Chapter 5

115 25 4
                                    

"Ck! Motormu hasil mencuri, ya?" Kenapa tiba-tiba mati?"

Izuna berdecak kesal saat dia berjalan di samping Ryu yang tengah mendorong motornya.

Ryu menghela napas pelan. "Aku tidak tahu. Aku hanya tinggal memakainya saat aku ada di sini, Izuna."

Izuna mencebikkan bibirnya kesal. Dia mengambil ponsel dari sakunya. Wajah yang tadinya kesal kini menjadi cerah saat melihat tanggal di sana.

"Hei, Ryu. Ini kebetulan sekali!" Izuna menunjukkan layar ponselnya di depan wajah Ryu.

"Ayo kita cari bengkel Ryuguji Ken! Harusnya Takemichi akan mendatangi Draken tak lama lagi."

Ryu tersenyum tipis melihat Izuna yang berhenti mengomel.

"Memang kebetulan," ucapnya.

"Bengkelnya sudah ada di depan, Izuna."

Izuna menatap ke arah yang Ryu tunjuk. Memang benar, bengkel DnD Draken sudah terlihat. Izuna kembali memasang wajah cerah. Dia segera mengambil masker hitam dari sakunya, memakai masker itu dan semakin menarik tudung jaketnya agar surai putihnya lebih tertutup. Tak lupa juga Izuna memperbaiki topi hitam yang dia kenakan.

"Ayo ke sana!"

Izuna mulai berlari sementara Ryu mengikutinya dari belakang sembari mendorong motornya. Tidak sampai dua menit, keduanya sudah berada di depan bengkel. Izuna mendorong pintu kaca bengkel, membuat seseorang yang tengah memperbaiki motor menoleh.

Sosok dengan tato naga itu tersenyum ramah dan segera menyambutnya.

"Halo, ada yang bisa kubantu?"

"Motorku tiba-tiba mati." Ryu menunjuk motornya. "Bisakah tolong kau periksa?"

"Tentu. Kalian bisa duduk dulu selagi aku memeriksanya."

"Terimakasih."

Ryu mengangguk singkat dan segera duduk di kursi yang disediakan. Di sisi lain, Izuna langsung menghampiri sebuah motor di salah satu pokok bengel tepat setelah dia masuk. Izuna menatap motor di depannya dengan mata berbinar.

"CB250-T milik Takemichi, kan?" bisiknya pelan.

"Keren sekali!"

Ryu yang sejak tadi memperhatikan Izuna hanya tersenyum tipis sembari menggelengkan kepalanya. Dia jelas tahu Izuna sangat bersemangat melihat motor milik Takemichi.

Ryu lalu menatap Draken yang terlihat mengutak-atik motornya sementara Izuna asik berkeliling dan memperhatikan benda-benda di dalam sana. Tidak ada suara apapun selain dari Draken yang tengah memperbaiki motor sampai tiba-tiba pintu bengkel dibuka oleh seseorang.

"Draken-kun!"

Draken menoleh, begitu juga dengan Ryu dan juga Izuna. Mata merah Izuna berbinar melihat sosok di depannya.

Draken yang baru selesai memperbaikinya motor menghampiri sosok yang baru datang itu.

"Ada apa, Takemichi?"

Hanagaki Takemichi menatapnya ragu, sedikit melirik pada dua pelanggan di dalam bengkel. Draken yang paham lalu menghampiri Ryu.

"Tidak ada yang serius, hanya perlu sedikit perbaikan saja. Kau bisa mencoba menyalakan motormu sekarang."

Ryu mengangguk. Dia berjalan menuju motornya, memasukkan kunci dan mulai menyalakan motor itu. Ryu tersenyum saat motornya kembali menyala dengan baik.

"Terimakasih."

Ryu mengambil dompet miliknya, mengeluarkan uang dan memberikannya pada Draken. Draken mengucapkan terimakasih sembari tersenyum.

"Ayo pergi, Hikaru." Ucapnya. Dia tidak ingin orang curiga jika dia memanggilnya Izuna.

"Tunggu dulu!"

Izuna mengabaikan Ryu dan malah berjalan mendekati Takemichi. Mata merahnya menatap Takemichi lekat, yang membuat si Pahlawan Cengeng itu menjadi gugup.

"Kau  ... Takemichi?"

Takemichi sedikit bingung, namun dia tetap mengangguk. "Y-ya."

"Begitu." Izuna tersenyum lebar di balik masker hitamnya.

"Seperti yang ku dengar dari para berandalan. Kau terlihat luar biasa, Takemichi."

Takemichi mengerutkan keningnya semakin bingung sementara Draken sedikit waspada. Laki-laki itu bahkan sudah berdiri di samping Takemichi karena dia tahu situasi dunia berandalan sedang sedikit tidak baik.

Melihat sikap yang diambil Draken Izuna terkekeh pelan dan sedikit menjauh dari Takemichi.

"Mau kuberi sedikit nasihat, Takemichi?"

Izuna memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket sementara kerutan di dahi Takemichi semakin dalam.

"Tidak semua hal di dunia ini bisa kau selamatkan. Bahkan pahlawan di film pun terkadang gagal menyelamatkan satu orang."

Takemichi terkesiap sembari menatap Izuna yang mulai berjalan keluar bengkel. Izuna berhenti tepat di depan pintu, menoleh sekali lagi pada keduanya yang mematung.

"Pahlawan juga manusia, Hanagaki. Terkadang, ada beberapa hal yang tidak bisa kau pertahankan sekeras apapun kau memegangnya."

Izuna terkekeh pelan, lalu melambaikan tangannya pada Takemichi dan juga Draken saat dia berjalan keluar.

"Tapi aku tetap kagum padamu, Hero. Jika itu kau, sesuatu yang mustahil pasti bisa terjadi. Tapi tetap saja, semakin besar sesuatu yang kau inginkan, semakin besar juga harga yang harus dibayar."

Ryu menyalakan motornya setelah Izuna sudah naik. Keduanya segera pergi dari bengkel, meninggalkan Takemichi dan juga Draken yang terdiam di tempat.
.
.
.
Tbc...
6 Oktober 2024

Maaf pendek:)

Kurokawa Twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang