Ryu mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Di belakang, Izuna membonceng sembari membawa koper kecil. Keduanya berkendara selama setengah jam sampai akhirnya tiba di pusat penahanan.
Ryu memarkirkan motornya sementara Izuna menunggu tak jauh darinya sembari memakan dorayaki. Tudung hoodienya ia tarik agar menutupi wajahnya. Lebih baik berjaga-jaga karena siapa tahu ada kenalan ataupun musuh Izana di sekitarnya.
"Ayo."
Izuna menoleh untuk menatap Ryu yang ada di sampingnya, mengangguk sekali dan mulai berjalan masuk ke area penjara. Keduanya berhenti di depan seorang penjaga yang ada di depan pintu masuk.
"Ada yang bisa kubantu?"
"Kami ingin menemui seseorang." Izun menunjukkan koper di tangannya.
"Lebih tepatnya, membebaskan seseorang."
Penjaga itu mengangguk paham. Mereka dibawa masuk ke dalam, berjalan melewati lorong pendek sampai akhirnya berhenti di depan pintu berwarna cokelat.
"Kalian bisa berbicara dengan Pak Kepala jika ingin membebaskan seseorang."
Ryu mengangguk dan berterimakasih. Penjaga itu pergi dari sana, meninggalkan Ryu dan Izuna. Ryu mengetuk pintunya tiga kali, lalu membukanya saat seseorang menyuruh mereka masuk.
Izuna langsung duduk di kursi tanpa basa-basi lalu meletakkan koper di atas meja dan membukanya.
"Kami ingin membebaskan seseorang."
Izuna meletakkan kaki kanan di atas kaki kirinya, melipat kedua tangannya di dada. Dia bisa melihat mata polisi di depannya terbelalak.
"Siapa ini, Tuan?"
"Hanemiya, Hanemiya Kazutora."
Tak butuh waktu lama untuk pria di depannya mengangguk. "Saya akan memanggilnya."
Di salah satu sel tahanan...
"Hanemiya Kazutora, ikuti aku!"
Kazutora mengerutkan keningnya bingung saat penjaga memanggilnya. Sudah lama sejak ada yang mengunjunginya di penjara. Terakhir kali adalah Matsuno Chifuyu, laki-laki bersurai pirang undercut si wakil kapten divisi satu.
Kazutora melempar asal seorang laki-laki di cengkeramannya yang sudah babak belur. Dia mencuci tangannya yang kotor karena darah sebelum akhirnya mengikuti si penjaga. Kazutora hanya berjalan dalam diam sampai mereka tiba di ruang tunggu.
"Masuklah. Seseorang membebaskanmu."
Kazutora terbelalak, menatap tak percaya pada penjaga yang mengantarnya. "A-apa? Siapa?"
Penjaga itu tak menjawab. Kazutora menarik nafas pelan sebelum akhirnya masuk ke dalam.
Kazutora menatap dua orang di ruangan itu. Salah satunya tengah duduk di kursi, wajahnya ditutupi oleh hoodie. Sementara itu, laki-laki yang satu lagi berdiri tegak di belakangnya.
Kazutora mendekat perlahan, menatap mereka selama beberapa saat. "Siapa kalian?"
"Tidakkah kau ingin berterimakasih dulu karena sudah dibebaskan?" Sosok yang memakai hodie bertanya.
"Tentu saja aku berterimakasih. Tapi aku juga tahu jika mengeluarkanku dari sini butuh banyak uang. Aku yakin tidak ada orang yang dengan sukarela membebaskan seorang penjahat jika bukan karena mereka menginginkan sesuatu."
Sosok di depannya menahan tawanya. "Sepertinya kau paham sekali dengan hal-hal seperti itu kan, Kazutora?"
Tudung hoodie-nya di turunkan, memperlihatkan seorang laki-laki bersurai putih dengan sepasang mata berwarna merah. Kazutora mengerutkan keningnya. Sosok di depannya terlihat mirip dengan ciri-ciri seseorang yang Chifuyu ceritakan padanya, tapi dia tidak terlalu ingat.
"Namaku Kurokawa Izuna, pemimpin Tenjiku generasi dua," Izuna memperkenalkan diri, menatap Kazutora yang tengah memasang wajah terkejut.
"Ku-kurokawa?" Kazutora masih terkejut. Sosok itu memang mirip dengan seseorang yang pernah Chifuyu ceritakan padanya.
"Apa hubunganmu dengan Kurokawa Izana?"
"Kau tau kakakku?" Izuna mengangkat satu alisnya heran.
"Seorang teman selalu menceritakan padaku apa yang terjadi di dunia berandalan. Tunggu– kau bilang apa? Kakakmu?"
"Ya. Izana adalah kakakku, lebih tepatnya saudara kembarku."
Kazutora berusaha mencerna informasi mengejutkan yang baru saja dia dengar. Chifuyu tidak menceritakan hal ini padanya– atau mungkin di juga tidak tahu.
"Hah... Jadi, apa yang kau inginkan dariku?" tanya Kazutora.
"Kau tahu tentang apa yang terjadi di dunia berandalan saat ini?"
"Tentang Tiga Dewa itu?"
"Ya." Izuna melipat kedua tangannya di dada.
"Aku ingin kau bergabung dengan Tenjiku." Sambungnya sembari menyerahkan seragam Tenjiku pada Kazutora.
"Hah? Kenapa?" Kazutora mengerutkan keningnya heran, menatap seragam di depannya.
"Kau tau Hanagaki Takemichi, kan?"
Kazutora mengangguk. Di jelas ingat anak itu. Dia selalu berterimakasih dalam hati karena jika bukan karenanya, dia pasti sudah mati di tangan Mikey saat Halloween Berdarah dulu.
"Brahman dan Rokuhara Tandai berusaha merekrut dia, tapi Takemichi menolak. Dia bahkan mengucapkan dengan lantang jika dirinya akan melawan Kantou Manji yang dipimpin oleh Mikey."
Izuna menarik nafas pelan sebelum melanjutkan. "Singkatnya, aku ingin membantu Takemichi. Dia tidak akan bisa melawan Mikey sendirian."
"Aku mau saja membantu Takemichi karena aku memang berhutang padanya. Tapi, apa alasanmu membantunya?" tanya Kazutora bingung.
"Karena aku dan dia mempunyai tujuan yang sama."
"Apa?"
"Aku tidak bisa membiarkan Mikey menggila seperti itu. Bagaimanapun, dia saudaraku."
–✧–
"Kau tau apa yang akan terjadi kedepannya, kan?"
Izuna merapatkan hoodie-nya, mengangguk pelan mendengar pertanyaan wakilnya.
"Kau benar-benar ingin menyelamatkan dia?" tanya Ryu sembari menyalakan motornya.
"Kita sudah terlanjur masuk ke dunia ini, Ryu. Aku lebih suka ikut campur darimana menonton." Izuna menjawab acuh lalu naik ke atas motor.
Ryu menghela nafas pelan. "Oke, terserah padamu. Tapi kau harus ingat jika aku akan mengikutimu, Izuna. Kemanapun dan apapun yang kau lakukan."
"Hn, aku tahu. Sekarang, ayo kita cari yang satu lagi.." Izuna tersenyum lebar.
"Si Malaikat Maut, Hanma Shuji."
.
.
.
Tbc...
30 September 2024
![](https://img.wattpad.com/cover/370256149-288-k382997.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurokawa Twin's
Action|Kurokawa Twin's| »Twin Series #1: Kurokawa Izuna . . Hikaru, seorang penggemar manga Tokyo Revenger yang tiba-tiba masuk ke manga favoritnya itu dan menjadi seseorang yang tak pernah ada ataupun diceritakan. Dia menjadi saudara kembar dari sang p...