09.

39 17 17
                                    

Selamat membaca

(Mohon maaf sebelumnya, di chapter ini
Mengandung kata kata kasar).

***

Hari Senin adalah hari paling melelahkan bagi seorang Ayyara, harus bagun pagi karna piket, upacara, ditambah lagi dengan pelajaran matematika dan biologi. Perpaduan yang sempurna bukan?

Kini Ayyara telah selesai menyapu seluruh ruang kelasnya bersama Ilona.

"Hufh akhirnya selesai" ucap Ayyara yang kemudian mengembalikan sapu, diikuti oleh Ilona, setelah mengembalikan sapu, Ayyara dan Ilona pun berjalan kearah kantin.

"Ga usah ikut upacara yuk!" ajak Ilona.

"Hehh! jangan gitu lahh, tapi ayo aja" jawab Ayyara dengan wajah cengengesan.

"Aku juga males upacara, panas" sambungnya.

"Iya cape juga" keluh Ilona.

"Heh, kalian berdua ini, upacara itu wajib ya, harus upacara!" sentak Bu Ayu, yang entah sejak kapan berada di belakang kedua gadis itu.

Dengan sangat terkejut Ayyara dan Ilona membalikkan badan nya, "hehe engga kok buk, cuma becanda" jawab Ilona yang kemudian menundukkan pandangannya.

"Awas kalian berdua ya! kalo sampe ga upacara, ibuk hukum" ucapnya dan kemudian meninggalkan Ayyara dan Ilona.

"Buset, udah jelek, galak" ucap Ilona lirih, "heh, gaboleh gitu" sambung Ayyara, yang kemudian melanjutkan jalannya menuju kantin bersama Ilona.

Pagi hari ini kantin masih sangat sepi, hanya ada Ayyara Ilona dan Bu kantin.

"Bu, bakso dua!" pinta Ilona dengan sedikit berteriak.

"Siap non, ditunggu" jawab Bu Kantin.

Hari ini Dita tidak berangkat ke sekolah dikarenakan ada acara keluarga,   sedangkan nindi tidak berangkat karena sakit.

"Nanti sehabis pulang sekolah kita jenguk Nindi yuk?" Ajak Ilona,
"Kalo besok aja gimana?" usul Ayyara, "okelah" jawab Ilona.

Sembari menunggu pesanan baksonya datang, Ayyara dan Ilona pun menonton film "Marsha and the bear" terlihat seperti anak kecil, tapi itulah yang selalu mereka lalukan dikala gabut, dan walaupun sudah ditonton beribu-ribu kali pun, tidak terasa membosankan.

Ditengah serunya menonton, tiba tiba ada seorang remaja seumuran nya, yang berjalan kearah Ayyara dan Ilona.

"Siapa dia, siswa baru ?" tanya Ilona sedikit berbisik, "ga tau, belom pernah liat juga di sebelum sebelumnya" sahut Ayyara.

Remaja itupun menghampiri Ayyara, "kamu yang namanya Ayyara ya?" tanyanya.

"Iya kenapa?" tanya Ayyara dengan raut wajah heran, "kenapa dia bisa tau namaku? padahal aku belom pernah ketemu dia sebelumnya" batin Ayyara.

"Oiya, kenalin aku Tika pacarnya Aksa" ucap nya sembari mengulurkan tangannya.

Deg!!

"Loh pacar Aksa kan lo Ra?" sahut Ilona dengan raut wajah kaget.

Ayyara hanya terdiam mengamati gadis itu, karena uluran tangannya tidak dibalas, gadis itu lalu berkacak pinggang.

"Aku minta kamu jauhin Aksa sekarang!" Titahnya. "Dih siapa Lo? jawab Ayyara sembari tersenyum sinis.

"Awas aja ya Lo!" Bentak Tika yang kemudian melangkah pergi, "Heh tunggu!" ucap Ilona.

Tika pun menghentikan langkahnya, dan melirik ke arah Ilona, "Kok Aksa mau sama cewe item, gendut, dekil kaya lo?" tanya Ilona keheranan.

"Anjing lo ya!" umpat Tika.

"Udah merasa cantikk Lo?" bentak Tika yang kemudian melangkah ke arah Ilona.

"Gw emang cantik ya!" sahut Ilona.

"lo tu harusnya ngaca!" teriak Tika yang kemudian menarik kerah baju Ilona.

"Ga usah tarik tarik Anjing" umpat Ilona.

Suasana menjadi tegang kini Ilona pun sudah tersulut emosi, "Na udah Na" Ayyara menarik mundur Ilona hingga beberapa langkah.

"Hehh jangan ribut ribut" tegur Bu kantin.

"Dasar anak kurang didikan orang tua" ejek Tika.

"Anjing, Lo tau apa tentang hidup gw, bangsat!" umpat Ilona yang kemudian mendorong tubuh Tika hingga tersungkur.

Tiba tiba bel sekolah berbunyi, menandakan upacara akan segera dimulai.

Tika pun dengan cepat berdiri dan membersihkan bajunya yang sedikit kotor kemudian melirik tajam ke arah Ilona.

"Apa?" Teriak Ilona, "udah Na sabar" ucap Ayyara yang kemudian mengusap punggung Ilona.

"Dasar anak kurang didikan, kasian banget ya idup Lo, pasti lo kurang kasih sayang dari orang tua lo ya?" ucap Tika lagi.

Plakkk

Satu tamparan mendarat sempurna dipipi Tika, "Anjing!" umpat nya.
Tika pun melayangkan tamparan ke wajah Ilona, namun tangannya dicekal oleh Ayyara, dengan cepat Tika menarik tangan nya.

Tika melirik tajam ke arah Ilona "urusan kita belum selesai!" ucapnya dan kemudian melangkah pergi.

Ilona membuang nafas kasar, "Pulang yuk" ajak nya, mood nya hari ini sangat berantakan, karena apa yang diucapkan Tika memanglah sebuah kebenaran, tapi anak mana sih yang mau berada diposisi nya?

Selama ini orang tua Ilona selalu sibuk bekerja, bahkan dari kecil Ilona diasuh oleh baby sitter, bahkan untuk perkumpul dengan kedua orangtuanya pun sangatlah jarang.

"Kita makan dulu abis itu pulang, okeii?" usul Ayyara, yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Ilona.

"Tapi nanti aku pulang nya ke rumahmu ya?  kalo aku pulang ke rumahku udah pasti nanti kena omel" pinta Ayyara lagi.

"Oke, aman" jawab Ilona dengan senyum masamnya, Ayyara tau pasti pikiran Ilona saat ini sangat lah kacau.

"Sabar ya Na, aku tau kamu anak kuat!" ucap Ayyara sembari mengelus punggung tangan Ilona.

"Makasih ya Ra" Ilona tersenyum penuh arti.

...

Dengan dingin nya angin malam, Ayyara duduk merenung dibalkon kamarnya, entah apa yang gadis itu pikirkan.

Rintikan hujan yang mulai turun, membuyarkan lamunan gadis itu, ia kemudian melangkah ke arah kasur, dan merebahkan tubuhnya kemudian ia menatap langit langit kamarnya.

Ayyara pun memejamkan matanya, dan kemudian membuka matanya kembali, Ayyara mengusap kasar wajahnya.

"Aghh sialan!" Umpat nya.


***
Kira kira Ayyara mikirin apa yaa?
Gimana kelanjutannya? tunggu Chapter selanjutnya..
babai guys, lupyuu💗👋

to be continued..

#VoteDanKomen
#TandaiTypo

AYYARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang