gak nyakitin! "
Faisal tertawa pelan. "Yaudah iya, ayo kita ke kasir. "
Keduanya lalu pergi ke kasir untuk membayar buku yang dibeli.
"Ini Sal. " Sahla memberikan uang pada Faisal untuk membayar bukunya yang tadi ditalangi.
Faisal tidak menerima uang itu dan malah berbicara,
"Gak usah, itu buku gue yang kasih. "
"Lah apaan! Gak mau. " Tolak Sahla, dia tetap memberikan uangnya pada Faisal.
"Ucapan makasih La karena udah nganter gue. "
"Gak usah Sal, gue nganter lo ikhlas ko. "
Faisal tidak mendengarkan Sahla, dia malah mengajak Sahla untuk makan.
"Lo mau makan dulu La? Kita mampir ke bakso yang di sana ayo. " Ucapnya, Sahla pun melihat kearah tempat yang ditunjuk Faisal.
"Mending bakso yang diluar Sal, kalo bakso di mall lebih mahal. "
Lagi lagi Faisal tidak mendengar, dia berjalan ke tempat bakso itu.
Mau tak mau Sahla mengikuti dari belakang.
"Kali ini gue yang bayar ya! " Ujar Sahla saat mereka sampai di salah satu kursi tempat bakso itu.
Faisal tak menjawab, dia sudah membaca menu makanan yang ada.
"Lo mau pesen yang mana La? " Tanya Faisal, Sahla melihat-lihat menu makanan itu.
"Bakso biasa aja mahal banget dah! Faisal mau morotin gua apa ya. Harga buku yang gua beli juga gak sampe segini. " Keluh Sahla dalam pikirannya.
Dia menunjuk Bakso yang menurutnya paling worth it dengan isi dompetnya.
"Ini sama yang ini ya mba." Ucap Faisal kepada pelayan yang mencatat pesanan mereka.
••••
Sahla menunggu Faisal yang sedang membayar pesanan mereka. Kali ini juga, uang miliknya ditolak oleh Faisal.
Walaupun beruntung karena uangnya masih utuh, Sahla tetap merasa tidak enak pada Faisal."Sahla liat gue bawa apa? "
Faisal datang dengan menggenggam 2 eskrim ditangannya, kemudian dia memberikan satu pada Sahla.
"Wah Es krim macha!"
"Sukakan?" Ucap Faisal, Sahla mengangguk dengan antusias.
"Kenapa beli eskrim? "
"Nggak beli, ini promo produk baru mereka. " Jelas Faisal, Sahla mengangguk paham.
"Makasih Sal. "
"Iya."
"Eskrim nya mau dihabisin disini atau sambil jalan pulang?" Tanya Faisal, dia sudah melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 17.30.
"Sambil jalan pulang aja deh, udah hampir malem. "
"Oke."
Faisal dan Sahla pun keluar dari tempat bakso itu dan berjalan bersama menuju parkiran motor untuk pulang.
••••
Terimakasih sudah membaca!
Boleh vote dan komen kritik/saran ya😸🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in the Northern Sky
Teen FictionBagaimana cara melupakan? Kisah yang usai sebelum dimulai antara Sena dengan Manusia dingin yang lahir di langit utara. Apakah menyibukkan diri adalah cara yang paling efektif?