LIPS (2)

112 5 0
                                    

Phuwin itu yang paling cerewet di antara Fourth, Dunk, maupun Satang. Tapi dibalik kecerewetannya itu, Phuwin hanya bermaksud baik.

Phuwin itu peduli pada setiap temannya. Karena itu dia berisik bukan tanpa alasan, Phuwin berisik cerewet karena ia khawatir jika teman-temannya kenapa-napa.

"Kau tunggu saja di mobil. Iya, iya. Aku tidak akan berbohong."

Phuwin yang tadinya menaruh kepala di atas meja kini merubah posisinya duduk tegak. Pond—pacarnya—ada kelas, selain itu Satang yang tengah diculik Nut. Belum lagi Marc, Poon, Dunk, serta Joong yang sedang sibuk mencari sponsor untuk acara festival minggu depan, Phuwin terpaksa berdiam diri di dalam ruang BEM karena tugasnya sudah selesai.

"Kau pulang dengan Gemini lagi?" Phuwin bertanya.

Satang segera menoleh mendengar pertanyaan Phuwin, "Tidak, tidak. Gemini sudah pulang dengan Fourth. Tadi aku melihat keduanya berjalan bersama dari kantin. Lagipula Gemini sedang marah padaku karena aku tadi menciumnya."

"Hah?!" Phuwin memekik. Mengerjap terkejut menatap Satang yang terlihat biasa-biasa saja. "Satang kau masih waras kan?"

Satang segera menutup telinganya mendengar teriakan Phuwin.

"Aku sedang di tengah keadaan genting karena Winny. Tapi setelah melakukan itu, aku tidak tega dan menangis karena tidak enak pada Winny." jelas Satang.

Phuwin bernapas lega setelah mendengar penjelasan Satang.

Bukannya Phuwin pilih kasih atau apa. Hanya saja, Phuwin itu sangat tahu bagaimana Fourth, sahabat imutnya yang baru saja putus itu belum bisa move on. 

Dan yang membuat Phuwin berteriak tadi juga karena Gemini, orang yang memutuskan Fourth, baru saja berciuman dengan Satang. Wow!

"Kau ini gila atau bagaimana? Kalau Fourth lihat bagaimana? Lalu, kenapa kau menangis karena Kak Winny kalau selama ini kau terus-terusan menjauhi tunanganmu itu. Sebenarnya kau ini suka Kak Winny tidak sih?"

Satang yang sebelumnya sudah berpindah duduk di depan Phuwin kini gantian menaruh kepalanya di atas meja, "Tidak tahu."

Nah, sekarang Phuwin harus bagaimana kalau sudah begini.

Phuwin jelas tahu jika Satang itu tidak benar-benar membenci Winny. Entahlah, menurutnya, Satang itu aslinya tertarik pada Winny. Hanya saja masih tidak terima karena hubungan keduanya diawali dengan perjodohan yang tidak dikehendaki olehnya.

"Jangan terus-terusan menghindari Kak Winny seperti itu. Walaupun kalian bertunangan karena keinginan kedua orang tua kalian, setidaknya Kak Winny itu sungguh-sungguh menyukaimu. Jangan sampai menyesal."

Satang hanya menganggukan kepalanya pelan sebagai jawaban.

Sebenarnya Satang sedang mencoba mendeteksi detak jantungnya yang tak kunjung berdetak normal. Alasan utama, karena Satang yang terus-terusan memikirkan pelukan Winny tadi. Rasanya benar-benar nyaman. Belum lagi ciuman kilat Winny yang membuat kakinya lemas beberapa saat.

Tapi Satang tidak suka dengan perasaannya sekarang ini. Karena setiap kali jantungnya berdetak seperti sekarang ini, Satang selalu ingat saat Winny yang bercerita tentang dirinya yang menghabiskan waktu dengan Fourth sampai menggunakan baju pasangan segala.

Belum lagi, mereka menghabiskan waktu di Yaowarat, tempat favoritnya jika dia ingin berkencan. Satang tidak suka Winny.

➖🪥🌻〰️

Parkiran itu tidak seramai kantin atau pun jalanan. Paling-paling hanya beberapa orang yang menyambangi untuk membawa kendaraannya pergi keluar meninggalkan tempat itu.

Karena itu, Gemini—dengan amat sangat memaksa—membawa Fourth memasuki mobil mercy peraknya.

Fourth sendiri menurut-menurut saja karena Gemini sudah mengancamnya akan making out di meja kantin saat itu juga kalau Fourth tidak mau mengikutinya.

Walaupun Gemini berbicara tidak serius, tapi Gemini itu hafal sekali kalau Fourth itu kadang menganggap serius setiap ucapannya bermodalkan wajah serius dan tatapan tajamnya ke arah Fourth, Gemini tahu betul kalau Fourth tidak akan menolaknya karena Fourth itu paling takut kalau dirinya sudah seperti itu.

"Kau pasti lihat yang tadi kan?" Gemini berkata. Setelah keduanya berdiam diri selama lima belas menit di dalam mobil.

Fourth lalu menoleh ke arah Gemini yang duduk di balik kemudi. "Aku tidak lihat kau berciuman dengan Kak Satang." Menjawab seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada. Kepalanya kini menoleh ke arah luar kaca mobil.

Gemini justru tersenyum setelah mendengar jawaban dari mantan kekasihnya ini.

"Lalu bagaimana bisa kau tahu kalau aku berciuman dengan kak Satang tadi?"

"Tentu saja tahu. Kau berciuman dengan Kak Satang saat aku akan ke kantin—" Fourth terdiam sebentar setelah menyadari ucapannya barusan, "Bajingan!"

Gemini tidak bisa untuk tidak mengumbar senyumnya. Fourth di depannya ini benar-benar imut tidak dikira-kira. Gemini sendiri sampai merasakan jantungnya berdebar-debar kelewat cepat.

"Fot tatap aku." Gemini menarik wajah Fourth untuk menghadap ke arahnya. Kedua tangannya menangkup lembut pipi Fourth yang kini terlihat memerah.

"Fot, yang sejak kemarin ingin aku ucapkan adalah aku sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Kak Satang. Perihal tentang ciuman tadi, aku juga tidak tahu kenapa Kak Satang melakukannya. Yang pasti aku sama sekali tidak menginginkan ciuman itu terjadi. Aku hanya menginginkan bibir ini saja."

Gemini menaruh telunjuknya di atas bibir Fourth dan terkikik sebentar menemukan Fourth yang mematung di hadapannya, "Pipi ini juga boleh kalau diizinkan."

"Gem.."

"Ya?"

"Wajahku rasanya sangat panas karena kau memegangnya seperti sekarang ini. Aku malu."

Bersambung.

Some - GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang