09: Aku dan Lukaku

3 1 0
                                    

Zahrat Muazha, Maysa merindukan sosoknya, kelembutan yang dia wariskan pada putranya, Hadwan. Sayang Maysa tak pernah bertatap langsung dengannya. Dibuat kagum hanya dengan mendengar cerita dari anaknya. Apa kerinduan ini sebenarnya bukan tertuju pada Zahrat? Tapi pada seorang yang senang menceritakan sosoknya?

Maysa mendekap erat cincin yang berada dalam rengkuh genggamnya. Membayangkan siapa yang memberikan cincin itu. Tersenyum tiap kali mengingatnya. Mengingat senyumnya. Mengingat apa yang dia ucapkan waktu itu. Hadwan berkata padanya, “May, baru ini yang bisa aku berikan. Cincin ibuku. Tak mahal tapi sungguh berarti bagiku. Bukan tanpa maksud aku memberikan cincin ini, aku ingin hal berharga diwarisi orang yang berharga, dalam hidupku, kau-lah orangnya, perempuan yang aku cintai setelah ibuku. Nay, tolong jaga cincin ini. Suatu hari nanti aku akan menukar cincin ini dengan cincin pernikahan kita.”

Pandangan Maysa menerawang jauh, menebak, kapankah hari itu tiba. Tidak! Sabar Maysa menanti Hadwan dengan penantian paling setia, penantian Zulaikha.

Maysa merapal doa, Semoga penantiannya berakhir dengan kesudahan yang baik. Tak apa harus menanti berpuluh tahun lamanya asal Maysa bisa bersama dengannya. Perahu cinta mereka berlabuh sampai ke dermaga pernikahan.

Hanya mengenang Hadwan yang bisa Maysa lakukan. Maysa meraih ponselnya menggulir kembali bekas percakapan mereka. Beberapa larut dalam buaian rindu, pesan chat masuk dari seorang kawan yang juga mengambil bagian dari masa lalu Maysa- Dokter Austin, Maysa dengar terakhir kali laki-laki itu mengabdi di Las Vegas.

Untaian kalimat terurai dengan diakhiri derai airmata. Perih. Hatinya terlalu lembut untuk menerima gertakan takdir yang menentang kebersamaannya dengan Hadwan. Luluh lantah hidup Maysa. Pesan chat itu bertulis:

Bagaimana kabarmu, May? Kemarin sore aku membuat janji dengan Hadwan, aku pikir, aku juga akan bertemu denganmu saat itu. Ternyata, Hadwan membawa gadis lain. Hadwan bilang dia adalah saudarinya, Nayshila. Tapi aku rasa dia berbohong. Bagaimana pendapatmu? Semoga dugaanku salah, ya, May!

Maysa berusaha meyakini hatinya, meneguhkan kepercayaannya pada Hadwan. Namun sulit, ditampar sudah ia dengan kenyataan pahit.

Hadwan putra angkat Zahrat Muazha. Seingat Maysa, wanita itu tak bersuami sampai akhir hayatnya. Nayshila jelas bukan saudarinya, ia meraba silsilah keluarga Hadwan, hanya dapat menemukan nama Afdhal Atharic. Hadwan sudah berbohong. Tidak ada pilihan lain. Maysa bukan gadis yang bodoh, Maysa bermartabat, tidak ingin dibohongi bahkan dengan orang terkasihnya sekalipun. Maysa berniat, bukan, bertekad mengganti penantiannya.

Tidak lagi menanti Hadwan dengan penantian Zulaikha. Maysa harus berperan sebagai Hawa dalam penantiannya. Tidak diam berpisah dengan pasrah, menunggu Adam menemukannya. Ia harus ikut mencari, saling menopang harap atas pertemuan yang lama mereka dambakan.

Secepatnya Maysa harus terbang ke Belanda. Mungkin dia yang harus mengakhiri penantian ini. Jangan menunggu ditemui Hadwan, Maysa yang akan datang menemui Hadwan. Dia juga butuh penjelasan. Perempuan Mesir itu belum sepenuhnya kecewa masih berani ia berharap semoga keraguannya hanyalah prasangka. Nanti sejahat apapun alasan Hadwan, Maysa akan maafkan. Lapang hatinya menerima Hadwan kembali. Bukankah tidak ada kebencian di hati orang yang mencintai dengan tulus?

“Hawa-mu ini akan segera menemuimu, Hadwan!” ucapnya lembut, namun yakin.

****

Nayshila menatap layar ponselnya, ragu-ragu menekan tombol panggil pada dua belas digit angka yang tertera sebagai nomor Datuk Maringgi. Diperkirakan jam berdentang tengah malam, selisih lima jam. Apa Datuk Maringgi masih terbangun?

Nayshila mencoba, panggilan terhubung beberapa waktu menggantung. Kemudian terangkat. Suara yang sosoknya amat ingin ia pekuk- melepas tuntas kerinduannya. Suara Datuk Maringgi terdengar dari seberang sana. Masih sama hangatnya saat memanggilnya, “Nayshila.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

17 RokaatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang