• Bab 7 : "Teman Yang Menemani"

12 4 0
                                    

sang Surya mulai menerangi dunia, perlahan lahan,Cahya dari sang Surya mulai memasuki koridor jendela kamar lizia

semburat warna oranye kekuningan membuat pagi ini nampak begitu indah

begitupula mata lizia yang sedikit demi sedikit perlahan terbuka,mata merah yang lebam dikarenakan menangis dengan jangka waktu yang cukup lama

lizia menangis memikirkan perkataannya dan semua hal gila yang terjadi kemarin,namun sekarang,lizia mencoba untuk melupakan hal itu dan membuat kehidupan yang jauh lebih indah dan bersemangat

lizia terbangun dari ranjang empuknya itu dan melihat ke arah jam

"Sepertinya aku ketiduran.."ucap lizia sambil mengusap matanya yang masih mengantuk itu

setelah Lizia melakukan peregangan pagi,ia segera turun untuk mandi

pagi yang cerah ini Lizia awal dengan mandi pagi dengan air dingin yang segar membuat sedikit demi sedikit semangat lizia tumbuh

walaupun kejadian yang buruk telah menimpanya,namun,bagi lizia kenangan itu hanyalah debu sementara di pikirannya yang harusnya bisa ia hilangkan dalam waktu sekejap

seusai lizia mandi pagi,lizia bergegas ke arah dapur dan melihat ada secarik kertas yang bertuliskan

"Ibu sedang pergi ke pasar sebentar,jika kamu mau makan,makanlah saja yang ada di kulkas."

tulisan ibu lizia terlihat cukup jelas Disana,segera,lizia mengecek ke kulkas,di kulkas terdapat sandwich yang agak dingin

namun, Lizia tetap memakan sandwich itu karena ia sudah kelaparan

setelah makan,lizia bersiap siap dan berangkat menaiki sepedanya yang sederhana

_________________
Sesampainya di sekolah...

Lizia masuk kedalam kelas yang masih sepi,ada beberapa barang dan tas murid lain disana, termasuk tas Jefri..

lizia kemudian berjalan ke bangku nya dan meletakkan semua barang-barang nya

ia cukup malas untuk berjalan ke mana,ia juga takut bahwa jika dirinya berjalan jalan mungkin ia akan bertemu dengan Nina ataupun Jefri

beberapa menit berselang,lizia masih duduk termenung di bangkunya sendirian,Reina,Yoona dan Jessica belum datang, sepertinya ia datang terlalu pagi

"huh...seperti aku datang terlalu pagi.."
gumam lizia sambil menghembuskan nafasnya dengan berat

tak lama kemudian, seseorang membuka pintu kelas itu,dan ternyata orang tersebut ialah Reina

Reina yang melihat lizia sudah ada disana pun langsung tersenyum dengan lebar

"Walahh, tumben berangkat pagi,alo Liziaaa..!!"sapa Reina dengan senyum manisnya

lizia menanggapi sapaan Reina dengan senyuman

Reina segera mendekat ke arah lizia

"Tumben duduk di kelas? biasanya kamu jalan jalan ke luar??"tanya Reina sambil meletakkan tasnya disamping kursi lizia

lizia terdiam sejenak
"Gapapa,lagi pengen aja gituu"balas lizia dengan senyum kecil

Reina yang menyadari kejanggalan pada tingkah laku lizia pun langsung mendekat,menatap muka lizia secara langsung

"yakin nieh gapapa?cerita dongs"
tanya Reina yang semakin penasaran

awalnya lizia agak ragu untuk menceritakan tentang Jefri beserta kejadian kemarin,namun akhirnya lizia mau angkat bicara

"janji Lo jangan kasih tau siapa siapa ya?"tanya Lizia sedikit ragu,ia takut Reina akan mengatakan cerita nya ini pada siapapun

"iyaa aku janjii"jawab Reina dengan senyuman

"jadi.. kemaren..gua di hajar sama geng AE..dan gua disuruh Nina buat jaga jarak dari Jefri.."ucap lizia dengan pelan sambil menundukkan pandangannya

Reina sangat terkejut, Geng AE?Nina?Jefri? mereka ternyata saling berhubungan satu sama lain

"Lo dihajar sama geng AE perkara Deket sama Jefri!?"ucap Reina dengan nada dan ekspresi terkejut

"..-
belum sempat menjawab,air mata lizia sudah mengalir membasahi pipinya,ia masih belum mampu lari dari mimpi buruknya itu

Reina yang menyadari lizia menangis pun langsung memeluknya dengan erat, walaupun lizia belum. menjawab pertanyaannya benar atau tidak,namun Reina sudah tahu jelas apa jawabannya..

"it's okay Lizia,gapapa,Reina disini..pasti berat ya?gapapa..Reina yakin Zia pasti bisa ngatasin semuanya,zia kan kuat,sudah pasti Zia bisa ngehadepin kayak gini.."bisik Reina ke telinga lizia dengan lembut

"gapapa,kalau Zia gak kuat,ada Rei disini..Rei bakal selalu ada di sisi Zia,jadi Zia jangan sedih..kalo Zia sedih Rei juga sedih.."

mendengar ucapan Reina membuat lizia semakin menangis,lizia menangis dalam pelukan Reina,selama ini,lizia selalu mengatasi sendiri semua masalahnya

tak ada yang menyemangati dan membuat hidup nya berwarna, kecuali Reina yang ia anggap sebagai kakak nya sendiri..

mereka telah bertemu lama,bahkan sejak dari SMP,mereka telah mengerti jati diri masing-masing,dan kelemahan masing-masing...

bagi lizia Reina ialah sahabat,atau lebih dari itu..

"udah..lizia gausah nangis ya..?kamu itu kuat Zia..aku tau..tapi,kalau Zia Udha capek,Zia bisa jadiin Reina buat tempat berteduh,Reina akan selalu ada buat Zia.."

Okayyy cukup sekian aja, tungguin eps berikutnya yawww-!!💕


"Berawal Dari Sekedar Teman."Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang